Kalian bisa bayangkan bagaimana anehnya gadis cupu berubah jadi gadis tomboy?
Ikuti aja ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Vuspita sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak pembantu
Typo bertebaran... Mohon maaf, Author kurang teliti. Ditambah ini Keyboard sok pintar.
.
.
.
Key menyemgol seseorang. Sontak aktivitas Key dan lainnya terhenti dan menatap orang yang Key tabrak . “Sorry..” Ucap Key datar.
“Hm...” Gumamnya.
Key dan lainnya melanjutkan jalannya tanpa mempedulikan orang yang ia tabrak. Sampai pada suara yang ia tabrak memasuki gendang telinganya. “Key....” Ucapnya berat.
Key menghentikan langkah dan menatap orang itu. “Hm?” Ia mengangkat satu alis dengan raut wajah tanda tanya.
Orang itu menatap Key tajam. Sampai pada satu suara yang menyita perhatian mereka.
“Lo bukannya yang ngaku jadi adeknya Daren pas bulan lalukan?” Tanya salah satu pria disana. Yap, orang yang Key tabrak adalah Daren. Disana juga ada Dara dan dua temannya serta Daren dan dua temannya.
“Iya. Lo cewek cupu pas didorong itukan?” Salah satu teman Daren ikut bicara.
“Siapa ya? Gue nggak kenal kalian.” Ucap Key dingin.”Nggak ada yang mau diomonginkan. Gue pergi.” Lanjutnya sedatar mungkin.
“Dasar anak haram nggak tau diuntung.” Ucap Dara sinis.
“Siapa sii dia?” Tanya teman Dara heran.
“Anak haram pmbantu gue.” Jawab Daren datar.
“Gue Cuma panggil lo bukan mau ngomong sama lo kok. Gue Cuma mau bilang, jangan dibawa kesini sifat murahan lo itu. Malu sama anak kampus, pakek peluk-peluk dijalan segala. Meskipun lo memang anak haram dan bapak lo brengs*k sii..” Ucap Daren mencekal tangan Key.
Bolehkah Key sakit hati?
“Maksdu lo apa ngomongg temen kita kayak gitu?” Natan mendorong tubuh Daren.
“Nggak usah dorong temen gue juga kali. Nantangin lo.” Teman Darenpun maju dan menatap Natan tajam.
Bugh...
“Keyla...” Teriak Dara saat melihat Key memukul wajah Daren kasar. Sorot matanya tajam saat ini.
Key memejamkan matanya yang terasa panas. “Kalo gue murahan, itu nggak ada hubungannya sama lo. Kalo gue anak sii haram, itu juga bukan urusan loo. Lo inget ya.. LOO BUKAN SIAPA-SIAPA GUE,,..!” Teriak Key menggema. Ia pergi meninggalkan Natan dan lainnya.
Daren menatap Key datar. Kenangan beberapa bulan lalu melayang dipikirannya.
..
“Kakak... kak Dara ,, kak Daren...” Sosok gadis berkaca mata tebal berlari secara bahagia menuju yang ia panggil. Ia menggunakan baju pink terang dan rok biru, sepatu hitam andalan dan kaos kaki kendur. Rambutnya digerai tapi sangat kusut.
Sosok yang dipanggilpun menatap gadis itu jijik. Dia anak yang sangat jauh berbeda dari yang lain, bodoh, culun dan membuat siapapun malu jika menganggapnya adik.”Lo siapa?” Tanya Daren.
Gadis itu menatap Daren polos. “Ak aku Key adik kakak. Aku aku mau numpang kak, uangku habis dipalak sama kating.” Jelasnya gugup.
“Ini adik lo Dar?” Tanya pria yang bernama Sam.
“Widih., adik lo unik banget.” Sahut teman Daren yang lain bernama Han.
Unik?
“Bukan. Dia anak haram pembantu gue.” Jawab Daren datar.
“Bukan.. aku anak papi, bukan anak haram.” Jelas Key tak terima.
“Nggak Usah ngaku-ngaku.” Bentak daren. Ia membuka pintu mobil untuk Dara sanga adik kesayangannya.
“Kakak. Aku mau nebeng ya. Soalnya rumah kita jauh kalo aku jalan.” Ucap Key penuh harap.
Daren mendorong tubuh Key kasar. Hingga membuat Key terjembak dan atas aspal. Aspal itu sangat panas karena haris ini sangat panas, membuat telapak tangan Key panas, ditambah ada kerikil-kerikil kecil membuat telapak tangannya terluka. “Nggak usah sok kenal. Pergi sono. Gue nggak peduli, matipun loe gue nggak peduli.” Bentaknya sembari menendang pinggang Key kasar.
