Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkah atau Kutukan?
Suara tikus itu begitu berisik. Gradak-gruduk suaranya jelas terdengar di telinga Jack yang membuatnya susah untuk tidur.
Jack mengambil buku gambar miliknya yang biasa ia gunakan untuk membuat sketsa.
Dengan pensil yang melekat di jari tangannya Jack mulai menggambar. Jack menggambar tikus hitam gemuk yang sudah sering dijumpainya di rumahnya sendiri itu.
Tikus itu sekarang sedang membuat gaduh di atas loteng.
Jack menggambar dengan penuh ketelitian dan ketenangan. Kali ini dibumbui pula dengan rasa kebencian.
Tidak memerlukan waktu lama bagi Jack untuk menyelesaikan gambar objek yang semudah itu.
Dan sebentar saja tikus hitam gemuk itu sudah terperangkap di dalam buku gambar Jack.
Dan seperti biasa hasil coretan tangan Jack Palette selalu bagus. Sama seperti wujud aslinya.
Jack memandangi gambar tikus yang sudah jadi itu dengan seksama. Lama-lama ia justru semakin membenci tikus itu. Terlebih suara kegaduhan yang dibuat oleh tikus itu masih terdengar dengan jelas oleh Jack.
Jack kemudian membuat garis silang besar pada gambar yang baru saja ia selesaikan.
Sekarang tikus hitam gemuk itu telah tercoreng dengan tanda silang besar.
Tiba-tiba Jack terdiam. Ia benar-benar diam untuk mencari suara yang hilang.
Setelah Jack menyilang gambar tikus itu tiba-tiba suara keributan yang dibuat oleh tikus di atas loteng berhenti.
Suara kegaduhan yang gradak-gruduk itu seketika menghilang.
Jack begitu lega akhirnya setelah bermalam-malam ia sekarang bisa tidur dengan tenang tanpa gangguan yang membuatnya tidak nyaman.
*
Keesokan paginya,
“Jack”,
“Jack”,
“Kemari lah Jack”,
Susan berteriak-teriak memanggil anaknya yang masih belum keluar dari dalam kamar.
Jack terbangun mendengar panggilan ibunya.
Pagi ini ia terbangun dengan perasaan yang gembira. Karena semalam ia bisa tidur dengan sangat lelap.
“Aku datang bu”,
Jack berjalan ke luar kamar menghampiri Susan yang masih berteriak-teriak memanggilnya.
Susan tengah berada di dapur.
“Ada apa bu?”,
Jack bertanya kepada Susan kenapa pagi-pagi sekali ibunya sudah heboh.
“Lihat lah Jack”,
Susan menunjuk ke arah lantai dapur. Dan di sana ada tikus hitam gemuk yang sudah sering mereka berdua lihat dalam keadaan mati.
“Ibu membunuhnya?”, tanya Jack.
“Aku menemukannya sudah tergeletak mati di sana”,
“Sepertinya tikus ini dibunuh oleh karmanya sendiri karena sering mencuri makanan di rumah kita”,
Susan benar-benar puas melihat makhluk pengerat itu telah mati. Tidak akan ada lagi yang mengurangi jatah makanan mereka.
“Jack, jangan diam saja”,
“Lekas buang bangkai tikus ini ke tempat sampah di luar sana”, perintah Susan.
“Ya, tentu saja”,
Jawab Jack yang baru terbebas dari lamunannya ketika mendapati tikus itu benar-benar telah mati.
Apa yang menyebabkan tikus yang begitu beringas itu mati mendadak?
Jack terus memikirkannya. Ia benar-benar ingin tahu penyebab yang membunuh tikus itu.
Ketika membuang bangkai tikus itu. Jack tidak menemukan bekas-bekas luka di tubuhnya.
Tidak ada darah yang keluar. Tidak ada busa yang keluar. Hanya bau tikus saja seperti tikus pada umumnya.
Jack yang merupakan seorang seniman muda yang kreatif sempat berpikir, apa jangan-jangan ia yang telah membunuh tikus itu dengan cara menggambarnya lalu mencoretnya dengan tanda silang?
Seorang pelukis tua yang sudah jauh lebih berpengalaman dari pada Jack pernah memuji lukisannya.
“Palette, lukisanmu benar-benar hidup”, kata orang itu.
Itu lah imajinasi anak yang baru berusia lima belas tahun yang dunianya selalu dipenuhi oleh warna dan warna. Warna-warna yang sering Jack kombinasikan sendiri.
Atau setidaknya gagasan itu sempat terlintas di dalam pikirannya. Berbisik lirih mengetuk batinnya.