Pasangan rumah tangga Kisman dan Mawar kehilangan anak satu-satunya karena sakit. Mereka tidak bisa menerima kenyataan pahit dan menginginkan putri mereka kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejujuran di Kota Kumuh
Setelah menempuh perjalanan yang tidak biasa dengan susah payah akhirnya Kisman sampai juga di kota Kumuh.
Sekarang waktunya sudah sore menjelang malam,
“Jika ingin mencari ku pergilah ke tempat tukang cukur yang berada di dalam pasar”,
Begitulah pesan Bandi ketika berada di dalam penjara yang menjadi satu-satunya petunjuk bagi Kisman.
Kisman pergi ke pasar. Kali ini ia seorang diri. Tidak ada Mawar yang menemani.
Hanya kenangannya saja yang masih akan selalu ada untuk menimbulkan kesedihan.
Kisman buru-buru mengejar waktu untuk sampai di dalam pasar di tempatnya para tukang cukur.
Kisman takut terlambat dan mereka sudah tutup.
Sesampainya di dalam pasar di tempatnya para tukang cukur Kisman masih bisa bersyukur. Masih ada beberapa yang buka. Tapi tidak melayani.
Mereka sedang merapikan tempat dan alat-alat karena sebentar lagi mereka akan pulang. Tutup seperti yang lainnya.
“Permisi pak”,
Kisman menyapa para pemangkas rambut yang rata-rata usianya sudah berumur. Mereka sudah kakek-kakek.
“Kesorean mas”,
“Sudah mau tutup”, jawab mereka.
“Besok pagi saja datang lagi kemari”, pinta mereka.
Kisman tidak bisa mengelak. Memang pasar sudah mau tutup. Hari sudah mulai gelap dan satu per satu lampu-lampu sudah mulai dinyalakan.
Itu tidak jadi soal buat Kisman. Karena ia kemari bukan untuk potong rambut.
Kisman datang ke sini untuk mencari orang yang bernama Bandi.
“Maaf pak, aku mau tanya”,
“Kalau mau bertemu dengan Bandi dimana ya?”, Kisman berterus terang.
Mendengar nama Bandi disebutkan para tukang cukur yang sudah mau pulang itu malah saling bertanya.
“Bandi?”,
“Bandi siapa?”
“Kamu tahu Bandi?”,
“Bandi siapa?”,
“Bandi?”,
“Di sini tidak ada yang namanya Bandi”, kesimpulan mereka.
Tidak puas dengan jawaban yang didapatkannya. Kisman lalu pergi ke sebuah warung kecil di dalam pasar yang letaknya tidak jauh dari tempat pangkas rambut.
Di sana lah waktu itu Kisman dan istrinya berembuk bersama Bandi.
Namun ketika Kisman mencari tempat itu. Warung yang dimaksud sama sekali tidak ada.
Kisman sudah berulang kali mondar-mandir. Tapi tetap saja tempat itu tidak bisa ditemukan.
Sungguh janggal dan misterius.
Apa jangan-jangan? Pikir Kisman yang bukan-bukan dan tidak masuk di akal.
“Mas”,
Ada yang memanggil Kisman.
Rupanya ia adalah salah seorang dari tukang cukur yang masih belum pulang tadi.
“Ada apa pak?”, Kisman mendekat siapa tahu orang itu bisa membantu.
“Aku baru ingat”,
“Ada yang namanya Bandi”,
“Mari ikut aku, akan aku antarkan kamu ke rumahnya”, kata orang itu.
Syukurlah batin Kisman. Walaupun hari sudah gelap ia bisa menemukan Bandi.
Sebenarnya tadi Kisman sudah menduga yang macam-macam tentang Bandi. Kawannya yang ia kenal dari balik jeruji. Takutnya kalau Bandi itu ternyata seorang penipu.
“Apakah rumahnya jauh?”,
Tanya Kisman yang mengikuti orang itu dari belakang.
“Rumahnya dekat di kampung samping pasar”,
“Kita jalan saja”,
“Sebentar juga sampai”, kata orang itu.
Dan memang sebentar juga sampai. Rumah Bandi berada di kampung samping pasar.
“Ini rumahnya Bandi’,
“Bandi itu dulunya juga tukang cukur sepertiku”,
“Tapi itu sudah lama”,
“Sudah belasan tahun yang lalu”, ungkap orang itu mengejutkan Kisman.
“Maksudnya pak?”, tanya Kisman.
“Kamu tanya sendiri saja sama keluarganya”, kata orang itu.
Orang tua itu mempertemukan Kisman dengan keluarga Bandi.
Kisman mendapatkan fakta-fakta jawaban yang membuatnya bergidik. Kenyataan yang susah untuk dipercaya begitu saja.
“Mas Bandi sudah pergi dari rumah sejak lama”,
“Kalau dihitung-hitung sudah hampir dua puluh tahun mas Bandi pergi dan tidak pernah pulang”,
Keterangan itu keluar dari mulut adik perempuan Bandi yang sudah sangat lama tidak berjumpa dengan kakaknya.
Kisman juga diperlihatkan foto lama Bandi. Dan benar memang dia lah orangnya.
Bandi di foto itu sama seperti Bandi yang beberapa waktu lalu Kisman temui.
Tapi seharusnya Bandi sekarang sudah berusia jauh lebih tua dibandingkan dengan Bandi yang ada di foto belasan tahun yang silam.