Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Apa Aku Tidak Pantas?
Casey pergi bersama ketiga temannya ke sebuah pusat perbelanjaan setelah Leandra, Megan dan Pamela pulang bekerja.
"Sepertinya kita harus membeli baju pantai yang sama," ucap Pamela. Mereka berempat berencana untuk pergi ke pantai besok siang.
"Dan tentunya yang ada diskonnya," timpal Leandra. Keempatnya lalu tertawa bersama.
"Guys... aku ke toilet sebentar ya. Kalian pilih saja dulu pakaiannya," ucap Casey lalu pergi ke toilet.
"Astaga.. kenapa mereka ada di sini," batin Casey saat melihat Matilda dan Adeline berjalan ke arahnya, Casey memutar balik karena ingin menghindar.
"Casey...." panggil Adeline spontan membuatnya berhenti. Casey menghela nafasnya dan berbalik kembali.
"Adeline, hati-hati sayang. Kamu sedang mengandung," ucap Matilda membuat Casey terkejut.
"Casey... kenapa kamu tidak bisa dihubungi? apa kamu tidak ingin bicara lagi dengan kakak?kakak sudah memaafkan mu," ucap Adeline memeluk Casey. Namun Casey hanya diam tidak membalas pelukan kakaknya.
"Aku sudah mengganti nomor ponsel ku," balas Casey datar tidak ingin menatap Matilda.
Adeline melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu Casey.
"Casey bagaimana bisa kamu menikah dengan Dariel? kakak baru mengetahuinya dari Malvin," tanya Adeline.
"Apa lagi kalau bukan karena dia menjebak Dariel," ucap Matilda. Casey mengepalkan kedua tangganya.
"Memangnya kenapa kalau aku menikah dengan Dariel kak? apa aku tidak pantas menikah dengannya?" tanya Casey menatap Matilda seolah pertanyaan itu ia tujukan padanya.
"Casey... bukan begitu. Hanya saja ini tiba-tiba dan kakak takut Dariel__"
"Sudah lah kak, aku masih banyak urusan. Aku harus pergi," ucap Casey memotong pembicaraan Adeline lalu pergi dan mengabaikan Adeline yang memanggilnya.
Di dalam taxi, pikiran Casey dipenuhi dengan pertemuannya dengan kakak dan ibunya. Casey sedih karena ibunya tidak membuka kado yang diberikannya, buktinya Adeline tau pernikahannya dari Malvin. Dan satu lagi, ia sempat mendengar Matilda mengatakan kandungan Adeline. Apa mungkin Adeline mengakhiri hubungannya dengan Dariel karena ia mengandung anak Malvin. Dan Kakaknya menyembunyikanya dari Dariel. Karena Casey tau jika kakaknya sangat mencintai Dariel dan setelah kejadian itu hubungan mereka masih berlanjut.
"Nona, kita sudah sampai," ucap supir taxi menyadarkan Casey dari lamunannya.
"Ah iya Pak, terimakasih," balas Casey turun dari mobil.
Casey berjalan memasuki halaman rumah Dariel yang luas. Jarak dari gerbang utama hingga ke depan rumah Dariel cukup jauh.
"Sepertinya aku harus mengatakannya pada Dariel, dengan begitu kami bisa berpisah," gumam Casey senang membuka pintu rumah. Dariel memaksanya menikah karena ingin membalas dendam padanya karena sudah menghancurkan hubungannya dengan Adeline. Dan disini Adeline juga berperan dalam berakhirnya hubungan kakaknya itu dengan Dariel.
"Aku tidak peduli tentang mereka lagi, yang penting aku bebas dari mereka semua," batin Casey.
"Nyonya.. anda sudah makan malam?" tanya Carla.
"Sudah Carla, saya ke kamar dulu," jawab Casey. Carla kemudian mengangguk.
Setibanya di kamar, Casey merebahkan dirinya di atas ranjangnya dengan wajah berseri. Casey mengambil ponselnya dari dalam tasnya, mencari kontak Dariel dan menghubungi pria itu.
"Kemana perginya pria dingin ini," gumam Casey saat Dariel tidak mengangkat panggilannya. Casey menghubunginya hingga beberapa kali namun Dariel tidak mengangkatnya.
"Apa di memang sengaja tidak ingin mengangkatnya," ucap Casey kesal mematikan ponselnya.
Casey lalu mengiriminya pesan dan sama saja, tidak ada balasan.
"Apa mungkin dia sedang sibuk.." batin Casey menaruh ponselnya di atas perutnya.