Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Pujaan Hati
Mama menatap Dika seakan curiga kepada Dika namun Dika tersenyum pada mamanya
"Sudah dong Ma, hari ini hanya satu pelajaran jadi bisa cepat pulang"
"Oh gitu, sana cepat ganti baju, kalau mau makan siang ada di meja makan, ambil sendiri ya sayang karena Mama lagi nanggung buat kuenya tapi benar ya kamu selesai ujian."
"Iya mamaku yang cantik, lihat ini Roster ujiannya ma, lihat ini hari Sabtu hanya satu pelajaran ujiannya"
Dika menunjukan Roster atau jadwal ujian kepada mamanya yang terdapat pada kartu ujian
"Iya sayang, bolehkan mama heran kenapa anak mama yang tampan dan imut-imut ini cepat kali pulangnya"
"Ok Ma, I love you Mam"
"I love too sayang. Sana cepat ganti baju dan makan siang sudah mama siapkan"
"Siap ma, akan Dika kerjakan"
Dika langsung pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua untuk segera mengganti pakaian sekolah dengan pakaian kasual dan segera berwudhu untuk melaksanakan sholat Zuhur.
"Kebetulan sudah Azan, Bismillah"
Dika segera melaksanakan sholat Dzuhur dengan khusyu dan menyerahkan semuanya pada Allah agar selalu diberi petunjuk hingga akhirnya selesai juga Dika Sholat dan berdoa,
"Alhamdulllah sudah selesai"
Dika merapikan sajadah untuk sholat sambil.iseng-iseng melihat keluar dari jendela kamarnya yang ada di lantai 2, tiba-tiba Dika melihat ada cewek cantik sedang memandang dan melambaikan tangannya kepada Dika
"Siapa ya?, kenapa baru tahu ada cewek cantik yang Bertetanggaan dengan rumahnya"
Dika pun melambaikan tangannya walaupun sambil berpikir siapa gadis cantik itu namun gadis itu bicara kepada Dika
"Hai Dika, apa kabar"
Cewek cantik tersebut memanggil dan menyapa dirinya sambil tersenyum
"Masya Allah cantiknya, kenapa aku lupa siapa dirinya?, biasanya aku akan tetap mengingat deretan gadis cantik yang pernah ku kenal tapi kenapa aku lupa ya?"
Dika bicara dalam hati sambil memandang keindahan yang ada di depan matanya hingga Dika beranikan diri untuk bertanya
"Hei cantik, kok tahu namaku?"
"Tahulah, Kamu itu pangeran dihatiku"
Cewek cantik itu langsung menjawab pertanyaan Dika yang membuat Dika jadi salah tingkah namun bisa segera menguasai dirinya hingga membalas kata-kata gadis cantik tersebut dengan senjata rayuan pulau kelapa alias rayuan mautnya
"Iya ya, apa kamu sang Putri yang selama ini ku cari-cari hingga hati ini jadi kosong menantikan kehadiranmu di hatiku"
Ceplos Dika secara sembarangan tanpa pernah berpikir apa yang dia katakan tapi tiba-tiba
"Nah...kan...kamu masih ingat dengan diriku, ya aku Putri Shafira,"
Cewek cantik itu langsung menjawab kata-kata Dika yang tadi asal bicara tapi ditanggapi cewek cantik itu dengan jawaban kalau Dika masih ingat
"Apa itu namanya, namanya Putri, padahal aku kan asal ceplos saja"
Dika bicara dalam hati sambil mengingat-ingat nama Putri Shafira dan mencoba memandangnya
"Aku baru pindah kemari, masih ingat ketika kita di SD dulu, kamu kasih aku bunga"
"Kasih bunga?, ketika SD?"
