NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

“Wah, Mel, besar sekali rumahnya,” takjub Mira, saat ia dan Amel pindah ke tempat tinggal baru mereka.

“Apartemen, Bu,” sahut Amel membenarkan.

“Ibu tahu, apa yang membuat Amel bahagia bisa diberikan apartemen ini? Karena apartemen ini seharusnya milik Agnes. Sebenarnya, Om Rehan sudah menyiapkan tempat lain untuk kita, tapi Amel maunya yang ini, biar si Agnes itu tahu rasa,” ujar Amel puas.

Mira yang tak peduli akan hal itu, tak mempermasalahkan soal kepemilikan, karena baginya yang penting bisa tinggal di tempat yang jauh lebih baik dari rumahnya.

“Kita juga jadi ada pemasukan dari hasil sewa kontrak rumah yang lama,” lanjut Mira, yang memutuskan untuk mengontrakkan rumahnya.

Ia juga jadi teringat pada Binar, yang seandainya mau ikut bersama mereka, tentu hidupnya akan bahagia juga. “Biar tahu rasa dia, salah siapa jadi anak durhaka.”

Sementara itu, Agnes masih mencari-cari kantor tempat ia akan bekerja. Betapa kesalnya ia, karena seharusnya tak sesulit ini jika ingin bekerja. Tinggal pilih salah satu kantor milik papanya, beres. Yang membuat ia semakin kesal adalah, papanya hanya mengaktifkan 1 kartu debet, dan telah membekukan 2 kartu debet lainnya serta 1 kartu kredit miliknya. Mau tak mau, ia harus bertahan hidup dengan uang jajan pas-pasan dan 1 tabungan dalam kartu ATM yang tersisa.

“Halo, Mbak Sinta.” Agnes lalu menghubungi sekretaris papanya.

Bermaksud meminta tolong, Agnes meminta Sinta untuk merekomendasikan salah satu perusahaan relasi papanya, yang bisa menerimanya. “Bilang saja aku anaknya Pak Rehan yang ingin magang di kantor mereka. Mbak Sinta carikan yang mana saja, aku tinggal terima beres.”

Tak lupa, Agnes mengingatkan Sinta agar tak mengatakan hal ini pada papanya.

Sinta pun menyanggupinya dan akan segera mencarikan 1 perusahaan untuk Agnes bekerja, karena mungkin tak akan sulit, mengingat betapa dihormatinya bosnya itu oleh para relasinya.

Satu masalah selesai, Agnes bermaksud mencari tempat tinggal lain, karena ia masih kesal dengan papanya. Jika ia masih tinggal di rumah, tentu ia akan selalu bertemu sang papa. Ia juga tak mau papanya tahu di mana ia bekerja nanti. Untuk itu, Agnes memutuskan untuk pergi dari rumah.

Setelah mengemasi barang-barangnya, ia menitipkan pesan untuk para asisten rumah tangganya. “Jaga mama, jangan lupa selalu pastikan mama tidak telat minum obat, dan selalu ingatkan fisioterapis untuk datang sesuai jadwal."

Sudah 3 tahun ini, mama Agnes mengalami struk dan sedang masa pemulihan.

“Satu lagi, kalau papa tanya aku di mana, bilang saja aku pergi dan kerja. Tak perlu beritahu aku kerja di mana, kalian juga tidak akan aku beritahu,” lanjutnya, bergegas pergi menggunakan mobil yang hanya tinggal tersisa satu untuknya.

Biasanya, ia bebas memilih mau pakai mobil yang mana saja, dan tak harus menyetir sendiri. Kini, sopir pun tak diberikan oleh papanya. Pria yang menjadi cinta pertamanya itu benar-benar telah menjadi pria yang kejam, semenjak mengenal Amel.

***

“Apa? Sudah terisi? Yang benar saja! Ini ‘kan unit apartemenku yang papa belikan beberapa bulan lalu. Aku juga seharusnya bebas mau meninggalinya kapan pun. Kenapa sekarang tiba-tiba terisi?” protesnya kepada salah seorang resepsionis, ketika sampai di lobi apartemen, tempat ia akan tinggal.

“Maaf, Kak, tapi waktu itu Pak Rehan memang menitipkan pesan ini pada kami, jika Kak Agnes ke mari,” jawab sang resepsionis.

