NovelToon NovelToon
LOVE ISN'T LIKE A JOKE

LOVE ISN'T LIKE A JOKE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Office Romance / Slice of Life
Popularitas:840
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Ayuni dan kedua temannya berhasil masuk ke sebuah perusahaan majalah besar dan bekerja di sana. Di perusahaan itu Ayuni bertemu dengan pria bernama Juna yang merupakan Manager di sana. Sayangnya atasannya tersebut begitu dingin dan tak ada belas kasihan kepada Ayuni sejak pertama kali gadis itu bekerja.

Namun siapa sangka Juna tiba-tiba berubah menjadi perhatian kepada Ayuni. Dan sejak perubahan itu juga Ayuni mulai mendapatkan teror yang makin hari makin parah.

Sampai ketika Ayuni jatuh hati pada Juna karena sikap baiknya, sebuah kebenaran akan sikap Juna dan juga teror tersebut akhirnya membawa Ayuni dalam masalah yang tak pernah ia sangka.

Kisah drama mengenai cinta, keluarga, teman, dan cara mengikhlaskan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9. TIDAK SEPERTI BIASANYA

...“Angin yang berhembus mungkin ...

...tidak akan pernah kembali ke tempat ia berasal....

...Namun, bukan berarti tidak ada jejak yang ditinggalkan....

...Layaknya sebuah kenangan,...

...selalu ada luka yang digores waktu.”...

Aku tidak tahu kalau peristiwa dua hari lalu sanggup membuatku menjadi pusat perhatian di tempat kerja. Rumor mengenai diriku yang nyaris diculik tersebar sudah, entah dari mana kabar itu berasal. Sejak itu banyak pasang mata yang menatapku kasihan, khawatir, bahkan yang sekedar ingin tahu kejadian lengkapnya.

Berkat kejadian itu pula, dua teman baikku telah menceramahiku selama dua hari. Mereka kesal karena tidak diberitahu ternyata ada yang mengikutiku selama ini, lebih marah lagi saat aku tidak memberitahu mengenai rencanaku ke kantor polisi malam itu.

"Kebiasaan ya kalau ada apa-apa itu nggak pernah mau kasih tahu! Apa susahnya sih tinggal cerita aja? Lo sangka hal kayak gitu hal sepele, hah?!" murka Rini kala itu ketika Bos Juna memberitahu apa yang terjadi padaku dan penguntit itu.

Bahkan Bos Juna yang masih ada di sana hanya diam dan membiarkanku di marahi oleh kedua temanku itu. Seakan ia ingin aku merasakan langsung akibat dari keteledoranku yang membiarkan hal seberbahaya itu terus disembunyikan.

"Cobalah, Yun. Hilangin kebiasaan lo yang apa-apa itu diem aja. Kita ini bukan orang asing lagi, bukan orang yang baru dikenal sehari dua hari. Kalau sesuatu terjadi sama lo malam ini, kayak mana. Menurut lo apa yang bakal terjadi sama Kak indra kalau tahu adik kesayangannya dalam bahaya kayak gini," ucap Dini dengan nada tegas tapi lembut.

"Maaf." Hanya itu kata yang keluar dari mulutku. Seakan memang tidak ada cara untuk membela diri setelah hal yang terjadi atas kebodohanku. Berpikir kalau aku bisa menuntaskan semuanya sendiri.

Kali ini Bos Juna buka suara. Ia sudah cukup banyak mendengar semua ceramah dan amukan dari dua temanku ini yang terus di arahkan kepadaku.

"Dengerin apa kata teman-teman kamu, Ayuni. Kalau ada apa-apa kasih tahu orang lain. Nggak akan ada yang nuduh kamu sinting atau apapun itu seperti yang kamu khawatirkan hanya karena kamu kasih tahu ada penguntit yang ngikutin kamu. Beruntung malam ini ada Andre dan saya, kalau nggak, bukankah bisa fatal. Entah apa yang akan terjadi sama kamu kalau terlambat dikit aja," kata Bos Juna panjang lebar dengan nada yang tegas.

"Saya minta maaf, saya yang salah kali ini," ucapku lagi, tak berani menatap mereka semua.

