Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
"Dacal anak halam, nda punya papa, huuuuu" semua anak menyoraki Reva.
"Talian anak natal pelgi dali cini, janan ganggu Leva ladhi, nanti atu akan aduin talian cemua ke bu gulu" sentak Reynan marah karena melihat Reva di serang.
Guru yang melihat kejadian itu langsung membawa Reva ke UKS, dan memanggil semua wali murid yang anak nya ikut terlibat.
*
*
*
Alisya yang sedang bekerja dari rumah mendengar ponselnya berdeeing, ia langsung mengangkat nya dan ternyata itu dari sekolah Reva.
"Hallo..." sapa Alisya setelah panggila nya terhubung.
"......"
"Baik, saya akan segera kesana" jawab Alisya.
Alisya langsung lari mengambil kunci mobil nya, dengan tergesa gesa ia langsung menginjak pedas gas mobil nya menuju sekolahan putri nya.
"Semoga kamu baik-baik saja Sayang" gumam Alisya sambil menjalankan mobil nya dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
Tiba di pekarangan sekolahan Alisya langsung lari tergopoh gopoh menuju ruang guru.
Alisya takut terjadi sesuatu dengan putri semata wayang nya.
Alisya masuk ke ruang guru dan ternyata di sana sudah ada beberapa wali murid dari anak yang mendorong Reva.
"Reva Sayang" Alisya panik langsung mengambil putrinya dari pangkuan guru nya. Reva hanya diam saja smabil menduselkan wajah nya di ceruk leher Alisya.
"Reva kenapa Nak" tanya Alisya sambil mengelus punggung putri nya. Namun Reva masih saja terdiam tidak menyauti ucapan Alisya. Alisya menjadi khawatir dengan keadaan putrinya.
"Ini kenapa anak saya bu?, kenapa kening nya memar begini" tanya Alisya kepada guru Reva.
"Silahkan duduk dulu bu" jawab ibu guru mempersilahkan Alisya duduk teelebih dahulu.
Alisya duduk sambil memangku anak nya. Sedangkan wali murid yang lain memandang sinis Alisya.
"Reynand bisa jelaskan semua nya dengan ibu Sayang" pinta ibu guru kepada Reynand teman Reva.
"Dafa membuang matanan Leva bu, telus Leva mendolong meleka, telus Dafa mendolong Leva campai kening Leva ke jedot bangku yang ada di taman dan mengatai Leva anak halam" terang Reynand. Alisya memejamkan matanya sejenak dan menarik nafas sabar. Dia mengeratkan pelukan nya di tubuh Reva.
"Benar begitu Dafa" tanya ibu guru kepada Dafa. Namun anak itu hanya menunduk takut. Hingga orang tuanya tidak terima, Seolah olah anak nya sedang di intimidasi.
"Ibu jangan salahkan anak saya, anak saya berbicara benar kok, emang dia anak haram gak punya bapak" ketus orang tua Dafa dan di iyakan oleh ibu-ibu yang lain yang anak nya terlibat.
"Apa salah anak saya bu, tidak ada nama nya anak haram, semua bayi yang di lahirkan itu suci. Anak saya tidak bisa memilih dari rahim mana dia lahir. Di masa lalu saya memang memiliki kesalahan, tapi itu kesalahan pribadi saya, bahkan saya tidak pernah menyinghung ataupun merugikan hidup anda.Jadi tolong ajari anak nya supaya mempunyai akhlak yang bagus. Apa pantas anak umur 3th mengatai teman nya anak haram ha?. Dimana peran orang tua yang seharusnya mendidik anak nya dengan baik malah membiarkan anak nya melakukan kesalahan dan anda membenarkan kesalahan itu." tegas Alisya.
Semua wali murid itu berdecih kesal dengan Alisya. Mereka merasa sedang di permalukan.
"Sudah bu, jangan memperpanjang masalah ini, Anak anda salah seharusnya anda meminta anak anak untuk meminta maaf kepada putri bu Alisya." ucap Ibu guru bijak.
"Tak sudi anak saya harus meminta maaf pada anak haram itu." ketus ibu Dafa. Dia menarik lengan anak nya dan membawa Dafa pergi dari ruangan guru sambil di ikuti oleh iu wali murid yang lain.
"Maaf bu, atas keteledoran kami, kami sudah lalai menjaga murid-murid kami sehingga terjadi pembulian ini" ucap Ibu guru kepada Alisya. Bagaimanapun juga guru di situ ikut andil dalam masalah ini.
"Iya bu, saya permisi" pamit Alisya lalu menggendong Reva menuju ke mobil nya.
Setelah di mobil Alisya menatap wajah putrinya yang masih diam tidak mau berbicara.
"Jangan diam seperti ini sayang, menangislah jika Reva ingin menangis, Maafkan kesalahan mama nak, maaf" ucap Alisya seraya memeluk putrinya kembali lalau menegecupi kepala Reva.
"Jangan buat mama takut Sayang" ucap Alisya. Baru Alisya merasakan tubuh anak nya bergetar dalam pelukan nya. terdengar isakan kecil dari putri nya itu. Alisya membiarkan putrinya menangis terlebih dahulu, ia mengusap dengan penuh sayang punggung putrinya.
Ingin rasanya Alisya menjerit dan menyalahkan Erik si badjingan itu, yang sudah membuat putri semata wayang nya menderita. Alisya menahan air matanya, kalau dia rapuh maka tak ada yang bisa menguatkan perasaan putrinya.
"Tak apa, masih ada mama Sayang, mam akan selalu menjaga dan melindungi Reva." ucap Alisya lembut.
"Kenapa selalu bilang Leva anak halam hiks.. hiksss. tenapa Leva tidak mempunai Ayah sepelti meleka hikss..." keluh Reva sambil sesegukan.
Alisya mngepalkan tangan nya hingga buku tangan ya memutih.
"Papa Leva suda di surga sayang, Allah lebih mencintai papa Reva maka nya Allah mengambil papa Reva terlebih dahulu" Alisya mencoba menjelaskan kepada putrinya.
"Maafkan mama nak, mama sudah membohongimu" batin Alisya.
"Tenapa Allah jahat cama Leva mama, Allah mengambil papa Leva hiks...Leva jadi nda bica ketemu papa Leva" sahut Reva.
"Reva tidak boleh berkata seperti itu Sayang, nanti Allah marah sama Reva, lebih baik Reva berdoa supaya Papa Reva bisa masuk surga" ucap Alisya sambil menghapus air mata anak nya.
(Doakan bapakmu supaya cepat di panggil sama tuhan Reva)
"Anak mama kuat, tidak boleh nangis lagi ya, nanti cantik nya hilang" hibur Alisya.
"Lebih baik kita ke mall, Reva bisa membeli apa yang Reva suka" lanjut nya lagi.
"Asikkkkk" sorak Reva yang begitu antusias. Alisya tersenyum melihat anak nya kembali ceria, begitulah anak-anak mudah nangis dan mudah juga melupakan maslah nya apa lagi kalau sudah dengar mainan.
*
*
*
Sedangkan di rumah mewah milik keluarga Dinata mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. Hari ini Erik tidak berangkat ke kantor, ia ingin menghabiskan waktu dengan opa dan oma kesayangan nya.
Mereka ingin menanyakan tentang Reva yang mereka temui di restoran semalam tadi. Mereka begitu penasaran kenapa anak kecil itu bisa memiliki kemiripan dengan Erik.
Erik turun dari tangga, semua mata menatap ke arah Erik.
"Kenapa kalian semua menatapku seperti itu" tanya Erik heran.
"Duduklah, Daddy akan menanyakan suatu hal penting kepadamu" sahut David Daddy Erik.
"Kau terlihat menakutkan Dad" ucap Erik sambil menjatuhkan tubuh nya di sofa kosong.
"Apa kamu sudah mempunyai pacar Son" tanya David. Semua orang fokus dengan pembicaraan mereka.
"Kenapa Daddy tanya begitu" sahut Erik.
"Jawab aja kenapa sih" keala David.
"Jangan bilang kalian akan menjodohkan ku" cletuk Erik.
"Jawab pertanyaan Daddy Erik" tegas David menatap tajam ke arah putranya.
"Erik tidak punya kekasih Dad" jawab Erik singkat.
**Bersambung
Happy reading guys🙏**
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana