Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seperti Keluarga Kecil
Ema mengganti pakaiannya terlebih dahulu, agar lebih leluasa untuk memasak di dapur
Memakai celana pendek dan kaos oversize adalah yang terbaik untuk membuatnya nyaman, sehabis berganti barulah dia keluar dia masih bisa melihat Grey yang bersantai di sofa sambil memainkan ponselnya
"Sebaiknya aku bergegas memasak, aku sudah mengantuk lagi". Batin Ema beranjak ke dapur memasak Mie instant untuk dirinya dan Grey
Gadis itu menyiapkan semuanya dengan baik bukan hanya menyajikan mie instan tapi juga membuatnya sangat layak untuk di hidangkan pada Grey
Mie instan di tambah dengan kuah kari juga telur yang di susun sedemikian rupa membuat makanan itu terlihat mewah
Sementara itu Grey yang memperhatikan Ema dari belakang hanya bisa meneguk Saliva nya susah pasalnya dia bisa melihat kaki putih mulus milik gadis muda itu disana
Selama ini Ema selalu mengenakan pakaian yang tertutup dan lebih sering mengenakan celana panjang, jadi Grey tidak leluasa melihat keindahan yang sesungguhnya dari Ema
Dapur
"Selesai!". Semoga saja dia tidak berkomentar apapun, huh aku sama sekali tidak bisa melawan dia memegang semua kendali
Ema membawakan dua mangkuk mie instan yang dia bawa ke meja tempat di mana Grey masih bersantai pria itu melirik hidangan yang di sajikan Ema
Makanan itu kini terlihat menarik di matanya karena dia sendiri memang juga sudah lapar mereka makan terakhir di siang hari
"Maaf hanya ini yang bida saya hidangkan". Gadis itu duduk di depan Grey "Anda yakin menginap di sini?".
"Ya tentu". Grey mulai memakan makanan yang tak pernah dia sentuh
Terlahir di keluarga kaya membuat Grey selalu mendapatkan makanan terbaik, dia tidak pernah memakan makanan instan seperti yang disediakan Ema hari ini
Rasanya lumayan. Batin Grey ketika mencoba masakan Ema . Bagaimana dia membuat nya?
Sedangkan Ema Tanpa banyak bicara Ema menghabiskan miliknya tidak ingin berlama-lama di dekat Grey karena malam sudah semakin larut
Malam itu Grey benar-benar memakai kamar Ema untuk tidur dan Ema terpaksa tidur di ruang tamu sendiri, sedikit mengesalkan tapi gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa karena Grey sendiri yang memiliki Apartemen itu
Kamar sederhana dengan berbagai buku di dalamnya juga pekerjaan kantor yang tersusun rapi, Grey menyukai kamar gadis itu dan menurut nya tempat itu tidak terlalu buruk juga
Pagi Hari.
Grey membuka matanya karena suara aktifitas di luar kamar. Apa pelayan ini tidak tahu tempat huh, kenapa sangat berisik pagi-pagi begini
Grey mulai menggerakkan tubuhnya yang terasa sangat bugar dari hari biasanya wewangian di kamar Itu dan harum khas gadis muda membuat pikirannya melayang semalaman
"Ck ini bukan kamar ku". Grey tersadar dari tidur nya beranjak keluar
Ema dan kedua adiknya menatap nya heran di tambah ekspresi kedua adiknya membuat Grey kikuk
"Halo.... Selamat Pagi Om". Sapa kedua anak itu sambil menyantap sarapan yang dibuat oleh Ema
"Duduklah pak, dan makan sarapan".
Ema juga membuatkannya untuk pria itu jadilah mereka makan berempat, Ema tampak lebih nyaman karena kedua adiknya bersama dengan mereka
"Bagaimana kelas kalian? Masih sama seperti pertama?". Tanya Ema pada kedua adiknya "Linda bagaimana satu kelas mu"
"Ya kakak aku sudah punya teman, dia baik banget"
"Kakak jangan khawatir pada ku, aku juga punya teman yang banyak di kelas". Jawab Leo anak laki-laki itu memang tidak meragukan jika menyangkut dunia sosial
"Baguslah bersekolah lah dengan benar, kalian jangan berkecil hari karena berada di lingkungan seperti itu"
Ema terlihat seperti seorang Ibu yang menasehati anak-anaknya padahal dia masih sangat muda, membuat hari Grey berdesir di sana
"iya!"