Untung amarah mereka tidak lebih besar dari sikap khawatirnya, sebentar saja mereka sudah menunjukan sikap cemas. Ceramah panjang lebar itu hanya berlangsung sebentar, dan mereka menyuruhku untuk istirahat setelah Bos Juna memutuskan untuk pulang ketika dirasanya telah aman.

Seperti yang diperintahkan oleh Bos Juna pula pada Dini dan Rini, mereka berdua tidak boleh membiarkanku pergi kemana pun seorang diri. Bos Juna bilang kalau penjahat itu bisa saja kembali, terutama saat wajahnya sudah dilihat walau samar saat itu. Tidak ada penjahat yang ingin identitasnya diketahui, begitulah yang dikatakan oleh Bos Juna.

“Ayuni?”

Kudongakan kepalaku ketika namaku dipanggil dan menoleh ke sumber suara. Bisa kulihat Andre sudah mendorong kursi berodanya ke sampingku.

Ia menaruh susu kotak, dan memakaikan plester pada luka di lenganku yang kudapatkan dari perlakuan penguntit kemarin saat berusaha melarikan diri. Andre tidak pernah melepaskan pengawasanya dariku sejak dua hari lalu. Ia bahkan rela pulang malam demi memastikanku pulang dengan aman. Aku tidak tahu ada apa dengan perubahan sikapnya itu. Ia hanya mengatakan kalau ia tidak ingin melihat rekan kerjanya sampai menjadi target kejahatan lagi.

“Habisin, kalau kurang bilang aja. Sampai nggak diminum, traktir gue selama sebulan,” ancamnya yang tidak menakutkan sama sekali.

“Ancaman macam apa itu? Apa nggak ada yang lain selain ‘traktir’? Yang lebih buat takut gitu,” protesku karena wajah seriusnya benar-benar tidak cocok dengan kepribadian yang biasanya terlihat.

“Kalau gitu kayak mana dengan ngurung lo di rumah dan ngelarang lo pergi kemana pun? Ngebayangin kayak mana penjahat itu memperlakukan lo selalu buat gue marah. Gue rasa dengan ngurung lo akan buat gue berhenti merasa khawatir,” katanya tak terdua.

“Ap-apa yang-” Aku tidak bisa melanjutkan ucapanku. Matanya yang serius dan juga air mukanya yang seakan mengatakan kalau itu kebenaran, membuatku bungkam.

“Ppfftt!”

Sebelah alisku terangkat ketika melihat Andre tiba-tiba tertawa.

“Oh, liat. Ternyata lo ini cewek juga ya, ngedenger cowok bilang gitu udah bisa buat lo salah tingkah,” ujarnya dalam sela-sela tawa.

“Jadi yang tadi itu main-main?! Jangan bercanda!” seruku seperti biasa jika sudah berhadapan dengan teman satu timku ini.

“Sorry, sorry, sorry,” katanya yang tidak terlihat menyesal sama sekali, justru tersenyum dengan lebar sebagai tanda ia menang lagi telah mengerjaiku.

Aku mendelik padanya, kesal karena aku lagi-lagi tertipu dengan mudah akan keusilannya. Seharusnya aku tahu siapa yang kuhadapi ini. Orang sepertinya benar-benar ambigu jika sudah bersikap serius, pasti berujung candaan tidak jelas.

Andre merangkul pundakku, membisikan ucapan yang semakin membuat emosiku meningkat. “Gue sarankan untuk nggak minum susu itu.”

“Kenapa?” tanyaku bingung.

“Lo tahu makanan di cafe ujung sana enak loh.”

“Hah! Bilang aja kalau minta traktir,” kataku kesal saat tahu maksud ucapan Andre.

“Lo memang yang terbaik, cuma lo yang bisa ngerti,” pujinya yang jelas sekali tidak tulus—karena ada maunya. Lihatlah sikap dramatis menggelikannya saat ini.

“Kerja sana, gue bakal habisin susunya sampe kertasnya sekalian. Makasih,” tukasku yang mendorong kursi Andre hingga ia kembali ke meja kerjanya yang berada di belakangku.

