Dania terpaksa menggantikan posisi kakak tirinya, Adelia sebagai seorang mempelai wanita dari seorang lelaki yang bernama Daniel Dirgantara.
Tanpa sepengetahuan Dania, ternyata Daniel memiliki kelainan mental. Ia mengalami Intermittent Explosive Disorder, di mana ia tidak bisa mengontrol kemarahannya. Ia bisa membanting dan menghancurkan apa saja, bahkan ia bisa melukai siapapun yang berada di dekatnya.
Hal itu pula lah yang membuat Adelia memilih kabur dan meninggalkan Daniel, beberapa hari sebelum hari pernikahan mereka.
Bagaimana nasib Dania yang akhirnya berada di bawah kungkungan Daniel?
#Cerita ini hanya lah fiktif belaka, jika ada yang tidak masuk akal, mohon sekiranya dimaklumi. ❤❤❤
💗Terima kasih 💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amukan Daniel
"Aarrgghh! Bagaimana bisa kamu kehilangan jejak mereka, Roy!" kesal Daniel. Lelaki itu mengepalkan kedua tangannya sambil mengerang marah.
"Maafkan saya, Tuan." Roy benar-benar merasa bersalah karena sudah kehilangan jejak Dania dan Erick.
Kondisi jalanan yang padat merayap, membuat Roy kesulitan mengikuti jejak Dania dan Erick. Sementara mereka dengan mudahnya melewati jejeran mobil yang kini sedang terjebak macet.
Karena merasa sudah kehilangan jejak pasangan itu, Daniel pun memutuskan untuk kembali ke perusahaannya. Ternyata kemarahan Daniel tidak berhenti sampai di situ. Kemarahan lelaki itu terus berlanjut hingga ke tempat kerja.
Emosi Daniel yang tadinya terpendam, kini kembali memuncak dan membuat semua orang takut untuk menghampirinya, kecuali Roy. Roy sudah tahu bagaimana sifat Daniel dan ia pun sudah terbiasa menjadi sasaran kemarahan Big Bossnya itu.
Prankkk!
Prankkk!
Prankkk!
"Arghhh! Sialan!" teriak Daniel sembari mengacak ruang pribadinya hingga terlihat berantakan.
Roy hanya bisa menggelengkan kepala sambil memperhatikan Daniel yang larut dalam emosinya. Cukup lama Daniel melampiaskan amarahnya di ruangan itu. Hingga akhirnya Daniel pun kelelahan dan menjatuhkan dirinya di sofa dengan napas tersengal-sengal.
Setelah emosi Daniel mulai reda, Roy segera menghampirinya kemudian menyerahkan segelas air putih untuk lelaki itu. "Minumlah, Tuan," ucap Roy.
Daniel yang masih kelelahan, menoleh kepada Roy dan meraih gelas minuman itu. Ia segera meminum air putih tersebut bahkan hingga tetesan terakhir. Daniel merasakan kehausan yang amat sangat setelah tenaganya terkuras habis.
"Terima kasih." Daniel kembali menyerahkan gelas minuman itu kepada Roy.
***
Sore pun tiba.
Daniel baru tiba di kediaman mewahnya. Wajah lelaki itu masih menekuk sempurna. Seharian ini moodnya benar-benar buruk. Tak ada yang berani mendekati lelaki itu selain Roy dan hanya Roy seorang.
Melihat bagaimana raut wajah Daniel saat itu, semua orang yang bekerja di kediaman mewahnya pun, tidak ada yang berani mendekat, atau pun sekedar menyapa lelaki itu. Mereka tidak ingin menjadi sasaran empuk pelampiasan kemarahannya.
Daniel melangkah dengan sangat cepat menuju kamar utama, kamarnya bersama Dania. Ternyata saat itu Dania sudah berada di ruangan tersebut, tepatnya di dalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.
Ketika Daniel membuka pintu kamar tersebut, tampak Dania baru saja keluar dari kamar mandi. Gadis itu melemparkan sebuah senyuman hangat ketika bersitatap mata dengan Daniel. Padahal tatapan lelaki itu terlihat sangat mengerikan, seolah ingin menerkamnya hidup-hidup.
