Rasa kecewa,sakit hati,dan hancur harus Leona rasakan, saat mengetahui perselingkuhan suaminya dengan gadis yang umurnya jauh di bawahnya,
Luka yang ia rasakan, memang akan selalu berbekas, namun Leona wanita yang cerdas dan mandiri, ia bisa menerima semua kesalahan suaminya, kecuali pengkhianatan, karena sekali berselingkuh maka akan berselingkuh lagi, karena Selingkuh adalah penyakit yang sulit di sembuhkan.
Lebih baik di lepaskan sebelum menggerogoti hati secara perlahan.
Hingga Leona bertemu dengan Tian Alvaro.
Hidup nya berubah setelah ia di cintai oleh Tian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Saat Veni keluar dari ruangan Mario, banyak pertanyaan dalam pikiran Veni tentang hubungan Leona dan Tian.
"Ah, benar gak sih kalau Pak Tian menyukai Leona?? beruntung banget sih kamu Na... ah cara tuhan memberi balasan sangat lah indah"
Veni terus berjalan sambil melamun, ia tidak bisa mencerna semua yang ada dalam fikirannya.
"bisa gila gue mikirin lu na" ucap Veni seraya memegang kepalanya.
Akhirnya Veni pun berkumpul dengan semua teman-teman nya yang merayakan pesta untuk Leona,
"wah ternyata pesta perpisahan ini juga dirayakan untukku, pantesan tadi pemandu acara bilang 2 orang Ternyata semuanya sudah diatur" ucap Veni dalam hati.
"Hai Ven, kemari...kemana saja dari tadi?"panggil salah satu teman Veni dan Leona.
"Kau tidak bilang kalau kau juga akan resign dan terpilih menjadi karyawan di perusahaan T,Co group"ucap lagi teman Veni.
"Aku...aku hanya tidak menyangka saja, kalau aku bisa lolos seleksi, kalian kan tahu sendiri bagaimana perusahaan itu merekrut karyawan, ini hanyalah keberuntungan ku saja heheheh"icao Veni dengan salah tingkah karena berbohong.
"Tapi, selamat ya, kalian memang hebat"ucap semua teman yang ada di ruangan itu
"Yang hebat itu Leona, dia menaklukkan hati pemilik perusahaan itu hiks .hiks..hiks..."ucap Veni dalam hati.
Bu Tantri menghampiri kedua karyawan nya yang akan keluar dari pekerjaan nya itu, meski itu adalah kemauan presdir nya, Tapi bu Tantri berharap masih bisa bertemu dengan mereka suatu saat nanti.
"Selamat untuk kalian, Ibu minta maaf jika selama kalian di sini, ibu selalu marah-marah, atau selalu menyalahkan kalian meski itu bukanlah salah kalian, tapi percayalah,ibu hanya inginkan yang terbaik untuk kalian"ucap Bu Tantri.
"Nana tahu bu, Ibu adakah pimpinan terbaik yang pernah Leona temui, sukses selalu buat ibu, doakan Leona agar bisa melewat hari dengan baik"ucap Leona.
"Kau anak yang baik, pasti akan mendapat yang terbaik"ucap Bun Tantri pada Leona.
Bu Tantri memeluk Leona dan Veni secara bergantian, pesta itu pun berakhir tepat pada pukul 6 sore.
sedangkan Tian kini telah menuju ke rumah utama, Iya menunda pertemuan dengan salah satu koleganya karena tidak ingin membuat maminya sedih terlalu lama.
Para pengawal dan pelayan pun telah menyambut kedatangan Tian di depan rumah nya.
Ada tugas masing-masing dari mereka.
Asisten Li hanya mengikuti Tian dari belakang.
Mami ya dengan penuh bahagia menyambut putranya.
"Akhirnya anak mami pulang nak"ucap sang mami memeluk Tian.
"Papi dimana mi?"tanya Tian saat tidak melihat Papi nya.
"Kau juga merindukan papi? bagaimana perjalanan mu?"ucap sang papi yang kini menuruni tangga rumahnya dan mendekati Tian, mereka berdua pun berpelukan melepas rindu.
