Bayi Rahasia CEO

"Kenapa harus bernama Papa bukan Bunda, Son?" tanya Adrian yang semakin penasaran.

"Karena Abian rindu sekali sama Papa. Bahkan semalam Adrian mimpi bertemu Papa namun Abian tak jelas melihat wajah Papa hanya saja Papa tersenyum pada Abian. Semoga setelah ini Tuhan mengabulkan doa Abian agar Papa segera menjemput Abian dan Bunda di desa," ucap Abian sendu.

"AMIN." ucap Adrian lirih dengan mata yang berkaca-kaca mendengar permintaan bocah hebat di depannya ini.

Di sisi lain Zoya dan Arman sedang mempersiapkan penyerangan puncak ke sistem utama BTS Group hari ini. Mereka tak mau mengalami kegagalan seperti kemarin. Keduanya mempersiapkan dengan matang. Para hacker tetap berada di rumah yang mereka sewa di pinggiran kota Jakarta sedangkan dirinya bersama Zoya dan beberapa anak buah mereka yang lainnya berada di apartemen yang tak jauh dari BTS Group.

"Lakukan serangan sekarang ke jantung BTS Group!" perintah Arman pada hacker melalui alat komunikasi jarak jauh karena lokasi mereka saat ini berbeda tempat.

"Siap bos." ucap hacker.

BTS Group

Bip...Bip...Bip...

Bunyi alarm penyerangan pada sistem utama berbunyi dan penanda alarm pada software ciptaan Abian juga memberi signal tanda bahaya. Adrian yang sedang memeluk Abian pun langsung melepasnya untuk mengecek pada sistem kontrolnya dan ternyata benar pihak lawan sedang melakukan penyerangan utama.

Abian pun langsung berkutat memantau pergerakan penyerangan pihak lawan dengan kecepatan tangan dan kegeniusan Abian serta kerja software antivirus canggih yang telah berhasil ia ciptakan itu maka dengan sekali pukul maka sistem pihak hacker langsung lenyap dan terserang virus balik kiriman dari software Abian.

Sang bocah genius itu langsung mendeteksi di mana lokasi para hacker tersebut dan sudah diketahui secara detail bahkan dari satelit yang dimiliki oleh BTS Group berkat penyempurnaan software merk "Papa" bisa langsung muncul visual rumah serta berapa jumlah penghuni di tempat itu secara live atau langsung.

Adrian dibuat terkagum-kagum oleh aksi Abian sang bocah genius ini. Adrian langsung mengirim laporan itu secara detail pada pihak kepolisian untuk segera menangkap para hacker agar dirinya bisa mengetahui siapa lawan yang berani mengusik perusahaannya karena selama ini bisnis yang ia jalankan selalu berada pada koridor yang benar dan bersih baik dalam memenangkan tender maupun pengerjaan proyek-proyek bisnisnya.

"Hebat Son," ucap Adrian seraya menggendong Abian dan bersorak gembira bersama.

"Yeiiiiii...yeayy..." ucap Abian seraya bertepuk tangan gembira.

"Kamu mau Om beri harga berapa untuk software "Papa"? Apa mau Om sekolahkan kamu ke luar negeri atau seharga rumah dan mobil?" tanya Adrian penuh senyum bangga.

"Abian tanya pada Bunda dulu ya Om nanti saat pulang ke desa. Karena Abian ingin memberikan hasil jerih payah Abian ini untuk Bunda biar Bunda gak terlalu bekerja keras mencari uang untuk Abian sekolah tinggi. Apa Om mau mengantarkan Abian pulang ke desa setelah urusan di Jakarta selesai?" tanya Abian.

"Tentu saja Son, nanti Om pasti mengantarkanmu pulang bertemu Bunda kamu kembali sekaligus Om mau berterima kasih karena beliau sudah mengijinkan putra geniusnya membantu Om di sini," ucap Adrian bersemangat.

Desa X

"Ya Tuhan, kenapa perasaanku tidak enak begini ya? Semoga Abian di Jakarta baik-baik saja Tuhan. Kenapa juga ini ponsel mendadak sinyalnya hilang begini," ucap Linda penuh cemas.

"Assalammu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, Umi Aisyah. Ada apa Umi? Apa ada kabar dari Mas Anton di Jakarta?" tanya Linda cemas.