Tak terima, Agnes meminta kartu akses untuk memasuki unitnya. Ia ingin bertemu dengan penghuninya saat ini, yang sudah kurang ajar padanya. Tapi sayang, pihak resepsionis tak memberikannya dengan alasan privasi.

“Tak perlu repot-repot ke atas, Nes,” sahut Amel yang muncul dari belakang.

Seketika emosi Agnes meluap kala melihat wajah selingkuhan papanya itu.

“Agnes, papamu sudah memberikan kepemilikan apartemen ini untukku. Jadi, bukan hakmu lagi. Kamu bisa cari apartemen lainnya.” Amel dengan sengaja menunjukkan wajah menggodanya agar Agnes semakin kesal.

Agnes yang akan memukulnya, segera diingatkan oleh Amel bahwa di sana terdapat CCTV. Amel mengaku akan dengan mudah melaporkan tindakan penganiayaan ini pada pihak yang berwajib, jika Agnes berani memukulnya. Tak hanya itu, Amel juga menakuti Agnes bahwa papanya akan bertindak lebih dari ini jika tahu Agnes menyakitinya.

Seketika Agnes terdiam, berusaha menguasai emosinya. “Aku harus main cantik. Tenang, Agnes, tenang. Melawan si jal*ng ini tak bisa pakai kekerasan,” batinnya.

Agnes yang mulai berhasil menguasai perasaannya, hanya tersenyum sengit pada Amel lalu pergi meninggalkannya.

Sementara itu, Biani yang saat ini masih terkurung di rumah Adrian, mulai mencari cara agar ia bisa keluar. Saat celingukan di dalam kamar, tak sengaja ia melihat foto pernikahan Adrian bersama seorang wanita yang tampak tak asing baginya. Diambilnya foto di atas meja itu, dan diperhatikannya baik-baik.

“Permisi, Nona,” sapa Yuli saat mengantarkan makanan ke kamar Biani.

Biani yang penasaran pun, menanyakan siapa wanita dalam foto itu pada Yuli.

“Maaf, Nona. Itu Nyonya, istrinya Tuan Adrian yang pergi,” jawab Yuli setengah menunduk.

“Ke mana?” tanya Biani lagi.

Menggeleng, Yuli mengaku tak tahu keberadaan nyonyanya itu saat ini, karena sudah lama pergi dari rumah.

Tak lama, Biani berhasil mengingat wanita dalam foto itu.

Bersamaan dengan keluarnya Yuli dari kamar, Adrian masuk.

Kembali dengan senyuman penuh makna, Biani membangkitkan amarah sang tuan rumah. “Jadi, dia istrimu yang kabur? Apa kamu tahu di mana dia sekarang? Dia sedang melayani tamu di hotel tempat anak buahmu menemukanku. Kamu tahu arti melayani yang aku maksud ‘kan, Tuan Adrian yang terhormat? Kamu juga tentu tahu ‘kan, seperti apa hotel itu dan apa saja aktivitas di sana. Tak ada orang baik yang masuk sana, semuanya iblis, semuanya sampah, hahaha.”

Tak paham apa maksud Biani, Adrian meminta dengan paksa wanita itu untuk menjelaskan dengan sejelas-jelasnya.

Hanya tersenyum, Biani kembali memperjelas ucapannya.

“Istrimu itu, sama denganku. Dia juga pelayan. Bedanya, aku masih berkelas karena klienku sekelas papamu. Ya, meski setelah dia mati, aku tak bisa mendapatkan klien yang setara dengannya. Tapi setidaknya, aku hanya melayani pria-pria berkantong tebal. Sedangkan dia? Dia hanya menjadi pelayan untuk memenuhi hasrat teman-teman kerjanya, atasannya, juga para tamu hotel dengan budget pas-pas an. Kamu bisa bayangkan betapa murahnya dia 'kan?" Belum selesai ia melanjutkan ucapannya, Adrian menamparnya.

“Jaga mulutmu, wanita jal*ng!” titah Adrian dengan suara menggelegar.

Mendekatkan wajahnya ke arah wajah Adrian, Biani menantang laki-laki di hadapannya itu untuk membuktikannya sendiri.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!