Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 7
Keen berdiri di hadapan Olivia yang duduk di meja makan, tatapan mata pria itu sungguh tajam. Memang Keen memiliki mata bagaikan mata elang hingga tatapan pria itu seakan menikam sekarang. Perlahan Keen berjalan mendekati Oliv, ia meletakkan bungkus makanan itu di meja disamping Oliv.
“Aku paling tidak suka segala sesuatu yang aku lakukan kau hina seperti ini,” ucap Keen.
Oliv memberanikan diri menatap Keen dengan tatapan tenang seolah tidak takut. “Menghargai ciuman tadi maksudmu? Kau sangat tidak ahli, bahkan ciuman tadi sangat tidak mengesankan bagiku,” ujar Oliv dengan ekspresi wajah yang terlihat jujur.
Sebagai sosok pria yang memang memiliki kekurangan dalam hal berbau gairah, tentu saja perkataan Oliv sangat Keen pikirkan. Tangan Keen berkacak pinggang, ia menatap penuh kearah bibir Oliv yang sangat menggoda itu.
“Kalau begitu seperti apa ciuman yang sangat mengesankan bagimu?” tanya Keen dengan sedikit menunduk hingga tatapan mata mereka sangat dekat.
Oliv dapat merasakan aroma mint yang sangat jelas dari herpaan napas Keen. Wanita itu tertegun takut, tatapan mata Keen sungguh membuatnya menjadi mati kata.
“Ci-ciu-ciuman yang seperti itu,” jawab Oliv dengan sedikit terbata-bata.
Keen tersenyum sinis, ia tahu jika Oliv berbohong sebenarnya. “Kau suka sekali memancing amarahku, apakah tidak takut?” tanya Keen dengan mencium bibir Oliv yang selalu ia tatap sedari tadi.
Tatapan takut dari Oliv berubah menjadi tatapan tajam, ia mendorong dada Keen untuk menjauh. Tapi, tenaga yang dimiliki Oliv tidak akan mampu melumpuhkan Keen yang memiliki badan yang jangkung.
“Kau mau mengusirku kemana, sayang?” Keen melingkarkan kedua tangannya dipinggang ramping Oliv.
Salah satu tangan Keen memegang paha mulus Oliv, ia menunduk untuk meraup bibir ranum Oliv yang sangat menggoda itu. “Berulang kali kau menghapus bekas itu, maka berulang kali aku akan melumat bibirmu lagi,” ucap Keen sembari melepaskan pagutan bibirnya.
Oliv menatap Keen sangat tajam. “Kau gila!”
“Aku gila karnamu, sayang. Dan aku hanya seperti ini denganmu saja, seharusnya kau beruntung soal itu.” Kembali Keen melumat habis bibir Oliv meskipun mendapatkan pukulan didadanya tapi Keen tetap melakukan hal yang sangat ia inginkan.
Terus saling bertukar saliva hingga Keen merasa puas, melepas tautan bibir itu. Dan disaat itulah Keen menemukan tatapan tajam dari Oliv, wanita itu menangis ternyata.
“Kau memperlakukan aku selayaknya pelacur!” bentak Oliv kepada Keen yang terus saja menatapnya penuh damba.
Jari telunjuk Keen mendarat pada bibir Oliv, pria itu menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa tidak suka dengan Oliv katakan tadi. “Kau tidak seperti itu, sayang. Kau sangat sempurna dimataku, sekali lagi kau mengatakan hal buruk tentang dirimu sendiri.. Maka aku tidak yakin kalau aku tidak akan marah karna itu,” ucap Keen dengan sangat tegas.
Oliv mengigit jari Keen lalu turun dari meja makan dan langsung melangkah menaiki tangga. Tentunya dengan bibir yang cemberut dan langkah kaki yang sengaja dihentakkan. Keen tersenyum tipis saja melihat Oliv yang marah itu, ia mengambil makanan yang dipesan tadi.
“Sayang, sebelum marah makanlah dulu..” Keen menyusul sang istri kecilnya, ia melihat Oliv yang duduk dipinggir ranjang dengan kedua tangan menopang wajah cantiknya.