"Baru saja Anton telepon Umi mengabarkan kemungkinan dua atau tiga hari lagi mereka akan pulang ke sini diantar keluarga Anisa tapi saat Umi akan bertanya panjang lebar padanya ternyata sinyal hilang. Ponsel milik Abah juga sama sinyalnya tidak ada. Saat tadi ke sini, di tengah jalan bertemu Pak Dayat ternyata tower di desa seberang yang menjangkau sinyal desa kita roboh jadi sinyal hilang. Kemungkinan pembenahan memakan waktu satu minggu," ucap Umi Aisyah sendu.

"Astaga satu minggu! Bagaimana saya hendak menghubungi Abian, Umi?" ucap Linda dengan lirih.

Umi Aisyah paham ada nada kecemasan dalam diri Linda, ia pun berusaha menenangkan Bundanya Abian dengan terus berdoa dan beristighfar semoga semua dalam keadaan baik-baik saja tak kurang suatu apapun hingga kembali ke desa X. Akhirnya Linda sudah cukup tenang walau masih ada kecemasan di hatinya entah perasaan apa atau feeling seorang ibu entahlah.

Di sisi lain Zoya dan Arman meradang karena misi penyerangan puncak mereka harus gagal total. Bahkan Arman mengetahui dari cctv di rumah yang ia sewa untuk tempat para hackernya ternyata sudah dikepung polisi.

"Sial mereka dikepung polisi. Plan B kita harus jalankan Zoy, mau tak mau." ucap Arman penuh amarah.

"Brengsek Adrian ternyata bocah itu memang genius berhasil menumpas para hacker kita. Bahkan bisa mengetahui secara cepat lokasi di mana hacker itu berasal. Untung kamu berpikir tepat bahwa kita pindah ke apartemen ini untuk berpencar dengan tugas hacker itu. Jika tidak maka kita langsung ditangkap polisi sialan!" teriak Zoya mengumpat kesal.

"Segera bergerak ke BTS Group, kamu alihkan perhatian dan aku akan membunuh Adrian dan juga anak itu." ucap Arman dengan tegas memberi arahan pada Zoya dan anak buahnya yang lain.

BTS Group

Setibanya di BTS Group, Zoya dan Arman langsung berpencar dengan beberapa anak buah mereka. Sebelumnya Arman telah mempelajari sistem keamanan BTS Group dan ia berhasil melumpuhkan beberapa bodyguard Adrian yang berjaga di luar. Anisa melihat gelagat seorang wanita cukup aneh menuju ruangan kontrol tempat Abian berada. Sedangkan Adrian yang tadi tengah keluar ruangan karena Anisa menghubungi ada huru hara di bawah. Padahal huru hara tersebut hanya untuk mengecoh keluarga Wicaksana agar Arman dan Zoya mudah memasuki BTS Group.

Abian tengah berada di toilet, saat kembali ke ruang kontrol ia melihat wanita yang tak dikenal akan masuk ke ruang kontrol secara refleks dia berteriak.

"Anda siapa? Kenapa mau masuk ke ruangan itu!" teriak Abian.

Zoya yang mengenal wajah bocah genius ini dari Arman maka dengan senyum menyeringai ia langsung mendekati Abian perlahan Abian mundur namun karena kalah cepat, Zoya berhasil menangkap Abian dan mencekik bocah itu hingga Abian kesulitan bernafas.

"Lepas tante, hah...arghhh!" ucap Abian dengan nafas tersengal berusaha memukul-mukul Zoya.

"Lepaskan dia wanita sialan!" teriak Anisa yang tengah dicekal oleh anak buah Zoya karena hendak menolong Abian.

"Kamu akan mati bocah sialan! Beraninya mengganggu urusan orang dewasa rupanya nyalimu sangat besar, hah." ucap Zoya.

"Lepaskan dia Zoya!" teriak Adrian yang membuat Zoya menoleh ke belakang.

"Auuuu...bocah sialan!" umpat Zoya karena Abian menggigitnya sehingga bocah itu terlepas dari genggamannya.

Anisa melihat Abian berlari ke arahnya namun ia tak bisa banyak bergerak karena masih dicekal oleh anak buah Zoya. Saat melewati tubuh Anisa, ternyata Abian masih berlari bukan untuk berhenti pada tempat Anisa berdiri. Lalu ia menoleh ke belakang ternyata Abian berlari ke arah kakaknya yang berada tak jauh di belakang dirinya berdiri.

Crasshhh.....

Tiba-tiba darah menetes berjatuhan di lantai lorong tersebut. Lantai marmer broken white itu berubah menjadi merah darah.

"Kakak...!" teriak Anisa histeris.

🍁🍁🍁