NovelToon NovelToon
Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: skyl

Ini tentang sebuah perselisihan dua puluh Tahun lalu antara Atmaja dan Biantara

Mereka berperang pertumpuhan darah pada saat itu. Atmaja kalah dengan Biantara, sehingga buat Atmaja tak terima dengan kekalahannya dan berjanji akan kembali membuat mereka hancur, sehancur-hancurnya

Hingga sampai pada waktunya, Atmaja berhasil meraih impiannya, berhasil membawa pergi cucu pertama Biantara yang mampu membuat mereka berantakan.

Lalu, bagaimana nasib bayi malang yang baru lahir dan tak bersalah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8 -Trauma?

"Pak kita ada jadwal meeting siang ini," ucap Denis memberikan sebuah berkas kepada Kaivan yang tengah fokus ke arah laptopnya.

"Bersama Biantara Group?"

"Iya, pak." Kalau di kantor, Kaivan tidak ingin dipanggil dengan sebutan Tuan oleh asistennya itu, terpaksa Denis memanggilnya pak seperti orang-orang di kantor.

Kaivan menutup laptopnya, Denis menunduk sedikit lalu keluar dari ruangan.

Di restoran tempat mereka mengadakan meeting tepatnya hanya pertemuan biasa, jadi tak perlu ke kantor.

Kaivan mendengarkan secara teliti pihak Biantara Group berbicarakan.

"Bagaimana pak Kaivan?"

"Bekerja sama?" Kaivan memainkan pulpen yang tengah dia genggam.

Kaivan melirik asistennya yang setia berada di sampingnya.

Dengan peka Denis memberikan sebuah map kepada Kaivan. Map berisi tentang data-data perusahaan Biantara Group.

Biantara Group salah satu perusahaan terbesar di negara ini juga. Namun, masih di bawah Atamadewa.

"Pak, Biantara Group memiliki rumah sakit besar, dan kata orang, rumah sakit tersebut memiliki banyak dokter ahli, baik dalam dokter spesialis saraf, dokter psikiater dan dokter ahli lainnya, juga memiliki banyak fasilitas."

Kaivan menaikkan satu alisnya mendengar ungkapan dari asistennya itu.

"Iya pak Kaivan, benar kata pak Denis. Kami memiliki sebuah rumah sakit besar yang terletak di Bali, juga memiliki cabang di berbagai kota. Dan kami lagi proses pembangunan di kota ini. Jika pak Kaivan bersedia bekerja sama, kita akan memecahkan rekor saham terbesar di tahun ini," ucap pak Calvin.

Setelah mengecek semua data-datanya, tidak ada cacat, tidak ada rumor yang pernah dilakukan perusahaan tersebut, semuanya bersih.

"Saya akan memikirkannya."

"Maaf pak, kalau boleh tahu sampai kapan pak Kaivan akan memberikan jawaban?"

"Kenapa pak Calvin buru-buru sekali? Apa perusahaan kami berpengaruh besar untuk kalian?" tanya Kaivan.

Pak Calvin tertawa mendengar ucapan Kaivan.

"Perusahaan Atamadewa perusahaan terbesar di negara ini. Perusahaan mana yang tak ingin bekerja sama dengan perusahaan kalian."

Ah benar juga, Kaivan melupakan fakta tersebut.

"Saya akan memberikan jawaban dua atau tiga hari lagi, asisten saya akan menghubungi anda nanti."

Ini belum sepenuhnya, tapi pak Calvin sudah merasa senang. Walaupun belum tentu akan di terima, tetapi sudah memiliki peluang besar.

"Baik pak."

"Silahkan di makan pak Calvin sajiannya," tawar Kaivan.

"Baik, terimah kasih pak Kaivan." Pak Calvin mencicipi makanan yang tersaji.

"Saya dengar-dengar restoran ini milik pak Kaivan?"

Kaivan mengangguk.

"Benar, salah satu restoran yang saya kelola sendiri tanpa campur tangan pak Deri."

Calvin manggut-manggut.

"Saya dengar-dengar pak Calvin tengah mencari anak anda yang hilang dua puluh tahun lalu, apa pak Calvin sudah menemukannya? Maaf saya jadi kepo," ucap Denis ikut nimbrung.

"Tidak masalah pak Denis. Begini, saya belum menemukan keberadaan putri saya di mana, tidak ada tanda-tanda keberadaanya. Saya tidak tahu apakah dia masih hidup ataukah sudah tiada."

"Saya hanya berharap, jika seandainya dia masih hidup, semoga dia aman di mana pun dia berada saat ini. Jujur istri saya sampai sekarang masih merasa kehilangan dan merasa bersalah. Saya tidak akan menyerah sebelum menemukan putri saya pak Kaivan, pak Denis."

"Dari usianya, apakah putri pak Calvin hilang saat bayi?"

"Betul pak, hilang saat usianya baru memasuki tiga minggu, kami benar-benar hancur pada saat itu. Bahkan papa saya, pak Biantara kena stroke karena kehilangan cucu pertamanya."

Kaivan manggut-manggut, dia memandang Denis yang berada di sampingnya. Melihat tatapan bosnya, Denis hanya mengangguk.