Dika bicara pelan hingga terbayang masa lalunya dengan gadis cantik imut-imut yang membuat Dika bergetar pertama kali walaupun masih kecil
"Ternyata dia Putri yang dulu paling cantik dikelasnya ketika masih SD namun waktu itu aku kasih bunga ketika dia pindah sekolah dan waktu itu dia tersenyum, selanjut tidak pernah bertemu lagi dan menganggap tidak akan pernah bertemu lagi dan akhirnya jadi tetangga barunya"
Dika kembali bicara pelan mengingat semua kenangan bersama Putri, seorang gadis yang dia sukai untuk pertama kali dalam hidupnya
"Oh iya, aku ingat kamu memang Putri yang selama ini ku tunggu tungguin ternyata kamu hadir kembali dalam hatiku"
Dika bicara dengan perasaan senangnya karena berjumpa kembali dengan pujaan hatinya yang sudah lama tidak bertemu hingga kali ini benar-benar keluar dari isi hatinya yang paling dalam hingga gadis cantik yang bernama Putri itu.jadi tersipu malu dengan kata-kata Dika hingga dia juga ingin bertemu secara langsung hingga dia buat janji bertemu
"Nanti sore kita jalan ya"
Ok, jam 5 ya, tunggu didepan rumah ya"
"Betul ya, Putri akan tunggu jam lima"
Putri tersenyum sambil kasih jempol tanda setuju dengan perjanjian mereka
Tiba tiba terdengar suara mamanya memanggil dari depan pintu kamarnya
"Dika"
"Iya ma"
Terpaksa Dika harus menghentikan pertemuan jarak.jauhnya dengan Putri sambil melambaikan tangan dan memberi kode angka lima, lalu mendengarkan kata-kata mamanya kembali
"Dika, kenapa belum makan, ayo makan siang sama mama dan Papa"
"Iya ma"
Dika langsung keluar dari kamar ternyata Papanya baru saja pulang dan kelihatan baru selesai sholat zuhur karena masih menggunakan peci dikepalanya
"Hei Papa, suda pulang ya"
"iya nak"
"Tambah ganteng saja Papa ini ya dengan Peci diatas kepala"
Dika memuji papanya sambil langsung mencium tangan Papanya.
"Ini namanya wangi surga"
"Aamiinnn, semoga kita semua masuk surga"
Papanya Dika langsung mengaminkan sambil berdoa
"Ayo kita duduk"
"iya pa"
Dika dan Papanya langsung duduk di kursi menghadap hidangan yang ada di meja makan sementara mama mengambilkan nasi untuk Papa dan Dika. Tapi ketika Papa mau ambil ayam goreng yang tadi dilihat ada dimeja makan tapi tiba-tiba menghilang
"Ma, tadi ada ayam goreng, kenapa hilang ya ma?
Papanya Dika mencari-cari sementara dia melihat Dika makan pakai ayam goreng dan mama makan pakai ikan goreng.
"Ternyata ada yang menyembunyikannya ya"
Papanya Dika tersenyum sambil berdiri dan melihat piring dikursi dekat Dika yang penuh dengan ayam goreng hingga Dika tertawa
"He he he he, ini Pa, ayam gorengnya"
"Kapan kamu pindai ayamnya, kenapa Papa tidak tahu?"
Papanya Dika heran melihat kecepatan tangan anak satu-satunya ini
"Saat papa terpesona melihat kecantikan mama," kata Dika
Mama langsung tertawa ketika Dika memuji dirinya dan Papa jadi salah tingkah bila ketahuan memandang wajah mamanya yang begitu cantik seperti Bidadari yang kecantikannya tidak pernah pudar
"Kau ini Dika, nanti Papa balas usilnya Dika ya" kata Papa sambil tersenyum
Dika melihat ancaman Papanya hanya tertawa saja karena Dika yakin Papanya terlalu sayang sama dirinya dan tidak akan melakukan balas dendam tapi ketika mau tambah nasi, nasi dimeja sudah hilang.