Tidak banyak pekerjaan hari ini, anggota timku berbaik hati mengambil setengah pekerjaanku. Menurut mereka aku harus menenangkan diri setelah kejadian yang tidak menyenangkan, dan bekerja terlalu keras adalah hal paling tidak tepat. Aku tidak tahu kalau anggota timku bisa sebaik itu, mungkin karena aku sering membantu pekerjaan mereka. Atau setidaknya membelikan mereka kopi ketika mereka membutuhkan minuman itu nanti.

...***...

Isthirahat makan siang seperti biasanya aku bersama dengan Rini dan Dini serta beberapa karyawan lain. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan pasti, tapi kulihat kelompok kami sepertinya membesar. Ada beberapa orang yang selalu makan bersama kami. Kami tidak bisa berhenti tertawa ketika Bobby teman setimku yang juga selalu menjadi bulan-bulanan Andre atas keusilannya karena sifatnya yang cukup polos.

Mataku selalu menangkap sikap tidak biasa Kak Yoga terhadap Rini. Pria itu nampak memerhatikan teman baikku itu dari sudut terkecil, sudut yang biasanya hanya aku dan Dini yang sadari, rupanya peran kami berdua sudah diambil olehnya. Tidak ada yang bisa kulakukan selain mendoakan semoga hal baik selalu bersamanya. Sedangkan Dini, aku curiga kalau ia punya pria yang ia suka, tapi ia tidak mengatakannya pada kami. Kisahnya dengan Pratama, orang yang ia sukai sejak lama kandas sudah. Namun, terkadang aku mendapati parasnya berbunga-bunga saat seseorang meneleponnya, sayang ia tidak mau mengatakan siapa pria beruntung itu kepadaku atau pun pada Rini.

Mungkin dari mereka bertiga hanya aku yang masih menikmati status sendiriku, bersenang-senang dengan bertengkar dan mengumpati teman-teman kerjaku terutama Andre yang selalu membuat masalah. Itu jauh lebih menyenangkan bagi untuk saat ini. Mengingat pengalamanku dengan pria pernah membuatku takut untuk dekat dengan pria lagi. Tidak ingin mengalami hal yang sama seperti dulu, dan bersikap seperti orang bodoh dengan menunggu hal tak pasti.

Aku kembali ke meja kerjaku sama seperti yang lain, melanjutkan kembali pekerjaan setelah menikmati waktu istirahat yang cukup.

Dan saat itu pikiranku kosong untuk sesaat karena keterkejutan.

Sebuah foto berada di atas mejaku, tepatnya di atas papan keyboard yang kuyakin sebelumnya tidak ada foto atau apapun di sana.

Orang dalam foto itu sangat kukenal, tapi bagaimana foto itu bisa ada di sini? Kenapa ada foto kakakku di sini? Foto kakakku dengan seorang pria yang sepertinya seusia dengannya, keduanya tampak akur dan berteman baik.

Tidak hanya itu. Ada sebuah memo yang tertempel pada kertas foto, memo yang membuatku bertanya-tanya.

Seberapa besar kepercayaanmu terhadap kakakmu?

Apa kamu yakin kalau kakakmu adalah orang baik?

Apa maksud dari memo ini sebenarnya? Dan siapa yang menulis ini? Untuk sesaat ini membuatku takut, bahkan lebih takut dibandingkan aku yang harus berhadapan dengan penguntit itu. Karena di sini, orang yang paling penting untukku di sebut. Tidak ada yang membuatku lebih selain terjadi sesuatu terhadap kakakku.

1
aca
lanjut donk
Yhunie Arthi: update jam 8 malam ya kak 🥰
total 1 replies
aca
lanjut
Marwa Cell
lanjut tor semangatt 💪
Lindy Studíøs
Sudah berapa lama nih thor? Aku rindu sama ceritanya
Yhunie Arthi: Baru up dua hari ini kok, up tiap malam nanti ☺️
total 1 replies
vee
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
zucarita salada 💖
Akhirnya nemu juga cerita indonesianya yang keren kayak gini! 🤘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!