Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kebimbangan zila
zila memegang gagang pintu dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata,
belum sempat zila membuka pintunya, Daffa lebih dulu membuka nya dari luar.
Daffa datang dengan nampan di tangan nya, daffa bisa melihat mata zila yang sudah memerah menahan tangis.
"Hey ada apa " Daffa jadi kawatir di buatnya , apalagi zila hanya diam saja enggan menjawab pertanyaan nya.
Daffa meletakkan nampan yang ia bawa tadi di atas nakas yang terletak di depan kamarnya, karena posisi mereka sekarang masih berada di ambang pintu, baik zila maupun Daffa
"Ada apa, kenapa menangis, Hem" Daffa mengusap air mata zila dengan ibu jari nya, zila tidak tahan lagi air mata yang mati Matian ia tahan kini tumpah sudah di hadapan Daffa
"heyy, kenapa" Daffa membawa zila masuk ke dalam pelukannya, zila semakin terisak di buatnya.
Daffa mengelus punggung wanita hamil itu, memberikan ketenangan di sana, Daffa tidka bertanya apapun lagi, Daffa membiarkan zila menangis dalam pelukannya, hingga Daffa tidak mendengar isakan zila lagi, Daffa mengurai pelukannya, Daffa mengangkat wajah zila yang menunduk menatap ubin keramik kamar Daffa
"Kenapa"
zila menggeleng, Daffa tau ada yang tidak beres dengan istrinya tapi Daffa tidak ingin memaksa zila untuk bercerita, Daffa menuntun zila untuk kembali duduk di atas ranjang, Daffa kembali mengambil nampan yang ia letakkan di atas nakas, kemudian menutup pintunya lagi
"Nih, mas sudah bawain sate yang baru, sudah ada 2 sendok Lombok, yang tadi kita bungkus mas lupa bawa, jadi mas pergi lagi untuk membeli yang baru, mas juga tambahin Lombok sesuai selera kamu, di makan ya"
"kamu belum makan apapun kan" Daffa mengangkat satu sendok lontong dengan satu iris kecil sate yang sudah Daffa lepas dari tangkai nya ke arah mulut zila"
zila membuka mulut nya, membiarkan Daffa menyuapinya.
kini zila merasa bersalah telah menuduh Daffa yang tidak tidak dia pikir pria itu pergi karena dirinya ada di dalam kamar , ternyata Daffa pergi membeli kan nya sate yang baru.
zila kembali menitihkan air matanya tanpa isakan tanpa suara, air mata zila jatuh mengenai tangan kiri Daffa yang sejak tadi menggenggam tangan nya, Daffa yang merasa tangan nya basah mendongak menatap sang istri yang tadi sudah tenang kini menangis lagi.
"hey, kamu ini sebenarnya kenapa Zil, ada yang sakit, perlu sesuatu katakan biar mas Belikan , jangan diam saja seperti ini , mas bingung harus apa "
"ma_ _maaf"
Daffa jadi merasa bersalah mendengar permintaan maaf Zila, Daffa mengira ucapannya nya tadi melukai perasaan zila , Daffa menggeleng dan menghapus jejak air mata di wajah zila.
"Maaf, mas tidak bermaksud,mas cuman bingung"
"aku yang harusnya minta maaf, karena sudah berpikir yang tidak tidak tenang kamu"
Daffa mengkerut kan keningnya bingung
"maksud kamu apa Zil"
"aku kira kamu pergi meninggalkan aku, karena tidak suka aku ada di kamar kamu" air mata kembali jatuh membasahi pipi berisi zila, Daffa menggeleng kan kepalanya , mengusap kembali air mata zila dengan ibu jarinya
"Mas lupa kalo kamu belum makan apapun, mas ke dapur buat siapin sate yang tadi di Bungkus, ternyata satenya ketinggalan, mas mau pamit ke atas lagi tapi mas liat kunci mobil ada di bawah jadi mas langsung pergi, ternyata benar satenya ketinggalan di sana,tapi mas sudah belikan sate yang baru biar enak di makanya, seperti mas bilang satenya sudah mas kasih Lombok 2 sendok, kamu senang?"
Zila mengangguk
"kenapa lama"
"Mas, mampir ke supermarket buat beli snake kesuksesan kamu,mas liat di lemari bawah punya mu sudah habis kan"
"iya, maaf"
"sudah tidak perlu minta maaf, tapi mas boleh minta sesuatu nggak"
"apa"
."jangan pernah kunci pintu kamar lagi buat mas ya, kamu bilang sudah terbiasa kan dengan kehadiran mas" Zila mengangguk
'sama seperti kamu , mas juga sudah terbiasa dengan kehadiran kamu Zil, mendekap mu tidur di dalam pelukan mas hingga pagi sudah menjadi sesuatu yang mas sukai, jadi jangan pernah tinggalkan mas yah"
zila tidak sanggup berkata-kata lagi, zila lebih memilih memeluk Daffa, Daffa mengelus bagian kepala zila dengan lembut.
