Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28.
James kemudian menarik salah satu kursi untuk Eleanor duduk, lalu setelah Eleanor duduk ia menarik kursi dekat dengan Eleanor.
Ruang VIP khusus pelanggan tertentu, memiliki keamanan yang ketat. Biasanya akan ada yang menjaga di luar pintu ruang privasi, saat pelanggan sedang menikmati waktu makan mereka.
Eleanor membantu James menaruh satu sendok nasi ke piring James, dan James mengucapkan terimakasih pada Eleanor.
Mereka pun menikmati makan siang mereka, sembari mengobrol di sela-sela makan mereka. Eleanor selalu tersenyum dan nyaris tertawa, setiap James menceritakan kisah masa kecil mereka.
Sementara itu di sepanjang koridor ruang VIP, Richard memeriksa satu persatu ruang VIP, yang tidak memiliki penjagaan di depan pintu.
"Anda mau apa, Tuan?!" tanya Petugas khusus penjaga ruang VIP, di mana Eleanor dan James masih sedang menikmati makan siang mereka.
"Saya mencari tunangan saya!" jawab Richard, yang hendak membuka pintu ruangan James dan Eleanor.
"Ruangan ini di pesan sepasang suami istri, dan waktu makan siang mereka tidak boleh diganggu oleh siapapun! silahkan cari di tempat lain saja, Tuan!"
Petugas itu berdiri tepat di depan pintu, menghalangi Richard untuk membuka pintu ruang privasi tersebut.
"Apakah tidak boleh, saya ingin melihat siapa yang makan di dalam?" tanya Richard penuh harap.
"Maaf Tuan, ini ruang privasi, pelanggan khusus yang tidak bisa di ganggu! jika memang anda mencari tunangan anda, kenapa tidak anda hubungi saja lewat ponsel, diruang mana beliau berada?"
"Itu masalahnya! dia telah memblokir nomor saya, dia... !"
"Maaf, silahkan cari di tempat lain saja, Tuan! silahkan pergi!"
Petugas itu dengan cepat memotong perkataan Richard, yang seketika membuat ia curiga pada Richard, karena Richard tidak memiliki nomor ponsel tunangan yang ia maksudkan.
Dengan wajah kecewa Richard pergi dari depan pintu ruang privasi, tempat James dan Eleanor sedang makan siang.
Ia tidak putus asa untuk bertemu dengan Eleanor. Ia menunggu di lobby hotel, sampai Eleanor turun dari lantai lima.
Satu jam berlalu, Eleanor dan James selesai makan siang. Sembari bergandengan tangan, mereka keluar dari ruang privasi dengan wajah yang terlihat puas, akan pelayanan restoran hotel tersebut.
"Eleanor!!"
Baru saja mereka keluar dari lift dan berjalan di lobby hotel, nama Eleanor di panggil seorang pria.
James seketika merasa tidak senang, mendengar nama istrinya di panggil seorang pria.
Sementara Eleanor tenang saja melihat Ricard, dengan langkah cepat menghampiri mereka.
"Eleanor! siapa dia? apakah kamu telah berselingkuh di belakang ku selama ini? dan berpura-pura menjadi korban, karena kedekatan ku dengan Melanie! atau kamu menyewa pria ini menjadi pacarmu, untuk membalas dendam padaku?!!
Nada tinggi Ricard, dan mendengar penilaian Ricard tentang dirinya, membuat amarah Eleanor seketika naik ke atas kepalanya.
Tapi ia mencoba tetap tenang, karena ia tidak ingin terlibat lagi dengan Ricard. Karena ia tidak ingin menjelaskan apa pun pada Ricard.
Eleanor menarik tangan James, yang diam-diam sudah mulai tersulut emosi, mendengar apa yang di katakan Ricard.
Akhirnya James mengenal mantan pacar Eleanor, yang telah membuat Eleanor sempat tidak menginginkannya karena pria seperti Ricard.
Tangannya dengan cepat ia rentangkan menghalangi tangan Ricard, yang mencoba meraih tangan Eleanor.
"Lancang kamu! tidak sopan!!" sentaknya menunjukkan raut wajah dingin, memandang tajam Ricard.
"Siapa kamu! jangan ikut campur urusan kami! Eleanor tunangan ku!!" Ricard tidak mau kalah memperlihatkan wajah garangnya.
Plak!!
Tiba-tiba Ricard merasakan pipinya di tampar Eleanor, membuat wajahnya terhempas kesamping.
Mata Richard membulat memandang Eleanor tidak percaya. Selama ini Eleanor tidak pernah bersikap kasar padanya.
"Siapa tunangan mu! urusan apa? memangnya kita punya hubungan apa?? bukankah sudah ku katakan padamu, kalau kita sudah putus sejak kamu tinggalkan aku di atas altar itu!!"
Wajah amarah Eleanor memandang dingin Ricard, yang terbengong memandang Eleanor.
"Apa yang telah kamu lakukan? selama ini kamu tidak pernah meninggikan suaramu padaku! sekarang kamu jadi berani menamparku, apakah semua karena pria ini??"
Ricard kembali meledak memandang tajam Eleanor, sembari memegang pipinya yang terasa panas.
"Kenapa? aku tidak boleh memberi pelajaran padamu, karena bicara omong kosong? kamu pikir selama ini kamu pria yang patut di puji selama hubungan kita? apa kamu tidak ingat bagaimana kamu menindas ku, demi membela wanita yang sangat kamu sayangi itu?!!"
Ricard seketika terdiam mendengar apa yang di katakan Eleanor. Melihat Ricard tidak dapat menjawab apa yang ia katakan, Eleanor menarik tangan James untuk berlalu dari hadapan Ricard.
Bersambung......