Leo yang sejak tadi mencuri pandang pada Grey, tadi pagi Ema sudah menjelaskan siapa pria itu jadi dia sangat penasaran mengenai pekerjaan Grey
"Om kerja sebagai pemimpin perusahaan yang besar itu? Tempat kakak ku bekerja"
"Benar". Jawab Grey singkat sambil menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya. Enak
"Wah Om keren banget, aku ingin seperti om pasti om sangat hebat mengurus banyak hal". Puji Leo
"Tentu".
Grey sudah mendapat banyak pujian dari kalangan atas tapi entah kenapa mendengar pujian sederhana dari anak kecil seperti Leo, membuat hatinya berdesir hebat dan bangga dengan dirinya dengan langkah yang berbeda dari biasanya
"Dan kau tahu, kau harus bekerja dan belajar keras agar bisa menjadi seperti ku"
"Yeah tentu, aku akan belajar keras karena aku ingin seperti Om"
"Bagus! Berusahalah".
Ema hanya tersenyum kaku melihat kebersamaan kedua orang itu. Kenapa juga Leo memujinya Aku takin pak Grey akan semakin besar kepala setelah ini. Batin Ema
Pembicaraan di meja makan terdengar sangat hangat, Grey baru pertama kalian merasakan hal seperti itu
Selama ini dia hanya berdiam diri ditengah keluarga yang ada Ibu dan Ayah yang sibuk dengan diri mereka masing-masing
Sejak kecil pun Grey hanya diberikan fasilitas dan terus belajar tanpa perlu diperhatikan seperti anak lainnya
Sarapan di meja makan selesai, Ema bersiap mengantar kedua adiknya kesekolah, meski sebelumnya Grey sudah menawarkan supir untuk kedua anak itu
Ema tidak ingin berhutang lebih lagi pada Grey
"Pak saya akan pergi mengantar kedua adik saya, sekaligus ke kantor.... Kunci Pintu Apartemen belum saya ubah sejak datang pertama kali jadi anda bisa keluar masuk kapan saja"
"Aku akan mengantar kalian"
"Tapi pak"
"Tidak perlu sungkan, kau sudah memberi ku makan". Ujar Grey "Kalian mau naik mobil om kan". Sapa pria itu dengan manis
"Iya Om".
Mereka tampak bersemangat karena tawaran pria itu
"Seharusnya anda tidak perlu serepot ini". Ema berbicara pelan di samping Grey, kala mereka bersiap untuk berangkat
Sepanjang perjalanan pun kedua adiknya tampak sangat senang dan bersemangat menaiki mobil mewah milik Grey
Kedua anak itu duduk di belakang sementara Ema duduk di depan di samping Grey
Sesampainya di sekolah kedua anak itu turun menjabat tangan Grey dan Ema, pamit untuk berangkat ke sekolah
"Wah jadi ini suami Ibu, tumben bu bareng ke sekolah". Ujar bapak satpam yang sudah tua di gerbang sekolah
Ema tercengang dan sedikit sakit karena perkataan pria tua itu, apa wajah nya seperti Ibu-Ibu
"Saya kakak mereka pak, beliau atasan saya". Jelas Ema dengan tegas, satpam tersebut hanya manggut-manggut tidak tahu menahu soal hati Ema yang kesal
Grey bahkan tertawa kecil melihat ekspresi Ema yang di sangka Ibu anak dua
"Anda tertawa?".
"Hahahaha.... Huh tidak kusangka akan seperti ini, kalau begitu ayo kita ke rumah ku tidak perlu ke kantor kita bekerja dari rumah"
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/