“Daren...” Teriak temannya. Mereka baru kali ini melihat Daren sekasar itu pada orang, terlebih lagi pada seorang perempuan.
Tanpa mau mendengat teriakan orang lain, Daren memasuki mobilnya dan meninggalkan Key dan lainnya.
Key menatap mobil Daren yang meninggakannya. Jujur saja, ia sudah tak punya uang karena dipalak oleh kakak tingkatnya, terlebih ia belum makan sedari pagi tadi membuat ia sangat lemah. Sekarang perutnya ditendang membuatnya semakin sakit. Pantatnya sakit untuk berjalan sampai kerumah.
Ia mengangkat punggung tangannya untuk mengusap air matanya. Tak ada yang mau menolongnya, memanggap dirinya sangat jijik dan juga virus. Sungguh hidupnya sama sekali tak diberi keadailan.
ia berdiri sendiri dari tempat iaterjatuh sambil memegang perutnya, dan mulai berjalan pincang. Ia memilih berjalan samapi kerumah saja dengan keadaan seperti ini. dengan terlati-lati ia berjalan, sesekali ia berhenti dan menyekah keringatnya. Saat sudah sampai rumah, ia dimarah oleh papi dan maminya.
...
“Loe siapa sebenarnya?” Gumam Daren dalam hati. Ia baru bisa merasakan pukulan dari seseorang yang selama ini ia siksa.
Sunggu rasanya sakit, tapi bagaimana kabar Key yang dulu ia bikin seperti ini?...
Key melangkah menjauh secara kesal, sedih, marah menjadi satu, ia berhenti ketika Natan menahan tangannya.”Lo mau kemana si Key? Kita kantin aja yuk, biar lebih enak hati lo.” Ucapnya lembut.
Key diam sesaat lalu mengangguk. “Boleh. “ Jawabnya singkat lalu pergi mengikuti Natan dan lainnya.
Sebenarnya ada ribuan pertanyaan diotak Natan Dkk tentang Key. Tapi mereka akan menanyakan nanti, saat ini otak Key masih panas, mereka tak mau menjadi samsak karena kekesalan gadis didepannya.
“Lo mau pesen apa Key?” Tanya Danil saat berada dikantin.
“Gue mau lontong gulai opor satu sama nasi goreng satu. Minumnya just jeruk nipis ya.” Pesan Key.
“Buset. Makan lo nggak sebanding sama badan lo.” Sahut Danil terkejut.
“Lo cacingan ya Key? Makan banyak tapi kurus.” Sahut Natan.
“Coba liat. Perut lo buncit nggak? Kalo iya lo cacingan beneran de kayaknya.” Sahut Reval.
Key mengangkat bahu acuh. Soal masalahnya ia sudah melupakannya. Malas untuk memikirkan hal yang tidak penting. Sangat-sangat malas. “ Gue kan masih ditraktir Natan. Jadi mamfaatin selagi ada.” Key mnaik turun alisnya sembari tertawa.
“Anjherrrr. Memang.” Natan menggeleng sebal.
“Makanya. Omongan dijaga.” Sahut Key.
“Mas, mbak. Jadi nggak pesen?” Tanya pelayan. Eh, Key dan lainnya sampai lupa jika ad pelayan.
“Hehe. Maaf mbak. Jadi dong. Kita pesen lontong kuah opr ayam satu sama nasi goreng 4porsi. Jusnya just jeruk 2 sama Teh madu dua.” Jawab Danil kikuk.
“Jika begitu saya permisi mas, mbak.” Ucap peyaan itu sopan lalu pergi.
Setelah pelayan itu pergi barulah Key dan lainnya membuka Hp masing-masing. Key membuka PDF yang berisi buku aktifis kiri yang belum selsai ia baca. Sedangakn yang lainnya bermain game online.
“Key.” Panggil Natn ragu.
Key mendongak menatap Natan dengan mengangkat satu alis.
“Kak Daren sama kak Dara itu beneran kakak lo ya? Bukan maksudnya nyinggung atau nyakitin lo ni ya. Dulu lo perna ngomong mereka kaka lo, tapi lo didorong. Nah, beneran nggak sii?” Tanya Natan sedikit kaku. Memang benar, Key sangat terkenal saat kejadian itu, tepatnya terkenal karena keburukan.
Key meletakkan hpnya menatap Natan. Danil dan Reval yang tadi main game menjadi berhenti dan menatap key menuntut penjelasan.
.
.
.
.
semangat untuk karya-karya authorr selanjutnya💪