"hus, jangan menangis lagi , jelek loh"
.....
"Hati hati ya, tunggu mas jemput jangan pulang sendiri"
"iya ,kamu juga hati hati, semangat kerjanya suamiku"
Daffa menyunggingkan senyum mendengar ucapan zila barusan, sedangkan zila menutup mulut nya , salah tingkah, tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan tadi.
"iya istri ku, kamu juga semangat kerjanya,mas berangkat ya assalamualaikum"
"wassalamu'alaikum" Zila melambai pada mobil Daffa yang mulai melaju, zila memegangi dadanya yang berdetak tidak karuan karena ulahnya sendiri. Tampa zila sadari sepasang mata memperhatikan interaksi nya dengan Daffa dari kejauhan.
...
"Han hari Minggu Lo sibuk nggak"
"emm sibuk banget gw "
"so sibuk Lo , gw serius niyh ada acara nggak Lo"
"kenapa sih Lo mau ngajak gw jalan Kemana emang" Hana yang tadi sibuk memeriksa naskah nya , kini memutar kursinya menghadap zila, tangan nya terlipat di dada, matanya memincing membuat zila berdecak kesal
"gw serius Han , tinggal jawab iya atau enggak"
"engga __emang kenapa"
"main kerumah ya"
Hana yang tadi sudah kembali ke posisi semula setelah mendengar ajakan zila ia kembali memposisikan dirinya lebih dekat ke meja zila
"Lo ga lagi bercanda kan"
"gw serius, Daffa ngajak temen nya ke rumah, gw malas lah buat gabung __terus Daffa minta gw ngajak Lo, katanya biar gw ga kesepian soal nya si Adam bawa bininya"
"Tumben banget"
zila hanya menaikkan bahunya acuh.
"gw juga ngajak Zahra"
Hana kaget bukan kepalang mendengar apa yang sahabatnya katakan,
"gw ga salah dengar kan Zil"
"gw juga ngajak Zahra" zila mengulang kalimat nya lebih tegas
Hana semakin di buat bingung dengan zila, Hana meletakan tangannya ke dahi zila, takut kalo sahabat nya itu sakit, makanya bertingkah aneh
zila menjauh kan tangan Hana dari dahinya
"Iss" zila berdecak kesal
"Zil, Lo ga bercanda kan ,Lo ngundang mantan laki Lo ke rumah Lo sendiri, pikiran Lo di mana Zil"
"sejak kapan mereka jadi mantan, setahuku mereka ga pernah pacaran" Zila menjawab santai, tangannya malah sibuk membuka bungkusan Snack yang Daffa belikan tadi malam
"gw ga habis mikir sama jalan pikiran Lo Zil"
"santai kali Han, Daffa tu dah jadi laki gw, niyh anaknya gw bawa setiap hari," Zila menunjuk perut buncitnya
"ga mungkin lah mereka bakalan macam macam di belakang gw, Zahra juga baik, gw sudah menganggap dia kaya Kaka perempuan gw Han, gw cuman mau ngajak dia karena setau gw Zahra juga akrab sama sahabat sahabat Daffa bukan cuman Daffa doang"
"terus Lo dah bilang ke Daffa"
"sudah"
"respon Daffa"
"awalnya di ga suka tapi gw maksa, mau ga mau di setuju"
Hana menghirup nafas panjang kemudian ia buang kasar, Hana hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah zila
"parah Lo Zil, gw tau se cemburu apa Lo sama tu cewe dulu"
"itukan dulu han, sekarang mah beda"
"terserah Lo Zil, gw cuman mau bilang, laki Lo sama Zahra manusia biasa tempat nya dosa , kita ga tau kan kedepannya mereka kaya gimana, di tambah tu cewe belum nikah sampai sekarang, mungkin masih berharap Daffa datang melamar nya, seperti janji Daffa dulu saat kita SMA"
zila terdiam sesaat ucapan Hana menggema di kepalanya, sesaat terbesit di kepala nya kalo apa yang ia lakukan adalah kesalahan besar, tapi zila lantas menepis semua pikiran kotornya
...Hay gess cerita ini sudah tamat .kalian bisa mampir jika berkenan dengan novel ku yang lain...
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa