PARTNER

...~•Happy Reading•~...

Tanpa sadar sapu di tangan ophelia terjatuh dan menimbulkan suara, sehingga kedua orang yang sedang berasyik mes'yum itu terkejut. Sontak Ophelia membuat suara 'meooong', kemudian dia berlari tanpa suara keluar dari restoran.

Dia terus berlari tanpa menengok ke belakang, agar tidak ketahuan. Setelah merasa cukup jauh dan kelelahan, Ophelia menengok ke belakang. Ketika melihat tidak ada orang yang mengejarnya, dia terduduk di atas pasir sambil mendekap dadanya dengan kedua tangan dan bernafas pelan untuk menenangkan detak jantungnya yang berpacu kuat.

^^^Jantungnya berdebar kuat mengetahui perbuatan mesum manager dan koki. Dia juga ketakutan, kalau ketahuan dia melihat mereka. Berbagai perasaan campur aduk di hati dan pikirannya. Apa lagi dia hanya sendiri di tempat itu. Dia berpikir tentang dirinya, kondisi di restoran dan keselamatannya setelah mengetahui kejadian itu.^^^

Setelah merasa situasi sudah aman, Ophelia segera keluar dari pantai lalu memanggil ojek untuk mengantar pulang ke tempat penginapan. Dia langsung menemui pemilik tempat penginapan untuk pamit, sebab dia tidak mau tinggal di penginapan lagi.

^^^Ophelia khawatir didatangi oleh manager atau koki dan mencelakainya. Dia juga tidak enak menceritakan kejadian tersebut kepada Ruyzz atau teman lainnya. Jadi dia harus keluar dari tempat penginapan, sebab dia sudah putuskan untuk keluar dari tempat kerja.^^^

^^^Mungkin tidak ada yang tahu, dia tahu hubungan manager dan koki, tapi dia merasa malu melihat mereka berdua. Kalau manager dan koki sadar dia tahu, dia tidak mau menjawab banyak pertanyaan tentang apa yang dilihatnya.^^^

Setelah merapikan barang pribadinya ke dalam koper, dia langsung ke hotel terdekat, agar besok pagi tidak bertemu dengan Ruyzz. Dia mulai mengerti mengapa saat itu manager bicara serius dengan koki di dapur sebelum memarahinya.

Ternyata mereka punya hubungan spesial di luar pekerjaan. Tapi apa yang dilihatnya membuat dia tidak respect kepada koki dan manager. 'Kembali aku harus bersembunyi. Kembali aku harus ganti nomor telpon.' Ucap Ophelia dalam hati.

Saat sudah tiba di hotel, dia mengnonaktifkan ponselnya, lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi air hangat, supaya bisa berpikir baik dan tidur.

...~°°°~...

Di sisi lain ; Manager dan koki yang terkejut mendengar bunyi dan suara, langsung merapikan pakaian lalu keluar melihat siapa yang datang.

"Kau yakin tadi ada orang yang masuk?" Tanya koki yang jadi emosi karena terganggu hasratnya.

^^^Dia bertanya demikian, sebab tidak melihat seseorang masuk. Hanya mendengar bunyi sesuatu jatuh dan disertai suara kucing.^^^

"Iya. Aku yakin tadi ada bayangan orang, lalu bunyi itu." Manager meyakinkan setelah merapikan pakaiannya dengan nafas yang belum teratur.

"Coba lihat di luar. Mana ada kucing masuk sini. Tadi kau lupa kunci pintu?" Manager baru teringat, mungkin mereka lupa kunci pintu.

"Kepingin sudah di otak, mana ingat lagi, sudah kunci pintu atau belum." Koki berkata dengan nada masih emosi.

"Tunggu di sini. Aku coba lihat." Koki merapikan celananya lalu berlari keluar untuk memastikan.

Saat berdiri di depan restoran, dia melihat ada orang yang berlari di sepanjang pantai. Tapi tidak jelas, sebab sudah mulai gelap. Lampu-lampu restoran mulai dimatikan.

"Gak ada orang di luar. Mungkin benar kucing." Koki mengatakan kepada manager, setelah masuk ke dalam restoran lagi. Dia tidak mau bilang ada orang yang berlari di pantai, agar tidak membuat persoalan atau perdebatan di antara mereka.

...~°°°~...

Ke esokan harinya, Ruyyz heran saat mengetok pintu kamar Ophelia untuk mengajaknya berangkat kerja. 'Apa Apple sudah berangkat kerja?' Tanya Ruyyz dalam hati, sebab tidak ada sahutan dari dalam kamar.

Karena sudah hampir terlambat, Ruyyz segera panggil ojek lalu berangkat ke restoran. Tiba di restoran, dia terkejut tidak melihat Ophelia. Padahal sudah waktunya masuk kerja.

