Mencintai seseorang merupakan suatu fitrah yang berasal dari diri sendiri. Bentuk ungkapan kasih sayang terhadap lingkungan, benda maupun antar manusia. Tidak ada yang melarang jika kita mencintai orang lain, namun apa jadinya jika perasaan itu bersemi dan melabuhkan hati kepada seseorang yang sudah memiliki pasangan?
Ameera Chantika, seorang mahasiswa semester akhir berusia 21 tahun harus terjebak cinta segitiga dimana ia menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan rumah tangga. Ia mencintai seorang pria bernama Mark Pieter.
Akibat sebuah kecelakaan, memaksa gadis itu menerima pertanggung jawaban dari Mark seorang pria yang sudah merenggut kesuciannya. Hingga suatu hari Ameera mendapati sebuah kenyataan pahit yang membuatnya harus ikhlas menjadi istri kedua tanpa dicintai suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBESUK PAPA MERTUA
Ameera bergulat dengan pikirannya sendiri sambil melangkahkan kaki ke ruang kamar namun ia berhenti sejenak saat suara seorang pria memanggil namanya.
"Ameera!"
Merasa namanya dipanggil, ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara.
"T-tuan Mark!" ucap Ameera lirih.
Sosok pria tinggi, kulit putih, wajah setengah bule menarik perhatian Ameera. Para pengunjung rumah sakit di lantai empat menatap Ameera iri karena namanyalah yang beruntung diucapkan oleh bibir tipis pria itu.
Mata Ameera melebar dan kedua alisnya menyatu. Ia tak menyangka akan bertemu suaminya di rumah sakit.
Mark mendekati istrinya dan kini posisi keduanya berjarak dua langkah. Pria itu memperhatikan Ameera, terselip rasa rindu pada istri keduanya namun ia tak mampu mengucapkan. Egonya terlalu tinggi untuk mengatakan bahwa ia begitu merindukan Ameera.
"Kamu sakit?" Mark memulai pembicaraan.
"Tidak, saya...."
"Ameera!"
Ameera dan Mark menoleh, ternyata Donny berencana menjemput gadis itu. Ia sudah terlalu lama meninggalkan ruangan dan membuat semua orang panik.
"Donny!"
Donny mendekati Ameera dan berdiri di samping gadis itu, ia meletakan tangan melingkupi pundak secara possessive.
"Tidak disangka bisa bertemu Tuan Mark di sini," Donny semakin mempererat rangkulannya.
Ameera risih dengan sikap Doddy, ia berusaha menepis lengan pria itu dari pundaknya dan menjaga jarak sekitar satu jengkal.
"Kalian sedang apa di rumah sakit?" tanya Mark penuh selidik seraya menaikan sebelah alisnya.
"Kami sedang membesuk Mama Barra, tuan sendiri?"
"Papaku masuk rumah sakit dan dirawat disini," ucap Mark.
Ameera melihat segurat kesedihan di wajah suaminya namun ia masih marah atas sikap Mark karena ingin memberikan pelajaran untuk pria itu. Akhirnya Ameera bersikap cuek serta acuh padahal dalam hatinya ia ingin sekali memeluk dan membagi penderitaan agar bisa dipikul bersama.
"Saya turut prihatin tuan," Ameera mencoba berempati atas cobaan yang sedang menimpa keluarga Pieter.
"Tuan, jika anda mengizinkan bolehkah kami membesuk Tuan Ibrahim?"
"Boleh, kalian bisa mengikutiku. Kebetulan aku akan kembali ke ruangan."
Ceklek
Mark membuka pintu kamar, netranya menangkap sosok wanita cantik berpenampilan menarik dan modis.
Wanita itu memilih outfit simple dan minimalis bergaya Korean style, ia memadukan busana berwarna coklat muda. Kaos putih sebagai basic atasan dipadukan check skirt berwarna coklat dan outer cardigan berwarna serupa dipadukan sepatu slip on, rambut hitam legam terurai seperti mayang terurai.
"Kamu dari mana saja sayang?" Tanya Stevanie
Wanita itu duduk di kursi bangku menatap tajam ke arah Ameera. Setiap kali melihat gadis itu, timbul rasa iri dan benci jika ingat dulu suaminya pernah berbagi tubuh dengannya.
"Aku dari kantin membeli sarapan."
"Silakan," Mark mempersilakan Ameera dan Donny masuk.
"Halo Nyonya dan Tuan Ibrahim," ucap Donny dan Ameera hampir bersamaan.
Mereka berdua membungkuk hormat dan tersenyum.
"Tuan, bagaimana keadaan Anda?"
"Sudah mulai membaik namun masih perlu istirahat."
Tuan Ibrahim dan Stevanie menatap sinis ke arah Ameera. Mereka berharap gadis itu tidak muncul dan merusak pemandangan bahkan jika perlu ia pergi dari dunia ini selamanya.
Stevanie memutar bola mata dan mengatupkan bibir sembari menekuk. Mood wanita itu seketika hancur setelah kedatangan Ameera. Awalnya ia begitu bahagia karena managernya memberikan libur setengah hari namun kebahagiaan itu sirna tatkala seorang gadis yang begitu dibenci muncul di hadapannya.
Ameera mematung menatap ke arah depan menyaksikan interaksi Donny dan Tuan Ibrahim. Sikap Tuan Ibrahim begitu ramah terhadap pria itu berbanding terbalik dengan dirinya, ia merasa kehadirannya tidak diinginkan disana. Ruangan itu terasa dingin dan membuat gadis itu merinding.
"Kenapa kalian bisa ada di sini?" Tanya Stevanie sinis.
"Kebetulan kami sedang menjenguk orang tua dari Barra dan tak sengaja bertemu Tuan Mark."
"Teman kelompok magang kalian?"
"Benar Nyonya," jawab Donny seramah mungkin.
"Lantas, mengapa hanya ada kalian berdua. Di mana yang lain?"
"Atau jangan-jangan kalian memang sengaja keluar kamar dan berencana pergi berkencan?" Stevanie mencoba memprovokasi, ia berharap agar Mark termakan hasutannya dan membenci istri sirinya.
"Naomi dan Emon masih di dalam kamar. Saya sengaja keluar menjemput Ameera namun tak disangka ia sedang berbincang dengan Tuan Mark."
Donny tetap berusaha tenang menjawab pertanyaan Stevanie, sebenarnya ia tersindir karena memang dalam hatinya ada sedikit niatan mengajak Ameera pergi berkencan setelah segala urusan selesai.
"Jika tidak bertemu suamiku, kamu pasti sudah mengajaknya berkencan kan?" tanya Naomi dengan kaki melangkah ke arah bed mertuanya, wanita itu memberikan potongan buah apel yang sudah dikupas.
"Anda pasti salah sangka Nyonya, diantara kami tidak ada hubungan apa-apa," Ameera mencoba membantah tuduhan istri pertama suaminya.
Tentu saja ucapan Ameera membuat Donny kecewa, ia berharap kedekatan mereka akhir-akhir ini memberikan kesan istimewa pada gadis itu.
"Saya pernah muda seperti kalian, tidak ada salahnya kok jika berkencan. Benar kan sayang?" Stevanie mengerlingkan mata.
Kali ini pertanyaan Stevanie membuat Mark mati kutu, ia tak bisa menjawab pertanyaan istrinya.
"Benar tidak!" kali ini Stevanie bertanya sedikit memaksa.
"Ya!"
Hanya dua huruf yang mampu ia ucapkan tapi cukup menampar wajah Ameera.
Ameera geram, kedua tangannya mengepal dan menampilkan senyum tipis.
Anda jahat tuan! Disaat seperti ini bukannya membela saya, malah mendukung Nyonya Stevanie agar Donny mendekati mama dari anak anda. Anda anggap saya apa? Hanya pemuas napsu dan penghangat ranjang disaat Nyonya Stevanie tidak bisa melayani, dengan mudahnya anda datang setelah itu pergi sesuka hati. (Ameera)
"Oh iya, bukankah dua bulan lagi kalian magang di perusahaan, lantas rencana kalian setelah selesai apa?"
"Saya akan kembali ke kampus, menyusun skripsi dan mulai mencari lowongan pekerjaan," jawab Donny antusias.
"Kamu sendiri bagaimana?"
"Saya akan fokus menyusun laporan magang dan skripsi Nyonya."
"Oh!"
~Tring~
Ponsel Ameera berbunyi, sebuah pesan singkat masuk.
Naomi
Meera, kamu di mana? Tadi aku meminta Donny mencarimu tapi kenapa kalian berdua malah menghilang.
^^^Ameera^^^
...Aku sedang membesuk Tuan Ibrahim, beliau di rawat di rumah sakit yang sama. Tunggu, sebentar lagi kami menemuimu....
Naomi
Oke, kami menunggu kalian di kamar Mama Barra. Jangan lama-lama, aku sudah mengantuk ingin lekas tidur. Sudah waktunya Princess Aurora tidur agar lekas berjumpa dengan pangeran tampan berkuda putih.
^^^Ameera^^^
^^^😏 Baik, tunggu kami segera datang.^^^
Ameera melangkahkan kaki mendekati Donny dan berbisik di telinganya "Don, teman-teman menunggu kita. Sebaiknya segera kembali, tidak sopan jika membuat Mama Barra menunggu kita. Siapa tahu beliau ingin beristirahat."
"Baik, kita pamit dulu pada Tuan Ibrahim."
"Tuan dan Nyonya, kami pamit dulu."
"Tuan Ibrahim, semoga anda lekas sembuh," ucap Ameera dan Donny bersamaan.
Donny tersenyum pada Mark dan Stevanie sebelum meninggalkan ruangan.
Ameera berjalan melewati suaminya, ia melirik sekilas ke arah Mark dan berbisik "saya menunggu penjelasan Anda Tuan, mengapa pergi tanpa pamit," ucap gadis itu lirih.
.
.
.
.
.
Halo kakak semua, bagaimana kabarnya? Mohon maaf author tidak jadi update semalam dikarenakan tiba-tiba saja editor menghubungi dan meminta untuk merevisi BAB. Maaf jika telah mengecewakan kalian, author tidak bermaksud ingkar janji. Sekali lagi mohon maaf ya. 🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih. ❣
"Selamat Menikmati"