Obsesi Guru Pembimbing

  Baru saja mereka mengobrol dosen pagi ini sudah tiba di kelas mereka.Mereka pun fokus dengan tugas mereka masing-masing.

  Sedangkan ditempat Mario sekarang,dia berada di kantornya.Waktunya dia mengerjakan pekerjaan di kantornya sebelum siang nanti dia kembali ke kampus mengerjakan tugasnya.

  "Tok...tok..."

  "Masuk." ternyata yang mengetuk pintunya asistennya sendiri yang saat itu membawa selembar kertas untuk tuannya.

  "Maaf tuan,ini semua yang tuan butuhkan semuanya sudah lengkap." ucap pria itu yang langsung meletakkan selembar kertas untuk tuannya.

  Mario melirik kearah ke depan lalu membaca hasil laporan itu,Tampak Mario begitu fokus membaca hasil laporan itu dengan senyuman sinisnya.

  "Tak ku kira dia putri dari tuan Andreas."

  "Iya tuan,memang nona Natasya putri kandung dari tuan Andreas." jawab Asistennya yang sudah melacak semuanya.

  Mario melirik kearah Asistennya."Cukup disini, selanjutnya biar aku yang mengurus wanita itu." ucap Mario yang secara langsung menjawab jika kedepannya Mario sendiri yang akan menangani wanita itu.

  "Baik tuan." jawab Asistennya yang mengerti perintah tuannya.

  Mario nampak tersenyum puas setelah data yang diminta akhirnya dia dapatkan juga dan tidak sulit untuk dia lakukan apalagi hubungan dia dengan tuan Andreas sebagai rekan kerja.

  "Akan kita lihat seberapa kamu bisa menghindar setelah apa yang kita berdua lakukan.Akan aku taklukkan dirimu dan mengulang kembali apa yang sudah terjadi." ucap Mario yang tiba-tiba saja mengingat kejadian malam itu,yang diam-diam membuat Mario menginginkan rasa itu kembali.

  Apalagi ini pengalaman pertamanya menikmati wanita yang benar-benar seorang gadis perawan yang pernah ditemui.Bahkan secara langsung dia mencicipi kenikmatan itu hingga dia ingin menemui wanita itu lagi.

  Siang hari

  Natasya dan Dini sudah ada diruang perpustakaan,mereka nampak begitu fokus mencari buku yang mereka cari.

  "Bagaimana,apa kamu sudah mendapatkan buku yang kamu pinjam?" tanya Dini pada Natasya.

  "Sudah ini." jawab Natasya sembari menunjukkan buku miliknya.

  "Ya sudah ayo kita ke depan,apalagi hari ini masih ada mata pelajaran yang lain." ucap Dini yang nampak buru-buru.

  Pada akhirnya Mereka segera pergi setelah mendapatkan buku apa yang mereka cari,mereka nampak begitu asyik dengan obrolan mereka hingga tanpa mereka sadari ada seseorang yang terus memperhatikan mereka seperti sedang mengawasi.

  Siapa lagi jika bukan Mario yang terus menatap wajah Natasya,seperti ada sesuatu yang ingin dia bicarakan dengan wanita itu.

  "Sepertinya aku harus sabar mungkin besok aku akan bicara langsung pada dia." gumam Mario yang diam-diam sedang merencanakan sesuatu pada wanita.

  Natasya pun diam-diam melirik kanan kiri ke depan ke belakang,seperti ada seseorang yang terus mengawasi dirinya.

  "Kamu kenapa?" tanya Dini melihat tingkah aneh dari Natasya.

  "Tidak apa-apa,aku hanya merasa seperti ada orang yang sedang mengawasi kita saja." jawab Natasha yang secara langsung bicara merasakan ada sesuatu yang aneh yang dia rasakan.

  "Paling itu hanya perasaanmu saja,lihat kan sekitar kita tidak ada siapa-siapa." jawab Dini yang terlihat jalan yang mereka lewati terlihat sepi.

  "Mungkin saja." jawab Natasya sembari menggaruk-garuk rambutnya sendiri.

  Akhirnya mereka melanjutkan lagi perjalanan mereka menuju kelas.

  Sore hari

  Natasya terlihat berjalan santai menuju area parkiran mobil,dia nampak sibuk mencari kunci mobilnya yang ada di tasnya.