"Selamat datang, Tuan Daniel," sapa Dania yang saat ini terlihat sangat cantik dengan rambut tergerai panjang hingga menyentuh pinggul. Tubuh Dania saat itu masih terbalut kimono mandi.
Bukannya menjawab sapaan Dania, Daniel malah melewati tubuh gadis itu dengan wajah memerah. Ia masih sangat kesal karena bayangan kejadian tadi pagi terus menghantui hati dan pikirannya.
Daniel menjatuhkan dirinya di tepian tempat tidur masih dengan raut wajah kesal. Ia terus menatap Dania yang berdiri di hadapannya tanpa berkedip sedikitpun.
"Ke-kenapa Tuan menatapku seperti itu?" tanya Dania sambil menggulung-gulung tali kimono mandi yang mengikat di tubuhnya.
"Kamu tanya, kenapa?" jawab Daniel pelan, tetapi penuh dengan penekanan.
Melihat ekspresi Daniel saat itu, seketika Dania merasakan firasat yang tidak baik. Wajah lelaki itu terlihat sangat serius ketika bicara. Tidak seperti biasanya, saat lelaki itu ingin mengerjai dirinya.
Benar saja, Daniel bangkit kemudian menghampiri dirinya dengan wajah menakutkan. Dania kaget dan mundur beberapa langkah ke belakang.
Namun, Daniel masih saja menghampirinya, lelaki itu bahkan mencengkram erat kedua lengannya hingga Dania merasakan sakit. Tidak puas sampai di situ, ia juga mendorong tubuh Dania hingga terpentok ke dinding kamar.
"Apa hubunganmu dengan lelaki itu! Apa kamu mencintainya?!" teriak Daniel di samping telinga Dania.
"Si-siapa, Tuan?" tanya Dania dengan terbata-bata.
"Erick! Siapa lagi! Katakan padaku yang sebenarnya! Apa kamu mencintainya?" teriak Daniel lagi. Saking kerasnya teriakan lelaki itu, suaranya bahkan terdengar menggema di ruangan itu.
Dania menggelengkan kepalanya dengan cepat dan kini gadis itu benar-benar ketakutan. "Ti-tidak, Tuan!"
"Jika tidak, kenapa kamu begitu dekat dengannya! Kamu bahkan rela meninggalkan aku sendirian di ruang makan demi untuk sarapan bersama lelaki itu! Jangan mengelak, Dania karena aku tahu semuanya dan aku lihat kalian suap-suapan di warung makan!" teriak lelaki itu lagi.
Deg!
"Astaga! Jangan-jangan itu benar, lelaki ini punya cenayang yang ia tugaskan untuk mengikuti kemanapun aku pergi," batin Dania dengan mata membulat sempurna.
"Ma-maafkan aku, Tuan. Ta-tapi Mas Erick hanya sahabatku," jawab Dania dengan terbata-bata.
Daniel melepaskan cengkramannya sambil menyeringai dan wajah tampan lelaki itu benar-benar terlihat sangat mengerikan saat itu. Ia mundur beberapa langkah ke belakang hingga kakinya menyentuh tepian tempat tidur mewahnya. Mata elang Daniel masih menohok tajam ke arah Dania, hingga akhirnya.
"Sahabat kamu bilang, ha!" Daniel meraih sebuah gelas di atas nakas dan ...
Prankkk!
...***...
"suamiku"
dania munafik kalau kau sadar punya suami apa pantas kau pergi dengan lelaki lain, berinteraksi kayak sepasang kekasih lagi kencan
dania munafik kalau kau benarkan kelakuan menjijikan mu dengan erick berarti suami juga boleh dong punya teman wanita lain dan berinteraksi sepertimu
untuk para author, belajar lagi mana benar mana salah, buka pikiran mu apakah seorang istri bebas berteman dan pergi berduaan dengan lelaki lain kayak sepanjang kekasih itu itu kalian anggap sesuatu yang benar, klo kalian benarkan perbuatan dania berarti boleh donk suami kalian punya teman wanita dan pergi berduaan dengan wanita lain
walau uji hanya novel tapi pakai juga pikiran dan hatimu biar bisa membedakan mana salah mana benar
Aku pasti,Sam punya yg lain diluar sana selain Adelia...👏👏👏