"Iz, Apple kemana?" Tanya Ruyyz kepada Faiz yang sedang merapikan ruangan restoran dengan rekan-rekannya.

"Gak tahu, Mom. Bukannya selalu datang barengan?"

"Jadi Apple belum datang?"

"Belum, Mom."

"Tadi di penginapan gak nyahut."

"Coba telpon, Mom. Jangan sampai ketiduran." Faiz berkata sambil bekerja, begitu juga dengan Ruyyz. Mereka berbicara sambil kerja, supaya tidak mendengar teguran nada sumbang dari manager.

"Iya, ya. Mengapa tadi aku gak nelpon waktu dia gak nyahut." Ruyyz baru teringat, tidak lakukan itu di depan kamar Ophelia.

Setelah menelpon, alis Ruyzz bertaut. "Eh, mengapa ponselnya gak aktif, ya." Ruyyz jadi heran, karena ponsel Ophelia tidak aktif.

"Eh, ini kotak kuenya masih ada di sini. Apa Apple lupa titipannya atau ketinggalan?" Faiz mengangkat kotak berisi kue milik Ophelia ke arah Ruyyz.

Ucapan Faiz membuat manager terkejut dan panik. Dia segera ke dapur menemui koki. "Ayo, ikut saya." Ucap manager serius kepada koki.

^^^Kalau ada bersama pegawai lain, mereka akan bersikap formal. Sehingga tidak ada yang tahu, kalau mereka ada punya hubungan khusus di luar pekerjaan.^^^

"Ada apa? Itu di dapur sudah mulai sibuk." Protes koki, pelan, cendrung berbisik agar tidak didengar oleh yang lain.

"Sepertinya yang masuk tadi malam ke restoran ini, Ophelia." Manager juga ikut berbicara pelan, tapi sangat serius.

"Kau tahu dari siapa?" Tanya koki makin pelan.

"Dari Faiz ..." Manager menceritakan yang dikatakan Faiz tentang kue Ophelia yang ketinggalan.

"Ah, gak usah dikaitkan. Itu Ruyyz biasa saja saat masuk tadi." Koki berkata dengan nada yang mulai dibesarkan, karena ada yang melihat mereka. Jadi dia berhenti bicara berbisik-bisik.

"Gak usah panik, nanti malah kau yang buka sendiri. Lakukan tugasmu sebagai manager untuk bicara dengannya. Dia belum kelihatan, hubungi dia. Jangan panggil aku lagi." Ucap koki serius, lalu meninggalkan manager yang terdiam.

Apa yang dikatakan koki tidak bisa membuatnya tenang. Dia terus gelisah dan panik memikirkan yang masuk tadi malam adalah Ophelia. Jika benar Ophelia yang masuk, reputasinya akan luntur dan tidak bisa bersikap tegas lagi.

Sambil memikirkan itu, Manager keluar melihat ruangan restoran untuk persiapan buka. "Ruyyz, kemana Ophelia? Dia belum masuk?" Tanya manager, coba bersikap seperti biasa. Sebab apa yang dikatakan koki benar. Ruyyz bersikap biasa saja, seperti sebelumnya.

^^^Dia bertanya kepada Ruyyz juga, karena mereka berteman dan tinggal di penginapan yang sama. Jadi sekalian manager ingin tahu, apa benar Ophelia ada cerita sesuatu padanya.^^^

"Saya tidak tahu, Bu. Sampai sekarang dia belum masuk." Ruyyz berhenti kerja lalu berjalan mendekati manager.

"Segera hubungi dia. Pegawai baru, tapi tidak tahu aturan. Kerja suka-suka, sekarang masuk kerja suka-suka. Dia kira ini restorannya?" Manager melampiaskan rasa kesalnya dengan mengomel Ophelia yang tidak ada.

"Saya sudah telpon, tapi ponselnya tidak aktif, Bu..." Ruyyz menjelaskan juga tentang kejadian sebelum berangkat kerja di penginapan.

"Keterlaluan. Kalau ketemu dia, bilang, sekali lagi tidak masuk kerja, saya pecat." Manager berkata dengan nada tinggi, sehingga semua yang bekerja melihat ke arah mereka.

"Iya, Bu." Hanya itu yang dikatakan Ruyyz, sebab melihat manager sedang emosi. Padahal Ruyyz sedang khawatir terjadi sesuatu dengan Ophelia. Beberapa bulan bersama Ophelia, dia bukan gadis yang suka-suka seperti yang dituduhkan oleh manager.

"Iz, apa kemarin terjadi sesuatu antara Apple dengan boss?" Ruyyz mendekati Faiz untuk bertanya, sebab melihat sikap manager yang sangat emosional terhadap Ophelia. Faiz hanya mengangkat bahunya, sebagai tanda dia tidak tahu.

...~°°°~...

...~●○♡○●~...