"Bagaimana perusahaan di sana? apakah masalahnya sudah di selesai kan?"tanya sang papi.
"Masalah nya tidak seburuk yang kita perkirakan Pi, di perusahaan itu para karyawan sangat giat dalam bekerja, Tian sangat menyukai cara kinerja mereka"ucap Tian.
"Bukan karena ada wanita itu kau menyukai karyawan di sana? ucap sang mama dengan senyum menggoda nya.
"Tidak ada sangkut pautnya dengan wanita itu mam,dia berdua dengan temannya"ucap Tian dengan rona wajah yang merah karena malu.
"Kalau kau serius menyukainya, tidak kah kau ingin lebih cepat mengikatnya"ucap sang papa.
"Tidak bisa pa, dia baru saja bercerai, pasti masih trauma dengan sebuah pernikahan, tapi Tian akan berusaha menjaga nya dalam diam pi"ucap Tian akhirnya.
"Dia belum mempunyai anak?"tanya sang mami.
"Belum Mi, dia wanita baik-baik, Tian harap mami bisa menjaga nya dan mengajarinya, dia sangat menyukai Desain perhiasan, karena terhalang biaya dia tidak mengambil jurusan itu saat kuliah"ucap Tian.
"Kau sudah jauh menyelidiki nya Tian, papi hanya berharap kau bahagia, jangan menilai seseorang dengan latar dan kedudukan nya, karena semua itu sama di mata-Nya" ucap sang papi.
"Tian mengerti itu pi, baiklah...Tian ke kamar dulu"ucap Tian seraya berdiri dari duduknya.
"Kau tidak makan dulu Nak"ucap sang mami.
"Tidak Mi"ucap Tian yang terus melangkah kan kakinya.
Tian kini merebahkan tubuhnya setelah seharian ini ia telah berguling dengan rutinitas yang padat.
Ia menatap langit-langit kamarnya seolah banyak yang ia utarakan namun apa....??
Lalu Tian mengambil ponsel nya dan melihat foto Leona yang ia ambil saat Leona sedang mengikat rambutnya nya dengan tinggi, memperlihatkan leher jenjangnya.
"Apa dia selalu berbuat seperti ini, mengundang, para lelaki hidung belang untuk mendatangi nya? aku harus membuat peraturan untuk hal ini saat ia sudah masuk dalam perusahaan mami, bisa-bisa Alan tidak akan lepas memandang nya, jika ia terus begini"ucap Tian pada diri sendiri namun pandangan nya tak lepas dari foto Leona.
*****
"Kau benar-benar sudah mencari tahu tentang nya kan?"ucap Galla pada orangnya.
"Benar tuan, orangku sudah memastikan bahwa wanita ini yang paling lama menyentuhnya"ucap orang itu.
"Ini Tian saat baru pulang dari pesta tadi kan?"tanya Galla.
"Ya, dia adalah putri Tuan Abi manyu"jawab orang itu.
"Angelina Jolie, Putri Abi Manyu Jolie"ucap Galla seraya memandang foto Angelina.
"Benar-benar wanita yang sangat cantik"imbuh Galla dengan senyum jahatnya.
"Tian, aku akan mengambil dakm mengganggu semua yang kau miliki dan yang ada di dekatmu, kau telah mengabaikan adikku dengan sebegitu rupa, jadi kau harus menikmati kesendirian mu sampai ajal menjemput mu"ucap Galla dalam hati seraya menggenggam erat foto yang ia pegang.
"Baiklah,kalau begitu... kau pergilah.."ucap Galla seraya melambaikan tangannya mengusir bawahan nya.
Senyum Galla terlihat jelas dengan dendam dalam hatinya, ia takkan pernah lupakan apa yang telah adiknya alami.
Galla begitu ingat dengan senyum ceria adiknya,kaIa menceritakan tentang Tian.
Namun hingga saat ini, Gala tidak pernah lagi melihat senyum itu.