Keen melihat Oliv yang sepertinya sudah tidak menangis tapi masih terlihat kesal. Keen melangkah masuk dengan senyuman manis, ia geram melihat Oliv kalau sudah dalam mode manja seperti ini.
“Makanlah..” Keen membuka bungkus makanan itu, terlihat nasi goreng dengan udang serta berbagai seafood sebagai tambahannya.
“Kau memesan nasi goreng seafood?” tanya Keen, Oliv langsung menoleh kearahnya lalu mengangguk mantap.
“Aku suka nasi goreng seafood, kenapa?” tanya Oliv balik, Keen menggelengkan kepala saja. Menyuapi satu persatu untuk Oliv, meskipun pertamanya wanita cantik itu menolak tapi Keen tetap memaksa hingga lama-lama nasi goreng itu habis tidak tersisa.
“Kakak tidak makan?” tanya Oliv dengan mulut yang penuh, ia heran karena sedari tadi terus dirinya saja yang makan.
Keen ingin menjawab tapi Oliv sudah membuka satu bungkus nasi goreng itu lagi. Malah ingin menyuapi balik Keen, sebagai timbal balik karna pria itu sudah menyuapinya tadi. Kalau sudah begini Keen tidak akan mampu menolak, mengingat Oliv jarang sekali bersikap baik.
Dengan terpaksa Keen menerima suapan besar itu, ia tersenyum manis kepada Oliv yang juga tersenyum. “Kakak tidak punya keluarga?” tanya Oliv sambil menyuapkan udang besar kedalam mulut Keen.
Sebenarnya Keen ragu mau menerima udang itu, hanya saja menolak tidak tega melihat wajah Oliv yang sangat menggemaskan.
“Punya, keluargaku sedang berada di Amerika mengurus Perusahaan disana. Dan aku harus mengurus Perusahaan disini,” jelas Keen atas pertanyaan Oliv tadi.
Mendengar penjelasan Keen semakin membuat Oliv yakin dengan tebakannya. Jika sebenarnya Keen adalah pria yang tidak sembarangan, merupakan pria dari keluarga konglomerat. Hanya saja Oliv tidak menyangka jika ada sebagian orang yang memiliki kehidupan gelap seperti Keen ini.
“Setelah semua urusanku selesai, kita akan menemui orang tuaku. Menikah secara Sah lagi dan mengadakan pesta besar-besaran,” ucap Keen yang mana hampir membuat Oliv tersedak ludahnya sendiri.
“Tidak perlu seperti itu, aku hanya simpanan saja bukan?”
“Siapa yang mengatakan jika kau simpanan, kau itu sangat indah jika harus dijadikan simpanan, Oliv. Dunia harus tahu kalau aku memiliki wanita yang sangat cantik seperti dirimu,” ucap Keen sembari mengecup bibir Oliv lagi.
Sebenarnya Oliv tidak tahu hal apa yang membuat Keen selalu suka mengecup bibirnya. “Jangan suka cium bibirku terus menerus dong, Kak!” Oliv menutup mulutnya sendiri dengan tangannya.
Kedua alis Keen mengkerut. “Kenapa, sayang?”
“Nanti bibirku jadi tipis, Daddy yang bilang. Kalau bibir kita dicium terus sama laki-laki nanti jadi tipis,” Penjelasan Oliv yang tidak masuk akal itu membuat Keen tertawa kencang.
Bahkan Keen terus tertawa sembari memegang perutnya sendiri, ia tidak menyangka kalau Oliv memang sepolos itu. Hingga kata-kata aneh dari Daddynya saja dipercayai seperti itu.
“Kenapa Kakak tertawa?” tanya Oliv yang kini berkacak pinggang.
“Daddy mu sangat lucu, menipu putrinya dengan kata-kata aneh.. Hahahaha,” Keen tertawa lepas karna tidak pernah ia mendengar ada yang berbicara tidak masuk akal seperti itu.
“Kakak jahat! Menertawakan Daddy ku, menyebalkan!” Oliv marah, ia mendorong tubuh Keen lalu bangkit dari tempat tidur. Berdiri dipojokan kamar dengan posisi tangan bersedekap didada dan bahkan membelakangi Keen yang masih mencerna semuanya.
“Apa dia marah?” tanya Keen pada dirinya sendiri, tawa Keen terhenti jadinya.