Assalamu'alaykum
Selamat datang di karyaku dan terima kasih sudah membaca dan mendukung cerita ini.
🌺
WARNING!!
KARYA MENGANDUNG BAWANG DAN KEHALUAN TINGKAT TINGGI BAHKAN DILUAR NALAR MANUSIA NORMAL!
Pernahkah kalian berfikir jika anak genius itu ada? Jika di film mungkin sudah kita temui, yang berjudul baby bos.
Di dalam dunia nyata, kehadiran anak jenius memang jarang terjadi, namun mereka juga memiliki bukti Ekisitensi yang dapat dilihat dari begitu banyaknya kemajuan yang terjadi saat ini.
Namun bagaimana ketika kalian dipertemukan dengan anak genius berusia 2 tahun yang bisa menggebrak dunia dengan hasil ciptaannya.
🌺🌺
Fajri Hanindyo. Sang Anak genius, memiliki IQ yang sangat tinggi Yaitu 225. Ia lahir dari malam dimana rusaknya mahkota Fajira, sang ibunda. Dengan otak yang genius tanpa sadar, ia bekerja sama dengan Ayahnya dan membuat Fajri menjadi anak yang kaya raya dalam waktu singkat ketika berhasil memproduksi mesin rancangannya sendiri.
Irfan yang yang begitu mendambakan sentuhan Fajira berusaha untuk membuat gadis itu kembali kedalam pelukannya. Keegoisannya runtuh, ketika ia berhasil menemukan Fajira dan juga mendapatkan bonus seorang anak yang tampan yaitu Fajri.
bagaimana kisah selanjutnya? yuk baca cerita ini.
terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Tolong Jauhi Anakku!
"Bunda Aji pergi sekolah sama siapa?" ucap Fajri cemberut ketika pagi ini Fajira masih terbaring lemas di atas ranjang mereka. Sementara dirinya sudah rapi dan tampan dengan pakaian sekolahnya.
"Bunda pesankan Ojek online saja ya nak, untuk mengantarkan Aji"
"Aji takut Bunda, bagaimana kalau Aji di culik" rengeknya.
"terus mau bagaimana lagi sayang, Bunda belum kuat untuk mengantarkan Aji nak" lembut Fajira memberi pengertian kepada fajri.
"huh" desahnya menekuk kedua lututnya, Fajri duduk di pintu sambil menyangga kepala dengan ekspresi cemberut.
ddrrtt...ddrrttt....
Ponsel Fajri berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Dahinya mengernyit siapa yang menelfon se pagi ini kurang kerjaan banget, Begitu bathinya berbicara, namun ia mengabaikan panggilan itu.
"sayang ponsel kamu berbunyi, angkat dulu nak"
"iya bunda" Fajri berdiri dan segera mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang menelfon.
📞"halo" ketusnya.
📞"Fajri?" Panggil orang di seberang telefon dan sukses membuat Fajri melotot, ia melihat kembali ponselnya dan terkejut siapa yang menelfonnya pagi ini
Om Irfan, duh om Irfan marah gak ya aji ketusin tadi huaa.
📞"iya om, ada apa om menelfon Aji se pagi ini?" tanya Fajri mengernyit.
📞"Aji sudah berangkat sekolah?"
📞"belum om, Bunda masih sakit"
📞"berangkat bareng om mau?"
📞"hmm Aji tanya Bunda dulu om. sebentar"
"Bunda, om Irfan katanya mau ngajak Aji pergi bareng, apa boleh?" ucapnya penuh harap.
"biar Bunda saja ya, nanti malah menyusahkan om Irfan, sayang" ucap Fajira bangkit dari tempat tidur dan bersiap-siap untuk mengantarkan Fajri.
"tapi Bunda masih sakit" ucapnya lembut.
"dari pada Aji nyusahin orang, biar Bunda yang antar nak"
"kalau Aji libur hari ini gimana Bunda?"
huh.
Fajira mendesah kesal, apa yang harus ia lakukan saat ini, jika mengantarkan Fajri sudah di pastikan ia belum kuat, namun melepaskan Fajri pergi dengan laki-laki itu juga membuatnya tidak tenang.
"Betul mau libur?"
"iya bunda"
"yaudah temani Bunda hari ini dulu ya nak, besok Bunda antar ke sekolah ya sayang"
"iya bunda" ucapnya tersenyum senang. Sementara Fajira hanya menggeleng saja melihat ekspresi Fajri yang terlihat senang ketika bolos sekolah.
📞"halo om, Aji gak jadi pergi sekolah. Terima kasih sudah menawarkan Aji tumpangan"
📞"apa Aji mau bolos?" tanya Irfan mengernyit
📞"iya om, Aji besok saja sekolahnya"
📞" gak mau berangkat sama om aja? Nanti om bisa minta tolong sama om Ray untuk jemput Fajri pulang nanti" bujuk Irfan.
📞"gak usah om, lagian Bunda masih sakit hari ini. Jadi Aku menemani Bunda om"
📞"ya sudah kalau begitu, om tutup ya nak. Sampaikan salam om kepada bunda. semoga cepat sembuh"
📞"iya om terima kasih, nanti Aji sampaikan salam om kepada bunda. Selamat pagi om, selamat menjalankan aktivitas hari ini"
📞"iya nak, terima kasih, Aji juga ya. om tutup ya"
tut.
