Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan setelah berpisah dari orang yang dicintainya. Namun, takdir berkata lain karena ada kisah lain yang muncul setelah mereka berpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 20
Senja masih terdiam di kamarnya. Pikirannya masih belum stabil. Dia masih tidak percaya dengan kejadian yang baru saja berlalu. Beberapa kali dia mencubit tangannya sendiri untuk memastikan bahwa yang baru saja terjadi adalah sebuah kenyataan.
"Ternyata ini bukan mimpi." Dia memastikan.
"Ini adalah ciuman pertamaku. " Ucapnya sambil memegang bibirnya.
Di tempat yang berbeda, Hazel juga terlihat gelisah. Pikirannya ke mana-mana. Kini dia menjadi overthinking.
"Apa yang baru saja gue lakuin? Senja pasti marah banget sama gue. Begooo. Kenapa jadi kayak gini sih?" Hazel kesal pada diri sendiri.
"Tapi ini di luar akal sehatku. Melihat wajahnya, aku benar-benar sangat ingin menciumnya. Aaarrrgh." Lagi-lagi Hazel mengumpat dan menutup wajahnya dengan bantal.
.
.
Keesokan paginya di sekolah, Senja tiba-tiba ditemui oleh Cindy, Ryan dan Octa.
"Eh. Tugasnya udah lo kerjain kan?" Tanya Ryan.
"Nama kita udah lo catet kan?" Sambung Octa.
"Mana tugasnya? Sini, biar gue aja yang kasi ke Pak Bowo." Cindy menimpali sembari menyodorkan tangan.
Senja diam.
"Tugasnya ada di gue." Hazel tiba-tiba muncul di antara mereka.
"Ha.. Hazel? Kok bisa tugasnya ada di lo?" Cindy heran.
"Ya karena gue juga kerjain tugasnya." Jelas Hazel.
"Whaaat? " Ryan terkejut.
"Bukannya kemarin udah gue bilang kalo Senja udah kerjain tugas kita, jadi lo ngga usah khawatir? " Lanjutnya.
"Tapi ini kan tugas kelompok yang ada gue di dalam kelompok. Harus gue kerjain lah."
Ketiganya terdiam.
"Karena tugas ini cuma gue sama Senja yang kerjain, jadi gue cuma cantumin nama gue sama nama Senja aja."
"Taa... Tapi.. " Octa panik.
"Atau kalian mau bilang kalau Senja sukarela? Cihhh." Hazel mengolok.
"Nih Senja. Tolong serahin deh tugas kelompok kita." Hazel menyerahkan tugas pada Senja.
Ryan, Octa dan Cindy merasa sangat kesal. Mereka harus kekurangan nilai karena tidak tercantum dalam nama yang mengerjakan tugas.
"Awasss lo ya Senja." Ungkap Cindy kesal sambil mengepalkan tangan. Dia terlihat merencanakan sesuatu.
Mau tidak mau, Senja akhirnya menyerahkan tugas tersebut pada Pak Guru.
.
.
Sepanjang pelajaran di sekolah berlangsung, Hazel dan Senja terkadang diam-diam saling curi pandang. Keduanya masih sama-sama canggung. Hazel berusaha untuk mendekati Senja dan berbicara. Namun, Senja memilih untuk menghindar.
.
.
"Teman-teman, sebelum pulang, gue punya pemberitahuan dari Pak Bowo nih. Untuk nama-nama yang gue sebutin, harap membuat makalah sebanyak 100 halaman untuk melengkapi nilai karena ngga terlibat dalam kerja kelompok. Makalahnya dikumpulin minggu depan saat mata pelajaran Pak Bowo." Ketua Kelas memberi penyampaian. Nama Cindy, Octa dan Ryan disebut. Mereka bertiga terlihat sangat malu.
Namun, tanpa merasa bersalah, mereka kembali menyalahkan Senja.
.
Siang ini Senja keluar sekolah terlebih dulu. Dengan dalih ingin menghindari Hazel. Dia masih ingin mampir ke toko buku untuk membeli sebuah buku. Saat hendak pulang ke rumah, langit sudah mulai gelap. Dia melangkah perlahan. Namun, tanpa dia sadari, sedari tadi sebuah mobil sedang mengikutinya dari arah belakang. Tiba di suatu jalan yang sepi, mobil tersebut mendekatinya dan berhenti tepat di sampingnya. Beberapa orang dengan topeng keluar dari mobil itu dan membekap mulut Senja. Senja berusaha kabur namun sia-sia. Dia dibius dan pingsan. Kemudian dia dibawa masuk ke dalam mobil dan mereka pergi entah ke mana.
.
.
Ketika tersadar, Senja sudah berada di sebuah kamar gelap. Tangannya terikat dan mulutnya dibekap.
Kejadian tersebut membuatnya trauma akan kejadian saat dia berada di tempat kegiatan.
"Aku di mana sekarang?" Tanya Senja dalam hati.