  Tanpa dia ketahui disamping mobilnya terparkir satu mobil yang tidak dia ketahui jika mobil itu milik Mario.Bahkan posisi Mario sudah ada didalam mobil sembari melihat Natasya yang saat itu sibuk mencari sesuatu.

  Mario terus saja mengamati Natasya dari samping hingga wanita itu pergi.Tiba-tiba saja Mario tersenyum sinis."Tunggu besok setelah aku mendapatkan jawabanmu." gumam Mario .

  Natasya pun akhirnya sampai dirumahnya,dia langsung menuju kamarnya yang begitu nampak kelelahan setelah seharian aktivitas di kampusnya.

  "Lelah juga." gumam Natasya yang saat itu dalam posisi tiduran ditempat tidurnya.

  Tiba-tiba saja dia mengingat sesuatu yang makin membuat dia makin malu dan bahkan lebih kesalnya kenapa bisa terjadi seperti itu pada dirinya.

  "Kenapa harus dengan pria itu, sungguh malang nasibku harus berurusan dengan satu pria itu." ucap Natasya yang merasa kesal sendiri.

  Tiba-tiba saja handphone miliknya berdering,yang nampak tertera nama Nadin.Natasya langsung mengangkat panggilan telepon itu.

  "Halo."

  "Halo sya, darimana saja kamu seharian tumben tidak menghubungiku?" tanya Nadine yang diam-diam terlihat kesal dari ekspresi wajahnya.

  "Maaf ,aku lagi sibuk dengan aktivitas kampusku.Memangnya ada apa?" tanya Natasya yang masih terlihat lelah.

  "Kemarin malam kemana saja kamu,katanya kamu mau menemui sepupuku.Tapi katanya kamu tidak kesana." ucap Nadin yang sekedar ingin memastikan.

  Mendengar pertanyaan itu,reaksi Natasya kaget dia harus menjawab bagaimana."Sya, ditanya kok diam saja?" tanya Nadine yang masih penasaran.

  "Maaf,semalam aku tidak sengaja bertemu dengan temanku kampus.Sampai dia mengantarkan aku pulang." jawab Natasya yang terpaksa berbohong.

  "Teman kampus?"

  "Iya,aku punya teman kampus bernama Dini teman baru ku." jawab Natasya yang akhirnya menggunakan nama temannya daripada harus jujur dengan apa yang dia alami.

  "Kan aku sudah bilang,kamu menemui sepupu saja daripada ada apa-apa sama kamu.Tapi kenapa mobilmu masih tertinggal di hotel?" pertanyaan itu sontak saja membuat Natasya memukul dahinya sendiri jika dirinya lupa saat menemui Nadin dia membawa mobil miliknya.

  "Aduh aku lupa." batin Natasya yang harus mencari alasan lainnya.

  "Sebetulnya aku sengaja tinggalkan mobilku,dan aku pulang diantar Dini teman kampusku." jawab Natasya yang terpaksa berbohong lagi.

  "Kamu itu bagaimana sih, seharusnya kamu kamu bilang sedari awal jangan seperti itu!" teriak Nadine yang merasa kesal dengan apa yang dilakukan Natasya.

  Spontan saja Natasya kaget,mendengar dirinya dibentak oleh Nadine.Baru kali ini dia dibentak.

  "Kenapa kamu semarah ini hanya masalah aku tidak menemui sepupumu?" tanya Natasya yang langsung saja membuat Nadin tersadar.

  "Gawat kalau dia sampai mencurigai ku, bisa-bisa rencanaku gagal lagi." batin Nadin yang tak ingin rahasianya terbongkar.

 "Aku hanya khawatir saja ada apa-apa denganmu,maka dari itu aku marah sama kamu apalagi kamu mengeluh tidak enak badan." jawab Nadine yang masih mencoba menutupi alibinya.

  "Begitu ya, aku kira apa." jawab Natasya yang sudah tidak mencurigai Nadine.

  Nampak Nadine merasa kesal rencana yang dia atur berantakan semuanya."Aku harus pakai cara lain agar aku bisa membuat dia menyesal,aku sudah muak dengan dia." batin Nadine yang masih menyimpan rasa iri pada Natasya yang memiliki semua keinginannya.