"Ini papa ya yang menyembunyikan nasi ya"
"Enak saja nuduh, coba lihat dan cari, kan tidak ada Papa menyembunyikan"
Papanya Dika kesal karena dia memang tidak ada memindahkan nasi di meja makan
"Ini nasinya"
Tiba-tiba Mama bicara sambil meletakan nasi kemeja makan
"Kapan mama mindai nasinya"
Dika dan Papa jadi heran secara bersamaan
'Sejak Papa dan Dika berbalas pantun"
Mamanya Dika bicara sambil tertawa yang ternyata nasi dipindahkan sama mama dan kelihatannya Dika tidak akan pernah usil di dalam keluarganya karena papa mamanya sepertinya lebih ahli daripada dirinya, buktinya kemarin dia kerjain sama mamanya hingga tertidur di depan kamarnya hingga dia sekarang bawa kunci kalau keluar kamarnya takut dikerjain sama mamanya lagi dan kini di meja makan. Mungkin ini karena salah Dika juga yang sudah memulainya hingga akhirnya mereka selesai makan dan ada yang mau Dika tanyakan
"Mama, kita ada tetangga baru ya"
"Iya, dia itu teman mama namanya tante Ratu dan om Rendi, dulu rumahnya di jalan Pelita dan mereka pindah ke kalimantan karena Om Rendi dipindakan kerja kesana"
"Oh begitu ya ma"
"Iya kemarin nelpon mama di telepon sama tante Ratu, aku pindah rumah dekat rumahmu ya Gladis"
Mamanya Dika menjelaskan semua kepada Dika sambil mencontohkan pembicaraan mereka hingga Dika memahaminya
"Jadi tadi pagi mereka baru pindah ketika Dika dan Papa sudah berangkat"
"Iya nak dan si Putri, anaknya tante Ratu kan teman kamu ketika SD"
"Iya mama, tadi sudah jumpa sama si Putri, tambah cantik si Putri ya ma?"
"Cie.... anak Papa kalau yang cantik cantik tahu saja"
Tiba-tiba Papanya Dika menyela pembicaraan anaknya
"Bakat alami Pa, karena yang cantik adalah keindahan" kata Dika bersyair.
"Nanti jam 5 kami janjian mau jalan, boleh ya ma? sekitar komplek saja"
"Iya, anakku sayang tapi ingat sebelum magrib sudah sampai rumah"
"Iya ma"
Mamanya Dika tersenyum sambil memanggil asisten rumah tangga mereka yang sebenarnya adalah saudara sepupuh mamanya
"Naomi, tolong bereskan meja makan ya"
"Iya kak"
Naomi atau bik Naomi yang biasa dipanggil sama Dika memberekan meja makan. Bik Naomi sudah menikah dengan om Riza yang kini jadi supir Papa dan mereka sudah lama tinggal dan bekerja sama mereka. Mereka dibuatkan Papa rumah dibelakang rumah papa yang luas dan sudah punya anak satu yang masih SMP benama Jeani
"Iya kak, nanti Naomi permisi mau belanja kebutuhan sehari hari karena sudah habis kak"
"Oh iya, uangnya pakai saja yang dilaci meja kakak ya" kata Gladis mamanya Dika.
"Yang tadi pagi masih ada kak"
"Oh begitu ya, ya sudah kalau ada keperluan dapur, langsung saja ambil ya Mi"
"Ya kak"
"Sekalian keluarkan kue yang kakak buat tadi ya"
"iya kak"
Bik Naomi langsung ke dapur mengeluarkan kue buatan mamanya Dika hingga mereka mengicipi beberapa potong sambil tidak lupa dan papanya memuji kue buatan mamanya Dika hingga tidak terasa waktu bergerak dan berlalu hingga Dika harus menepati janjinya kepada Putri setelah sholat Ashar
"Ma, pa. Dika minta izin untuk menemui Putri ya"
"Iya nak, kamu sudah sholat Ashar"
"Sudah ma"
Dika langsung keluar dari rumah mereka untuk menemui sang pujaan hatinya
Sementara itu ditempat lain, waktu sudah menunjukan jam 5 sore, terlihat seorang gadis cantik memakai baju Kasual yang modis saat ini sedang melihat jam ditangan sampai beberapa kali hingga timbul perasaan kesal di hatinya
"Kemana ya Dika, katanya janji jam 5 sore, apa dia lupa atau kudatangi saja rumahnya ya"