Klikk...
Lampu dinyalakan.
"Udah sadar lo Tuan Puteri?" Tanya Cindy.
Senja tersentak. Ternyata bukan hanya Cindy. Tetapi di sana juga ada Ryan , Virgin dan Boby.
Boby mendekat dan melepas bembekap di mulut Senja.
"Kalian? Kenapa kalian melakukan ini padaku?" Tanya Senja histeris.
"Lo nanya apa yang udah lo lakuin? Ngga sadar diri lo ya? Apa kejadian kemarin masih kurang? Pecicilan banget jadi cewek ya." Virgin mengumpat.
"Gara-gara lo, gue musti kerjain makalah ngga jelas itu." Sambung Ryan.
"Gue pengen tau deh, apa yang udah lo lakuin ke Hazel. Seorang Tuan Muda Galasky. Kenapa dia bisa sampe segitunya memperhatikan lo? Lo tau ngga? Hazel itu milik gue sejak lahir. Jangan mimpi lo ya buat dapetin Hazel. Dasar cewek gatal." Virgin menimpali.
"Pasti lo kan yang kemarin ngadu ke Hazel soal tugas. Udah berasa penting ya? Sadar wehh. Lo itu cuma anak miskin yang bisa masuk ke sekolah ini karena biaya dari duit kita semua yang ada di sini." Cindy mencela Senja.
Senja menangis tersedu-sedu.
"Tolong. Lepasin aku. Aku mau pulang. " Senja memohon.
"Ngga semudah itu ya . Sebelum lo semakin ngelunjak dan ngga tahu diri, lo harus dikasi pelajaran biar lo bisa sadar." Bobby tersenyum menghina.
"Pegang dia." Perintah Cindy.
Boby dan Ryan memegangi Senja. Virgin mendekat dan meremas mulut Senja kemudian memberinya minuman alkohol. Mereka tertawa senang.
Cindy bahkan dengan tega merobek seragam Senja sampai dalamannya terlihat.
"Chiill girl" Boby tersenyum.
"Uuuuuu.... Kalo diliat-liat, lo sexy juga. " Ryan memperhatikan tubuh Senja yang sudah terbuka sebagian.
Senja benar-benar sudah tidak berdaya. Dia terus decekoki minuman keras oleh Virgin.
Cindy mengambil ponselnya kemudian merekam Senja yang sudah terlihat sangat berantakan. Mereka benar-benar menikmati menyiksa Senja seperti itu. Sedangkan Senja benar-benar sudah pasrah. Dia menangis sesegukan.
.
.
Di lain tempat, Octa baru saja tiba di rumah Hazel dengan panik.
"Octa. Ngapain lo ke sini?" Tanya Hazel.
"Zel. Sorry gue ganggu lo malam-malam gini. Tapi lo harus tau ini. Ini soal Senja." Octa serius.
"Senja? Senja kenapa?" Hazel penasaran.
"Lo harus tolongin dia Zel. Jadi gini, karena kesal soal tugas kelompok tadi, Ryan dan Cindy ngajak gue buat kasi pelajaran ke Senja. Tapi gue ngga mau. Mereka bedua akhirnya ngajak Boby sama Virgin. Tapi gue ngga tau mereka bakalan ngapain." Octa menjelaskan.
"Apa? Lo serius?"
"Iya gue serius. Gue sebenarnya ngga mau ikut campur, gue kesel juga, tapi gue ngga mungkin sejahat itu sih. Makanya gue ke sini kasitau lo. Karena gue tau, lo pasti bisa bantuin dia."
"Oke. Oke. Gue minta orang-orang gue buat caritahu dulu." Hazel berusaha tenang.
"Oke Zel. Tapi gue ngga bisa bantu lo ya sekarang. Gue lagi buru-buru ke acara launching bokap gue." Octa pamit.
"Ngga apa-apa . Lo pergi aja. Biar gue yang urus ini." Hazel mengiyakan.
Hazel segera bergerak memerintah pengawalnya. Dan tidak memerlukan waktu lama, mereka berhasil melacak keberadaan Senja. Mereka memeriksa CCTV di sekitar sekolah Senja dan mengikuti pergerakannya melalui CCTV yang ada di tempat sekitar dan berhasil menemukan CCTV yang merekam kejadian saat Senja dibawa oleh sebuah mobil.
Hazel menunggu dengan gelisah. Dia takut sesuatu terjadi pada Senja. Dia tahu benar watak Virgin dan Boby yang terbilang nekat.
"Tuan Muda. Lapor." Ucap Arjun, Kepala Pengawal Hazel.
"Ya?"
"Target sudah ditemukan. Apa kita bergerak sekarang?" Tanya Arjun.
"Ya. Sekarang."
Tanpa menunggu lama, mereka segera menuju ke tempat Senja disekap.
.
.
BERSAMBUNG...
Semangat berkarya yaa... 💕
dikasih space kak