Irfan menutup panggilan telefonnya. Fajri membalikkan badan melihat Fajira yang sudah menatapnya dengan penasaran, apa yang akan ia sampaikan nanti.
"apa kata om Irfan nak?"
"om Irfan titip salam sama Bunda, katanya cepat sembuh"
"iya nak. Aji ganti baju lagi ya sayang" ucap Fajira sedikit merona.
"iya bunda"
Fajri kembali mengganti bajunya dengan pakaian yang santai, dan Fajira menghubungi wali kelas Fajri untuk meminta izin terlebih dahulu.
Sementara di luar gerbang Irfan mendesah kesal karna tidak bisa melihat Fajri hari ini padahal ia sengaja bangun pagi dan menunggu di depan gerbang asrama agar bisa mengantarkan Fajri untuk pergi ke sekolahnya. Namun hanya kekecewaan yang ia dapat. Bahkan anak kecil itu berbicara ketus kepadanya membuat dada Irfan terasa nyeri amat teramat sangat.
"ke kantor pak" ucap Irfan
"baik tuan"
Mobil berjalan meninggalkan asrama dengan membawa seseorang yang tengah merasakan kecewa yang teramat dalam hatinya.
Kenapa sakit banget di ketusi sama Fajri. Huh rusak banget mood gue.
Hingga mobil perlahan berhenti di lobi perusahaan, aura dingin itu selalu terpancar di wajah tampan yang menjadi idaman setiap wanita. Hinga suara bariton itu menggelegar ketika tanpa sengaja salah satu karyawan menabrak dirinya sambil membawa cukup banyak dokumen.
"kau bisa kerja tidak" bentak Irfan.
"ma-maaf tuan, saya tidak sengaja" perempuan itu mulai ketakutan. Sementara Irfan berusaha untuk mengendalikan emosinya. Sungguh ia mulai lemah jika melihat perempuan ketakutan seperti ini. Irfan kembali teringat dengan rintihan Fajira yang masih terngiang di telinganya.
Tanpa sepatah kata pun Irfan berlalu dari sana dan menuju ke ruangannya, sementara perempuan itu segera mengumpulkan kembali berkas yang sudah berserakan dengan sesegukan.
Setelah Irfan berlalu, para karyawan segera membantu perempuan itu, namun satu hal yang menjadi pertanyaan bagi mereka, perempuan ini di pecat atau tidak? Begitulah pemikiran mereka.
"kamu gak apa-apa?"
"gak apa-apa kak hiks..." Ucap Syifa sesegukan.
"tuan Irfan tidak mengatakan apapun kepada kamu?"
"gak ada kak"
"ya sudah bereskan semuanya lagi"
"iya kak"
Mereka bubar setelah selesai membantu Syifa untuk membereskan semua dokumen tadi.
Sementara Irfan yang masih kesal duduk di kursi kebesarannya. Lagi ia teringat dengan Fajira ketika melihat perempuan yang ketakutan tadi. Frustrasi menghampirinya sungguh Irfan menginginkan perempuan itu secepatnya.
Ketika nanti kau ku temukan, dan jika kau tidak ingin menikah denganku nanti akan ku paksa hingga kau sendiri yang berlari mengajarku Fajira.
Irfan kembali berusaha fokus untuk bekerja pagi itu karna jadwalnya cukup padat beberapa hari ke depan. Namun getaran ponsel membuat fokusnya teralihkan. Setelah cukup lama ia mencoba untuk mengabaikan pesan itu, Irfan kalah, aku penasaraan! begitu jeritnya. Entah siapa yang tengah mengiriminya pesan pagi ini.
ddrrtt... ddrrtt...
📩 From +62************
"selamat pagi tuan Irfan yang terhormat, sebelumnya saya memohon maaf karna harus mengatakan ini kepada anda. Saya bundanya Fajri, untuk kedepannya saya mohon jangan terlalu mendekati Fajri karna saya tidak ingin anak saya bergantung kepada anda. Terlepas dari kerja sama antara anda dan Fajri, tolong perlakukan juga dia seperti rekan bisnis anda yang lainnya tuan.
Setiap hari ia hanya membicarakan tentang anda, sehingga cerita tentang saya seolah memudar dan terimpit karna ke beradaan anda. Sadari satu hal, dia bukan anak anda yang harus anda perhatikan sebegitunya. Jadi saya minta tolong, perlakukanlah Fajri sebagai mana rekan bisnis anda yang lain. Karna saya tidak ingin dia menaruh harapan besar kepada anda, karna kita sangat berbeda tuan.
Semoga tuan paham apa maksud saya. Mohon maaf jika perkataan saya lancang ke pada anda. Tapi saya mohon amat teramat sangat, jangan terlalu baik ke pada fajri. Selamat Pagi"
Jantung Irfan seolah di remas ketika membaca pesan dari Fajira. Nafasnya mendadak sesak membaca pesan itu, berulang kali ia menghela nafas agar udara itu kembali masuk ke dalam paru-parunya.
"kenapa apa masalahnya?" Ucap Irfan mengernyit. Ia adalah laki-laki yang sangat menghargai setiap keputusan orang lain.
Apa? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin menjauhi pria kecil itu. Apa tadi kenapa bundanya Fajri sangat kejam, apa dia tidak tau kalau aku juga menginginkan anak! Fajira dimana kamu sekarang arrrgghhh.... Bathin Irfan frustrasi dengan pesan yang ia baca barusan sambil menggebrak meja.
💖💖💖
TO BE CONTINUE