Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 07
Setelah dua hari berada di rumah utama dan mendapat support dari semua keluarganya Diki pun memulai penyelidikannya meski Dika sudah lebih dulu meminta Tomi dan Rey menyelidiki tentang Clarisa, dan pagi ini Diki kembali lagi ke kantor yang ia pimpin karna banyak berkas harus ia tanda tangani dan juga periksa.
"Sayang, yakin mau ke kantor hari ini?" tanya mama Nadin saat melihat Diki bergabung di meja makan dengan pakaian sudah rapi dan wangi seperti dulu meski wajahnya sedikit berubah karna tak ada senyum di wajah tampannya.
"Iya mah, Diki harus segera kekantor, banyak kerjaan yang sudah menumpuk di kantor." jawab Diki datar dan jawaban itu bukanlah jawaban seperti dulu.
"Ya udah, kamu sarapan dulu, habis itu langsung berangkat." ucap mama Nadin menyodorkan nasi goreng yang di masak Kiara.
"Om, boleh Lina ikut om berangkat sekolah?" tanya princess keluarga Wijaya itu.
"Boleh sayang, kan sekolah kalian lewatin kantor om." ucap Diki lembut pada ponakan perempuan satu satunya itu.
"Yeeyy... Makasih om..." ucap Lina senang, dan di balas senyum manis oleh Diki.
Setelah sarapan Diki pun mengantar ketiga ponakannya itu sekolah yang memang satu jalur menuju kantornya, dan tak lupa Diki pun memberikan uang jajan karna sudah sangat lama Diki tidak memberikan uang jajan pada ketiga ponakannya itu.
Setelah itu Diki pun langsung menuju kantornya karna waktu sudah menunjukan pukul setengah delapan.
Tepat di lampu stopan di dekat kantornya Diki melihat Clarisa turun dari mobil merah yang ia belikan dulu menuju salah satu restoran, tapi yang bikin Diki mengetatkan rahangnya adalah dia melihat Clarisa cipika cipiki mesra di depan restoran itu dan masuk dengan tangan laki laki itu memeluk pinggang Clarisa mesra.
Tanpa pikir panjang Diki pun langsung menuju restoran tersebut saat lampu stopan sudah berganti hijau.
Diki masuk ke dalam restoran tersebut dengan menahan amarah karena begitu kesal saat melihat Clarisa bermesraan di depan matanya, pantas saja ia tak ada menghubungi Diki dari sejak Diki memergokinya di hotel tiga hari yang lalu, bahkan hanya sekedar pesan minta maaf pun atau sekedar menanyakan ke beradaan Diki pun juga tidak.
Diki sengaja duduk di belakang tempat Clarisa duduk dengan laki laki itu, dan tanpa rasa malu Clarisa bermesraan di tempat umum padahal statusnya saat ini masih menjadi istrinya di mata hukum dan negara.
Dan Diki pun memesan minum agar tidak membuat curiga saat dia ingin mendengar apa saja yang di lakukan Clarisa di belakangnya selama ini.
"Sayang, kapan kamu akan pisah dari suami kamu, aku sudah tak sabar menikahi mu apa lagi ada anak kita di rahim kamu." ucap laki laki itu.
Diki mengepalkan tangannya di bawah meja menahan amarah saat fakta baru baru saja ia ketahui.
"Gak tau lah sayang, tapi secepatnya aku akan mengurus perceraian ku dengan nya, sudah bosan banget aku hidup sama laki laki yang tidak pernah ada waktu buat aku, bahkan untuk antar shoping saja tidak pernah ada waktu, dia hanya memberikan kartu saja untuk memuaskan keinginan aku, padahal kan aku kan pingin juga dianterin belanja, tapi untung ada kamu yang selalu ada waktu buat aku saat aku butuh teman termasuk saat aku butuh kehangatan karna dia selalu sibuk." jawab Clarisa santai dan bergelayut manja di bahu laki laki itu.
.
.
Bersambung....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..