Daniel Van Houten, mafia berdarah dingin itu tak pernah menyangka dirinya di vonis impoten oleh dokter. Meski demkian Daniel tidak berputus asa, setiap hari ia selalu menyuruh orang mencari gadis per@wan agar bisa memancing perkututnya yang telah mati. Hingga pada suatu malam, usahanya membuahkan hasil. Seorang gadis manis berlesung pipi berhasil membangunkan p3rkurutnya. Namun karna sikap tempramental dan arogannya membuat si gadis katakutan dan memutuskan melarikan diri. Setelah 4 tahun berlalu, Daniel kembali bertemu gadis itu. Tapi siapa sangka, gadis itu telah memiliki tiga anak yang lucu-lucu dan pemberani seperti dirinya.
____
"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" Azkia
"Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." Azam
"Talau olang dahatnya atang agi. Tami atan ucil meleka." Azura.
_____
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Daniel lalu meraih ponselnya yang berdering.
"Ada apa lagi Regan?"
"Maaf, Tuan. Mr. Kim sudah menunggu Tuan di clab."
Daniel mendengus, ia lupa, jika malam ini ada janji dengan rekan bisnisnya. "Katakan padanya, sebentar lagi aku datang!"
Setelahnya, Daniel memutuskan sambungan telepon. Dia kembali memasang pakaian, lalu melirik Ayang yang masih menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan diatas ranjang.
"Sabar honey, setelah urusanku selesai, kita akan lanjutkan permainan ini," ucapnya sambil menatap Ayang yang terbaring di ranjang.
Sebelum keluar kamar, Daniel memanggil pelayan melalui intercom yang terhubung ke seluruh ruangan yang ada di lantai dasar.
Tidak lama, tiga orang pelayan yang di panggil Daniel mengetuk pintu kamar. Daniel menyuruh pelayan tersebut agar membersihkan kamarnya serta mendadani Ayang secantik mungkin.
.
.
.
Tiga orang pelayan berseragam mendekati Ayang yang berbaring diatas ranjang dengan kedua tangan masih menutup mata serta sebagian wajah.
"Nona, bangunlah. Kami di perintahkan Tuan untuk membersihkan kamar ini," ujar salah satu pelayan.
Ayang masih diam, dirinya begitu malu karna tadi tidak sengaja mengompoli ranjang.
"Nona, bangunlah dulu, kami ingin membersihkan kamar ini," ulang pelayan tadi, namun Ayang masih saja tidak bergeming.
Ketiga pelayan saliing memberi kode melalui pandangan, kemudian naik ke atas ranjang dan menggotong tubuh Ayang.
"Awh," Ayang menjerit merasakan tubuhnya diangkat.
"Lepas, lepaskan aku! Apa yang kalian lakukan?" Ayang menggeliatkan tubuhnya.
"Maaf Nona."
Ketiga pelayan terus saja menggotong Ayang ke dalam kamar mandi. Tiba di kamar mandi mereka kembali saling pandang, lalu membuka pakaian Ayang.
"Eh, kalian mau apa?!" Ayang memekik, ketika tiga pelayan tersebut ingin membuka pakaiannya.
"Kami akan membantu Nona mandi," ujar pelayan tersebut, seperti robot yang telah di program.
"Gak! Aku gak mau!"
Penolakan Ayang tidaklah di hiraukan oleh ketiga pelayan tersebut. Mereka terus berusaha membuka paksa pakaian Ayang.
"Hentikan! Biar aku yang melakukan sendiri! Kalian pergilah!"
Ayang menyilangkan kedua tangannya di dada, saat bajunya sudah berhasil di lepaskan pelayan.
"Baiklah Nona, kami akan menunggu di luar," Lalu, ketiga pelayan pergi meninggalkan Ayang sendiri di dalam kamar mandi.
Ayang menghembuskan nafas kasar, sambil mengedarkan pandangan di dalam kamar mandi yang lebih mewah dari kamar mandi hotel tempat pertama kali ia menyerahkan diri pada Daniel, tempo hari yang lalu.
Ayang beringsut, menyandarkan punggungnya di dinding, perlahan tubuhnya meringsut kebawah.
Di bukanya kalung liontin yang terdapat foto ayah dan bundanya. Ia menangis pelan memandang foto tersebut.
Tok! Tok! Tok!
"Nona, apakah Nona telah selesai?"
Ayang tersentak, lalu menutup liontin tersebut.
"Nona..." Pelayan kembali memanggilnya.
"Belum, tunggu sebentar lagi," sahut Ayang dari dalam.
Ceklek.
Pintu di buka pelayan dari luar.
"Hei, apa yang kalian lakukan? Aku belum selesai!"
"Tapi waktu Nona sudah habis."
Pelayan mendekat, lalu membawanya berdiri di bawah shower.
"Tolong, jangan lakukan ini padaku!"
Ayang menjerit ketika pelayan sudah melepaskan seluruh pakaiannya dan mengguyur tubuhnya dengan air shower.