"Iya pak."

Rasanya air matanya ingin menetes saat itu juga, tapi pak Calvin tak ingin air matanya membuat Kaivan tak suka lalu tak menerim kerja sama mereka.

"Baik kalau begitu, mungkin sampai sini aja pak Kaivan meeting kita hari ini, saya harus ke suatu tempat."

"Baik pak Calvin." Mereka berdiri, sebelum meninggalkan restoran, mereka bersalamaan alah pria berbisnis.

Setelah kepergian pak Calvin, kini tinggal dirinya dan Denis. Mereka tengah berdiskusi.

"Berikan saya info lebih lanjut nanti. Apakah masih ada jadwal meeting?"

"Sepertinya hari ini hanya dengan Biantara Group, setelahnya kosong pak."

"Oke, jangan menerima pertemuan siang ini. Saya ingin membawa Aruna terapi."

"Baik pak." Setia dengan tabletnya, Denis menerima sebuah perintah dari bosnya.

"Oh iya, pak. Laporan yang anda suruh kerjakan semalam, sudah saya selesaikan pak. Saya akan mengirimnya pada anda."

"Ngercep juga kamu. Bekerja lah dengan giat saya akan melebihkan gajimu, serta memberimu tiket berlibur jika sudah menyelesaikan tugas yang ini."

"Baik pak." Denis jadi semangat jika sudah dijanjikan sesuatu oleh bosnya ini.

Bagaimana bisa dia tak betah jadi asistennya Kaivan. Menurutnya, bekerja dengan Kaivan adalah satu keberuntungan baginya walaupun kadang pekerjaannya tak ngotak. Namun, demi gaji besar serta bonus berlibur tetap lancar, Denis akan mengerjakan semuanya.

 

Kaivan turun dari mobil, melempar kunci kepada pak satpam yang berjaga di depan gerbang mansion.

Satpam itu pun memarkir mobil sang Tuan dengan benar, sedangkan Kaivan berjalan memasuki rumah.

"Ada apa ini?" tanya Kaivan melihat kekacauan yang terjadi mansionnya.

Sofa yang terbalik, beberapa barang pecah membuat Kaivan menatap tajam para pelayan yang tengah membereskan.

"An-u Tuan, Nyonya Aruna tadi mengamuk."

Kaivan menghela napas panjang, dia memejamkan matanya sesaat. Memijat pelipisnya agar bisa meredahkan emosinya.

"Di mana dia sekarang?"

"Di kamar pak, maaf pak. Kami terpaksa mengurungnya agar tak menghambur barang lagi, ini kesalahan saya pak."

Kaivan langsung menuju kamar milik Aruna, mendengar teriakan Aruna dari dalam kamar membuatnya buru-buru membuka pintu tersebut.

Brak!

Kaivan reflek menghindar saat sebuah barang terlempar ke arahnya.

"Hey Aruna." Kaivan berusaha menghentikan amukan gadis itu.

"Semuanya pergi, jangan ganggu Aruna. Semuanya jahat, hiks hiks," teriak gadis tersebut. "Una benci sama diri Aruna, Aruna benci."

Melihat Aruna lengah, Kaivan langsung menarik gadis tersebut masuk dalam dekapannya.

"Tenang oke, tenang."

Aruna menangis dalam pelukan Kaivan. Kaivan mengusap dengan lembut rambut panjang yang sudah berantakan itu.

"Sudah tenang?"

Aruna masih terisak, dia menatap Kaivan dengan mata berkaca-kaca.

"Monster jangan pukul Una ya, maafin Una udah berantakin semuanya," ucapnya dengan tatapan takut kepada Kaivan.

Kaivan begitu bingung dengan tingkah Aruna. Sangat banyak teka-teki dikehidupannya. Apa gadis di depannya ini memiliki trauma yang begitu besar?

"Ya jangan menangis lagi jika tak ingin ku marahi."

"Monster enggak pukul tangan Una kan?"

"Tidak, sudah jangan menangis lagi. Lihat tangan kamu berdarah, kenapa hambur-hamburin barang, hem?"

Aruna menunduk, tidak menjawab pertanyaan Kaivan, dia hanya diam.

"Aruna..."

"Monster enggak marah kan?" tanya Aruna lagi.

"Tidak Aruna."

Mendengar itu, Aruna langsung memeluk Kaivan dengan erat.

1
Pujiastuti
😅😅😅Aruna,,,,,,, Aruna sok sokan suruh Ipan jauh² bobonya ternyata ngak bisa bobo juga ya Runa kalau ngak dipeluk sama Ipan 😁🤭
Pujiastuti
😅😅😅kalau sampai berani bilang langsung kalau bos nya bodoh bakalan dipecat kalian 😁😁😁
Pujiastuti
walah ini emak sama anak malah gelut rebutan Aruna 😁😁🤭
Pujiastuti
aduh senengnya kalau punya mertua kayak mamanya Kavian
Pujiastuti
ayo lo Kaivan bisa tahan godaan ngak nih jangan macam² sama Aruna ya Ipan nanti dilaporkan ke mama ipan yang malu nanti 😁😁
Pujiastuti
Aruna ketemu ayah kandungnya ni,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!