Plakk!!!
"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"
Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Marah Besar!!
Sinta datang ke tempat kerja Papanya, tanpa ragu Sinta masuk ke dalam Ruangan Kerja Papanya.
"Papa" kata Sinta
"Sinta, kamu ngapain kesini, ga ada yang liat kamukan, atau ngikutin kamu?" Tanya Papa
"Ngapain? Aku kesini mau minta penjelasan sama Papa"
"Penjelasan apa, emang sepenting apa?"
"Pengting banget Pa, ini soal anak Papa juga" kata Sinta
"Siapa?" Tanya Papa
"Laili Pa, apa Papa lupa kalau Papa juga punya anak selain aku?" Tanya Papa
"Kamu bisa pelan-pelan aja ga ngomongnya, nanti di dengerin sama orang ga enak" kata Papa
"Kenapa? Malu ya, Papa itu cuma mikirin diri Papa sendiri" kata Sinta
"Sinta kembali ke topik kita ya, kamu minta penjelasan sama Papa soal Laili ada apa?" Tanya Papa
"Laili sakit" kata Sinta
"Sakit apa paling dia cuma pura-pura aja" kata Papa
"Pa, Laili sakit serius, Laili sakit Anemia, di Sekolah Laili sering banget pingsan ga cuma itu Laili juga sering Mimisan di Sekolah"
"Sinta dengerin Papa, dia itu cuma pura-pura aja biar dapet perhatian dari Papa sama Mamanya itu" kata Papa
"Papa jahat banget sih, Laili itu juga anak Papa, aku tau Laili sering Papa siksa, Papa hukum iyakan Pa"
"Tau dari mana kamu?" Tanya Papa
"Ga penting, Papa ga perlu tau aku tau semuanya dari mana, yang aku pengen cuma satu Pa, Laili juga butuh Papa"
"Papa ga sudi sama dia"
"Kalau Laili udah ga ada, mungkin Papa bakal tau, rasanya kehilangan"
"Papa ga mungkin, kehilangan dia sekalipun dia mati Papa juga ga perduli"
PLAKKK!!!
Satu tamparan keras berhasil mendarat ke pipi Papa.
"Sinta berani sekali kamu, tampar Papa"
"Itu pantes buat Papa, aku nyesel punya Papa kayak anda" kata Sinta
Sinta pun lansung keluar dari ruangan Papanya.
"SINTA KARINA, BERHENTI" teriak Papa
Namun Sinta tak memperdulikan teriakan Papanya, ia terus berjalan keluar.
***
Di Sekolah.
"Li, lo bawa obat sebanyak itu lo minum semuanya?" Tanya Luna
"Iyalah, emangnya kenapa?" Tanya Laili
"Lo sakit apa?"
"Gue ga sakit kok"
"Terus, obat sebanyak itu buat apa?"
"Iya Li, banyak banget obat lo" kata Lussy
"Tenang Girl, ini vitamin biar gue ga lemes sama ga gampang Mimisan terus" kata Laili
"Oh gitu, tapi itu banyak banget obatnya"
"Dikitlah cuma enam kok"
"Li, itu banyak lo"
"Enggak"
"Hai semuanya" kata Sinta
"Hai" kata Laili
"Hai" kata Lussy dan Luna
"Hai Sin" kata Diva
"Kalian ikut Olaraga nanti?" Tanya Sinta
"Ikut dong" kata Lussy, Luna, dan Diva
"Li, lo kok diem aja, lo ga ikut?" Tanya Lussy
"Buat sementara ini gue ga ikut dulu, soalnya kata dokter kemarin gue ga boleh kecapekan dulu" kata Laili
"Yah, ga seru dong ga ada lo"
"Iya Li, ga seru dong"
"Ikut dong Li, ayok ikut ya" kata Lussy memaksa
"Ga bisa, maaf banget"
"Ayoklah Li, biar lo sehat nanti kalau ikut Olaraga" kata Lussy
"Udahlah, Lus biarin aja Laili ga ikut, biar istirahat aja di kelas"
"Tapi ga seru kalau ga ada Laili, Sin lo ga bakal paham"
"Tapikan Laili ga boleh kecapekan"
"Udah-udah ga papa, gue ikut aja" kata Laili
"Tapikan Li, lo sakit An" kata Sinta terhenti
"Apa Sin?" Tanya Laili
"Eng-enggak, ya udah kalau lo ikut, ga papa" kata Sinta
Akhinya Laili pun ikut Olaraga.
Di Lapangan.
Semua murid sudah memakai seragam Olaraga, mereka berkumpul di lapangan yang cuaca hari ini sangat panas.
"Baik anak-anak, kita pemanasan dulu ya, selesai pemanasan kita lagi keliling lapangan tiga kali putaran" kata Pak Ahmad
"Baik Pak" kata semua murid
Mereka semua pun pemanasan, selesai pemanasan semua murid pun lari keliling Lapangan.
Tiba-Tiba!!
BRUKKK!!!
"LAILI" teriak Sinta
Sinta, Lussy, Diva, dan Luna pun lansung berlari menghampiri Laili yang jatuh pingsan, Laili pun di bawa ke UKS.
Di UKS.