Selesai mandi, pelayan memakaikan Ayang pakaian seksi, berbahan tipis, yang akan mengundang syahwat para lelaki yang melihatnya. Wajah Ayang juga di polesi para pelayan itu dengan make up bernuansa natural.
Ketiga pelayan begitu terampil melakukan tugasnya, meski Ayang terus saja berontak mereka tetap bisa memolesi make up ke wajah Ayang dengan sempurna.
Ayang menatap sekilas wajahnya dari pantulan cermin usai pelayan mendandaninya. Ia kaget, sama sekali tak percaya yang tengah di lihatnya adalah dirinya sendiri.
"Sudah selesai, sekarang Nona makanlah," ujar pelayan setelah pekerjaannya selesai.
Ayang diam, tidak merespon ucapan pelayan tersebut.
"Jika Nona butuh sesuatu, kami ada diluar,"
Ayang hanya menunduk diam di depan cermin tidak menyahut apa yang diucapkan pelayan tersebut.
"Kalau begitu kami permisi, Nona." Ketiga pelayan itupun pergi keluar kamar.
Ayang menegakkan kepala, menatap kembali wajahnya dalam pantulan cermin. Kedua tangan Ayang terangkat menghapus make up di wajahnya. Dia begitu jijik melihat wajah cantiknya yang dimatanya seperti wanita murahan.
Kemudian, mata Ayang menyapu kamar mewah tersebut, mencari celah untuk dia bisa melarikan diri. Perlahan kakinya menapak menuju pintu, secara pelan ia membuka pintu tersebut, lalu mendongakkan kepala keluar, untuk melihat ke adaan di luar.
"Apa Nona butuh sesuatu?"
Buru-buru Ayang kembali masuk kedalam kamar dan menutup pintu ketika melihat salah satu pelayan tadi berdiri di samping pintu kamar.
Ayang berdiri dengan punggung yang bersandar ke daun pintu.
Bagaimana caranya aku bisa keluar dari sini?
Tiba-tiba, matanya menangkap sesuatu, kakinya pun bergerak kesana, mendekati gorden dan menyibakkannya. Ayang tersenyum melihat ada pintu kaca di balik gorden tersebut. Kemudian, dia mendorong pintu kaca tersebut yang terhubung ke balkon kamar.
Mata Ayang sejenak sempat menatap takhjub apa yang di lihatnya saat ini. Pemandangan outdoor yang begitu indah, tepat di bawahnya terdapat kolam renang yang luas.
Bagaimana aku bisa keluar dari tempat ini?
Ayang membatin, karna melihat tembok tinggi di sekitar kolam.
* * *
Hampir tengah malam, Daniel baru tiba di mensionnya. Ia segera menuju kamar yang berada di lantai dua.
"Selamat malam, Tuan," Sapa pelayan yang sejak tadi berdiri di samping pintu kamar dengan kepala menunduk.
"Dimana gadis itu? Apa tubuhnya sudah kau bersihkan?"
"Sudah Tuan, sekarang dia ada di dalam," jawab pelayan tersebut dengan kepala masih menunduk.
Tanpa banyak tanya lagi Daniel segera masuk kedalam kamar.
Namun, rahangnya seketika mengeras ketika tak menemukan Ayang diatas ranjang. "Susi!" Teriakannya menggema di dalam kamar.
Daniel kemudian menghentakkan kakinya keluar kamar.
Tap!
Seketika tangannya mencengkram leher pelayan tadi yang masih berdiri di samping pintu.
"Aku menyuruh kau berdiri di sini agar gadis itu tidak kabur. Tapi kenapa sekarang dia tidak ada!"
"Ummhh... Mmmhhh..." Wajah pelayan itu memerah, matanya melotot, ia nyaris kehilangan nafas.
"Katakan dimana gadis itu!" Daniel pun melepaskan tangannya dari leher pelayan itu.
Pelayan itu meraup udara rakus ketika tangan Daniel terlepas.
"Ma-maaf kan saya Tuan, tapi sejak tadi saya berdiri disini, saya tak ada melihat orang keluar."
Rahang Daniel semakin mengeras, lalu menyeret pelayan itu masuk ke dalam kamarnya, menghempaskan kasar pelayan itu hingga jatuh ke lantai. "Kau lihat sendiri! Apa dia ada di dalam?"
Daniel kemudian mendekati meja, bicara dengan intercom yang ada di sana.
Tidak lama semua pelayan yang ada di mensionnya berkumpul di depan kamarnya.
"Cari gadis itu sekarang juga atau kepala kalian semua kupecahkan!"
"Ba-baik Tuan," Seluruh pelayan membubarkan diri mencari keberadaan Ayang.
Sementara Daniel, mengeluarkan ponselnya.
"Regan! Kemari kau sekarang juga!" ucapnya, lalu memutuskan sambungan telepon.
di tunggu selalu aksi trio cadel😊
yg ada ayang tambah stres dan membenci danil
lanjut kak/Drool/
hadirkan kebahagiaan untuk ayang
sudah 3 THN kok masih asih Tor...?
Ayahnya Ayang ada sangkut sama si Daniel?
vote untuk mu thor