NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perpisahan

Cinta Setelah Perpisahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ratu jagad 02

12

Sabila Alfiana Bumantara.
Diusia 19 tahun, ia adalah sosok yang begitu periang. Bahkan, diusia itu ia sangat bermimpi untuk menikah muda bersama laki-laki impiannya. Namun, karena sebuah insiden tidak mengenakan membuatnya mengubur impiannya untuk menikah muda. Bahkan, pernikahan sudah tidak ada lagi dalam list tujuan hidupnya hingga kini usianya menginjak 29 tahun.

Lalu, sebenarnya insiden apakah yang akhirnya membuat Sabila menolak untuk menikah? Ikuti kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Hingga beberapa saat berlalu, Sabila masih terus kepikiran dengan Xavier, dan membuatnya tidak lagi dapat memejamkan mata. Hingga sedetik kemudian, suara pintu kamar yang perlahan terbuka membuat Sabila memejamkan mata dan berpura-pura tidur.

Dalam kepura-puraan ini, Sabila mampu merasakan ranjang yang sedikit bergetar saat Xavier ikut berbaring di sampingnya. Namun, lama kelamaan getaran itu semakin bertambah, disertai dengan suara desisan lirih yang akhirnya memaksa Sabila untuk berbalik dan melihat ke arah Xavier.

"Xavier!"

Sabila begitu terkejut saat melihat wajah pucat Xavier. Tangannya bergerak untuk mengecek dahi sang suami, dan ia semakin dibuat cemas saat merasakan hawa panas dari dahi suminya.

"Dingin," lirih Xavier.

Dengan cekatan, Sabila menyelimuti tubuh Xavier. Setelah itu, Sabila mengambil bantal guling miliknya, lalu menumpuknya di atas tubuh Xavier. Setelah itu, Sabila langsung berbaring di atas tumpukan bantal itu demi membuat Xavier merasa hangat. Persis seperti yang sering Mama Daffina lakukan saat dirinya demam.

Setelah merasa Xavier sedikit lebih tenang, Sabila langsung mengambil alat kompres dan mengompres dahi Xavier untuk menurunkan demamnya.

"Vier, kita ke rumah sakit ya." ajak Sabila.

"No! Rawat saja sebisamu di sini, jangan ke rumah sakit."

"Tapi suhu tubuhmu masih belum turun, aku takut terjadi apa-apa padamu."

"Tidak akan terjadi apapun padaku selama kau ada di sampingku."

"Xavier, jangan bercanda di saat seperti ini." Sabila kesal sendiri karena Xavier masih sempat merayunya disaat seperti ini.

"Tidurlah lagi, aku tidak apa-apa." ucap Xavier pelan.

"Bagaimana aku bisa tidur kalau kau seperti ini?"

"Sudah, tidurlah. Kau bisa kurang tidur nanti. Besok kau masih harus ke boutique 'kan?"

Akhirnya, Sabila menurut, ia kembali berbaring di samping Xavier. "Yakin tidak mau ke rumah sakit?" tanyanya sekali lagi.

"Tidak."

"Kalau begitu aku panggil dokter saja ya ke sini."

"Dokter juga manusia, Bil. Mereka pasti sedang beristirahat sekarang, sudahlah."

"Dasar keras kepala!" maki Sabila. Kendati demikian, naluri Sabila sebagai seorang istri membuatnya masuk ke dalam selimut yang sama dan langsung memeluk tubuh Xavier. "Jangan geer, aku memelukmu hanya karena kau sedang sakit."

"Kalau begitu aku ingin sakit terus saja."

"Hus, Omongannya!"

*

Kicauan burung saling bersahutan, membuat Sabila terjaga dari tidurnya. Ia bangkit dan langsung menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu, ia kembali mendekati Xavier dan mengecek dahi laki-laki itu.

"Demamnya sudah mulai turun." gumam Sabila. Setelah itu, ia langsung keluar dari kamar.

Sementara Xavier, jika biasanya ia akan bangun pagi dan membuat sarapan untuk dirinya dan sang istri, kali ini ia terbangun agak siang. Begitu bangun, ia langsung melirik pembaringan di sisinya dan tidak lagi melihat Sabila di sana.

"Dia sudah berangkat rupanya."

Dengan menahan rasa pusing di kepalanya, Xavier berusaha untuk bangkit dan meraih ponselnya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dan juga beberapa pesan masuk dari Romi. Segera Xavier membalas pesan tersebut dan mengabarkan bahwa dirinya tidak bisa ke kantor karena alasan kesehatan.

Setelah mengabari Romi, Xavier menaruh ponselnya begitu saja dan hendak bangkit. Baru saja ia menapakkan kakinya ke lantai, rasa pusing di kepalanya kembali datang, membuatnya hampir saja terhuyung. Beruntung ada sosok yang membantunya. Tunggu—

"Kau mau ke mana? Sudah tahu masih lemah, malah sok-sok'an berdiri sendiri." omel Sabila.

Xavier mencoba mengumpulkan kesadarannya dan melihat ke arah Sabila yang menahan tubuhnya. "Kau tidak ke boutique?" tanya Xavier.

"Kau sedang sakit. Kalau sampai terjadi apa-apa padamu, maka aku yang akan disalahkan Mommy dan Daddy."

Xavier tersenyum mendengar jawaban Sabila. Meski Sabila mengatas namakan kedua orang tuanya sebagi alasannya tidak ke boutique. Tapi bagi Xavier, Sabila tidak meninggalkannya karena merasa khawatir. Ya, setidaknya itulah yang dapat Xavier simpulkan.