"Li, bangun Li, maafin gue semua gara-gara gue" kata Lussy
"Gue kan udah bilang Lus jangan paksa Laili, sekarang liat Laili pingsan" kata Sinta
"Gue ga tau kalau bakal jadi kayak gini Sin, kalau gue tau, gue juga ga bakal maksa Laili buat ikut Olaraga"
"Laili itu ga boleh kecapekan, Laili minum vitamin sebanyak itu, masak harus lo paksa buat ikut Olaraga, otak lo dimana sih" kata Sinta
"Sin gue juga ga tau, sorry ini salah gue emang, gue nyesel, lo kayak tau semuanya tentang Laili, ada apa lo sama Laili?" Tanya Lussy
"Maksud lo apa, gue cuma perhatian aja sama Laili, sebagai temen baik dia"
"Udah-udah kalian apaan sih berantem disini, mendingan sekarang kita tungguin Laili bangun" kata Diva
"Iya bener kata Diva, udah kalian duduk kalau kalian mau ribut jangan disini, baiarin Laili istirahat" kata Luna
Sinta dan Lussy pun duduk, menunggu Laili bangun dari pingsannya, tak lama kemudian Laili pun terbangun.
"Laili" kata Lussy
"Li, maafin gue ya, gara-gara gue maksa lo buat ikut Olaraga lo jadi pingsan" kata Lussy
"Iya Ga papa kok," kata Laili
"Li, lo ga papakan, gue panik waktu lo pingsan tadi" kata Sinta
"Ga papa kok, gue kan, kuat" kata Laili
"Iya gue percaya kalau itu" kata Sinta
"Kalian baikan dulu dong" kata Diva
"Siapa Div?" Tanya Laili
"Sinta sama Lussy tadi berantem" kata Diva
"Berantem karena apa?"
"Berantem karena lo, Sinta panik liat lo pingsan, jadi Sinta emosi deh" kata Diva
"Ya ampun gue ga papa kok"
"Iya Li, Lus gue minta maaf ya udah marah-marah sama lo" kata Sinta
"Iya, gue juga minta maaf, ga mau dengerin lo" kata Lussy
"Nah gitukan enak" kata Diva
"Ya udah yuk ke kelas" kata Laili
"Lo udah kuat Li?"
"Udah kok, kalian tenang aja" kata Laili
"Yakin lo?"
"Iya gue yakin"
"Oke"
Mereka semua pun kembali ke kelas.
***
Se Pulang Sekolah.
Laili memarkirkan sepedahnya di bagasi motor, ia pun lansung masuk ke dalam rumahnya.
"Laili sini kamu" kata Papa
"Ada apa Pa?" Tanya Laili
"Kemarin sepulang sekolah kamu sama Bibi ke rumah sakit ya?"
"Iya Pa, aku periksa kesehatanku, akhir-akhir ini aku sering pingsan sama Mimisan di sekolah" kata Laili
"Kamu itu jangan ngerepotin Bibi, kamu bisakan pergi sendiri" kata Papa
"Tapi Bibi ga ngerasa aku repotin Pa"
PLAKKK!!!
Satu tamparan berhasil mendarat ke pipi Laili.
"Berani kamu ngejawab Papa, Hah?" Tanya Papa
"Kenapa sih Pa, Papa selalu ga bisa ngomong baik-baik sama aku, Papa selalu main tangan sama aku, salah aku apa Pa" kata Laili
"SALAH AKU APA" teriak Laili
"KAMU TANYA SALAH KAMU APA IYA, SALAH KAMU ITU, KAMU LAHIR DI DUNIA INI, KENAPA KAMU GA MATI AJA" bentak Papa
"Bunuh aja Pa aku, kalau Papa emang ga mau liat aku di dunia ini, bunuh aku sekarang Pa, bunuh aku" kata Laili
"SINI KAMU" kata Papa sambil menarik tangan Laili
BRUKKK!!
Laili terjatuh.
BUGH!!
BUGH!!
BUGH!!
PLAKK!!
PLAKK!!
PLAKK!!
"KAMU ITU ANAK GA TAU DI UNTUNG YA, UDAH BAGUS KAMU BISA TINGGAL DISINI, KAMU MALAH NGEREPOTIN ORANG LAIN, GA TAU DIRI GA PUNYA MALU, ANAK HARAM"
"MATI AJA KAMU, MATI SANA"
"CUKUP, CUKUP PA, AKU JUGA ANAK PAPA" teriak Laili
"ENGGAK SAYA GA PUNYA ANAK, SAYA JUGA GA SUDI PUNYA ANAK HARAM KAYAK KAMU"
BUGH!!
BUGH!!
BUGH!!
"Pak Stop Pak" kata Bi Ijah
"Pak, sudah Pak"
Papa pun berhenti memukuli Laili, Papa pun lansung pergi dari rumah.
"Neng, maaf Neng Bibi telat tolong Neng" kata Bi ijah
"Ga papa Bi"
"Neng, baju Neng merah semua, Neng Laili Mimisan lagi" kata Bi Ijah
Bibi pun lansung membawa Laili ke kamar mandi, Bi ijah menbantu Laili membersihkan noda darah yang ada di bajunya.
"Makasih Bi" kata Laili
"Iya Neng"
"Aku mau minum vitamin dulu Bi"
"Iya Neng"
Laili pun meminum Vitamin yang di berikan oleh Dokter.
"Neng, maafin Bibi, Bibi ga maksud bohongin Neng soal penyakit Neng Laili" kata Bibi dalam hati
Misal.
"Aku selingkuh juga karena kamu yang terlalu sibuk dengan dunia kamu sendiri." teriak Herman tak kalah menggelegar.