Gairah Berbahaya CEO

"Lepaskan wanitaku, jika tidak kepala kalian akan aku buat hancur satu persatu." teriak David memecah keheningan.

"Dav, akhirnya kamu datang menyelamatkanku." Viv segera menoleh kearah David sambil tersenyum, nampak ekspresi yang ditujukan pria itu sangat santai, tidak ada ketakutan ataupun keraguan dari wajahnya.

"Dasar! sok jagoan, berani kamu mendekat, maka senjata ini terlebih dahulu memecahkan kepalamu." mengarahkan senjata api kerah David.

"Brugghh...!"

Bagaikan kilat, sebuah hantaman membuat senjata itu sudah berpindah ke tangan David.

"Dasar pengecut, jika kalian berani ayo hadapi aku dengan tenaga kalian sendiri. Chiss...!"

"Dia menantang kita, bos."

"Lawan dia, Palingan dia akan mati sebelum berhasil menyelamatkan perempuan ini." tersenyum meremehkan kemampuan David.

"Ayo maju, jika kalian tidak berani satu lawan satu. Keroyokan pun akan aku ladeni." ulang David, membuat mereka marah dan merasa ditantang harga dirinya sebagai preman bayaran.

Salah satu dari mereka maju, seraya mengepalkan tangannya kearah David. Namun belum sempat dia melayangkan pukulannya, David sudah terlebih dahulu memberikan sebuah hantaman keras di tubuhnya hingga terpental jatuh ke lantai. Beberapa orang maju, mereka ingin mengeroyok David, meskipun jumlah mereka tidak sebanding dengan David yang seorang diri, tidak membuat pria itu gentar, bahkan dia selalu berhasil menghindari setiap pukulan yang melayang kearahnya.

"Brengsek!!"

Kepala komplotan maju, namun sebuah bogem mentah mendarat diwajahnya sehingga mengeluarkan darah segar, diikuti dengan hantaman keras bertubi-tubi ke tubuhnya, hingga pria bertatto tersebut terhuyung dan mundur beberapa langkah kebelakang.

"Ayo serang dia, jangan buat malu dengan jumlah kita yang banyak, namun tidak bisa mengalahkan satu orang saja." teriaknya. Sehingga para anak buahnya kembali bangkit bersatu menyerang Dav meskipun kondisi mereka sudah mengenaskan. Seakan lepas kontrol, David menghajar mereka tanpa ampun, beruntung dia sedari dulu begitu menekuni ilmu bela diri, sehingga sangat mudah baginya mengetahui dimana letak titik kelemahan musuh-musuhnya.

"Ayo cepat kabur!!! Sebelum nyawa kita melayang ditangannya."

Mereka langsung berlari mencari jalan keluar, begitu sampai sebuah mobil langsung membawa mereka kabur meninggalkan tempat kejadian.

"Hanya segitu kemampuan kalian." teriak David tersenyum sinis, dia sudah bisa menebak dalang dibalik kejadian ini.

"Kalian salah memilih lawan." gumam David, berjalan menghampiri Viv yang masih syok dengan mata membulat, melihat sang jagoan yang biasanya dia lihat dalam film action saja, namun kali ini dia bisa menyaksikan secara langsung kehebatan ilmu bela diri setara Ip Man yang berusaha untuk melindunginya.

"Kenapa masih bengong, ayo pulang." ajak David membimbing sebelah tangan Viv yang terasa dingin.

"I..iya Dav." jawab Viv, kembali menguasai keadaan disekelilingnya.

***

Disebuah Mansion, terlihat aktivitas orang-orang yang sibuk, karena malamnya akan diadakan pertemuan dua keluarga besar. Dimana mereka akan membicarakan soal perjodohan antara ke-dua anak-anaknya.

"Kamu yakin, jika putra kita David, benar-benar sudah bercerai dari istrinya?"

"Yakin sekali pi, karena mami mendapat berita ini dari sumber yang terpercaya."

"Baguslah, akhirnya David sadar jika perempuan bernama Marina itu, memang tidak pantas mendampinginya." tersenyum senang.

"Itu makanya pi, begitu tahu jika mereka sudah bercerai. Mami langsung memutuskan untuk pulang ke negara kita ini, bahkan David sendiri belum mengetahui tentang berita kepulangan kita ini, mami ingin memberikan kejutan untuknya."

"Lalu, mami juga mengundang Bella dan keluarganya untuk makan malam di rumah kita, sapa tahu mereka masih bersedia melanjutkan perjodohan David dan Bella yang sempat tertunda gara-gara Marina ngak jelas itu."

"Apa keluarga Bella masih bersedia menjodohkan anak mereka, termasuk memenuhi undangan makan malam darimu?" tanya suaminya.

"Ya, mereka bersedia. bahkan mereka sangat antusias sekali mendengar kabar baik ini." jawab Este

"Syukurlah kalau begitu." Tutur suaminya tersenyum bahagia, karena akhirnya David terlepasa juga dari Marina, menantu yang tak pernah diinginkan kehadiran nya.

"Isteriku, kamu mau kemana lagi?"

"Aku ingin membeli perhiasan baru, pi. agar terlihat cantik oleh calon menantu dan besan kita nantinya."

"Hum! ya sudah hati-hati."

"Jangan khawatir, aku selalu ditemani oleh asistenku Paula."

Tidak butuh waktu lama, Wanita yang akrab disapa sebagai nyonya Estemeralda, sudah berada di toko pusat perbelanjaan perhiasan mewah dan berkelas.

Kedatangan Estemeralda langsung disambut hormat oleh manajer toko, mengeluarkan semua koleksi terbaik perhiasan mereka dengan harga fantastis.

"Cincin berlian, bertahtakan emas putih dengan bentuk bunga mawar diatasnya." puji Este menatap kagum.

"Ya, cincin ini edisi terbatas dan diproduksi tiga buah saja. Nyonya Estemeralda."

"Oh ya, saya sangat tertarik sekali dengan cincin ini."

Este terlihat antusias, dia ingin memesan untuk wanita yang akan menjadi menantunya kelak.

"Maaf nyonya Este, saya ijin mau ke toilet sebentar." ucap asistennya Paula.

"Silahkan."