"Aku ingin ke toilet," ucap Xavier manja.

"Lalu?"

"Tolong antarkan aku, kau tidak lihat aku hampir terjatuh tadi?"

"Hm, baiklah." Dengan berat hati, Sabila membopong tubuh tegap Xavier sampai ke pintu kamar mandi.

"Aku tidak bisa berjalan sendiri," ucap Xavier beralasan.

"Lalu, apa aku harus ikut sampai ke dalam?"

"Hm, kau lihat sendirikan aku tidak bisa berjalan sendiri."

"Dasar modus. Sudahlah, jalan saja sendiri. Pelan-pelan." putus Sabila.

"Memang, kau yakin tidak mau ikut?" Xavier masih berusaha merayu.

"Tidak!"

"Ayolah, hanya menemaniku saja."

"Aku tidak akan ikut. Jadi, silahkan masuk sendiri."

Akhirnya, Xavier masuk ke kamar mandi dengan hati-hati. Setelah selesai menunaikan hajatnya sekligus mencuci muka, ia kembali membuka pintu kamar mandi. Begitu pintu kamar mandi terbuka, ia langsung memeluk tubuh Sabila dan meminta Sabila memapahnya menuju ranjang.

"Aku sulit berjalan kalau kau memelukku seperti ini, Vier."

"Tidak, kau tinggal jalan saja, biar aku yang mengarahkan."

Ada-ada saja tingkah manja Xavier yang membuat Sabila tidak habis pikir. Namun, mengingat Xavier yang tengah sakit, Sabila tentu lebih memilih menurut daripada berdebat. Akhirnya, dua anak manusia itu berjalan perlahan bagai semut menuju ranjang dengan posisi berpelukan.

Setelah berhasil membaringkan Xavier di ranjang, Sabila langsung menyelimuti tubuh Xavier kembali. Setelah itu, ia mengambil mangkok bubur di lemari dan membawanya pada Xavier.

"Kau yang memasaknya?" tanya Xavier penuh harap.

"Tidak, aku beli tadi di abang gerobakan." jawab Sabila seadanya, dan langsung menyuapi Xavier dengan begitu telaten hingga bubur tersebut habis tak tersisa.

"Maaf, aku belum bisa memasak untukmu pagi ini." ucap Xavier.

"Hm, tidak apa-apa. Lagipula, aku juga tidak pernah memaksamu memasak untukku. Jadi tenang saja."

Xavier mengangguk-anggukan kepalanya. "Oh iya, Bil. Apa kau tidak pernah mengingikan sesuatu akhir-akhir ini?" tanya Xavier.

"Menginginkan sesuatu? Maksudnya?"

"Semisal, tiba-tiba ingin makan sesuatu yang sebelumnya tidak kau sukai, atau mungkin ada hal lainnya?"

"Tidak. Kenapa memangnya?"

"Tidak apa-apa, aku hanya bertanya saja. Oh iya, kalau kau mengingikan sesuatu, katakan saja padaku, aku akan memenuhinya untukmu."

"Kau ini bicara apa? Aku pasti akan membeli apapun kebutuhanku, kau tidak perlu khawatir." ucap Sabila, dan hanya dibalas senyum simpul oleh Xavier.

Kepolosan Sabila adalah satu-satunya nilai minus yang terdapat dalam dirinya. Ya, Sabila memang sepolos itu, hingga ia tidak mengerti arah ucapan Xavier sebenarnya. Jangankan ucapan Xavier saat ini, bahkan ketika Xavier menipunya dan mengatakan dirinya tengah mengandung saat itu, Sabila percaya saja, karena memang otaknya tidak secerdas itu sampai harus tahu segala hal. Bahkan, untuk sekolah desain saja, Sabila membutuhkan banyak waktu untuk mempelajarinya hingga akhirnya menjadi mahir dan terkenal seperti sekarang.

Pov hati Xavier : Polos banget istri gua, Ya Allah. Ampun da ah

1
murni l.toruan
Bahagia dan terus berusaha untuk yang lebih baik dari sebelumnya
murni l.toruan
Santuy Bil, biar saja mertua tau kamu tidak bisa masak, ntar disuruh masak benar-benar baru tau rasa loh
charis@ŕŕa
semangat vier buat dedek bayi ny....
Cinnn
Selamat hari raya idul adha semuanya.
Cinnn
Tunggui ya, ia 2 bab meluncur.
charis@ŕŕa
selalu ku terima thor ....
lanjut
Aqil Aqil
vote untkmu thor smngt lnjtkan
Triple
wih sudah 16 eps aja. pelan-pelan oy haha cepat amat nulisnya.

tapi baguslah daripada nanti penasaran terus nanggung jadi lebih baik aku tabung aja HAHA.
Triple
jangan bilang kakaknya doyan sama xavier.
Cinnn: Ngakak😁😁
Baca kelanjutanny di bab seanjutnya, Kak.
total 1 replies
Cinnn
Inshaa Allah satu bab lagi nyusul ya, tungguin.
charis@ŕŕa
mencari kesemptan anda xavier
Triple
haha
Nurhayati Nia
Hai _haii aku singgah lagi di karyamu setelah dokter anggi dan dokter njoyyy aku nyimak cerita yng niii.. lanjutttt
Cinnn: Terima kasih, Kak. Semoga betah ya❤
total 1 replies
Triple
adegan ekstrim gk ada?, haha
Triple
caper bet
Kadek Bella
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Cinnn: siap kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!