Kejadian pada masa lalu diramalkan akan kembali terjadi tidak lama lagi. Tuan kegelapan dari lautan terdalam merencanakan sesuatu. Enam sisi alam dunia mitologi sedang dalam bahaya besar. Dari seratus buku komik yang adalah gerbang penyebrangan antara dunia Mythopia dan dunia manusia tidak lagi banyak yang tersisa. Tapi dari sekian banyak kadidat, hanya satu yang paling berpeluang menyelamatkan Mythtopia dari ramalan akan kehancuran tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fredyanto Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26: Class Duel (Part 5)
Samuel akhirnya dapat mereka tangkap. Luna, Asha, dan Vanessa, memberikannya pelajaran dan siksaan ala algojo dari alam peri.
Tapi yang berurusan dengan tanaman pemakan raksasa tadi belum usai. Mereka masih berusaha menanganinya. Baba Yaga mungkin bisa melakukan sesuatu, tapi sayangnya dia sedang terlilit kencang oleh akar. Sedangkan karena Asterion tidak bisa bertahan lebih lama lagi, jadi dia terlempar ke arah portal dan menembus berpindah entah kemana.
Asterion sempat berteriak sebelum akhirnya lenyap masuk ke dalam Portal.
Melihat itu, "Tuan Asterion!" Hank berlari menghampiri portal.
"Sesemakhluk tolong lakukan sesuatu!!" Seru Rebeca dalam wujud kelelawar. Berusaha terus menghindari setiap hantaman akar-akar besar.
Ada ide.. Nova mencoba melakukan sesuatu. Dia memanfaatkan T-Rex yang dibuatnya tadi untuk melawan tanaman Venus yang semakin membuat kekacauan. Beberapa dekorasi halaman tengah Akademi sampai ada yang hancur luluh lantak.
"Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi!" Dengan tongkat sihirnya, Genevieve membuat sihir aegis atau perisai. Berusaha menahan akar-akar tanaman venus besar yang semakin menumpuk banyak di luar dinding perisainya.
Dia tidak bermaksud melindungi Hank dari kelas alam Underground yang sedang kebingungan menghadap portal_ berusaha mencari cara menolong Asterion walaupun dia sendiri takut pergi ke sana.
Genevieve hanya berusaha semampu mungkin agar gerbang portal tidak sampai hancur.
"Aku tidak mau tersangkut di sini selamanya. Aku punya dua puluh dua ekor kucing di rumah untuk ku urus!" Sambungnya.
"ROAAAAAAAR!!!"
Kerangka T-Rex meraung keras. Nova mengendalikannya dan membuatnya bertarung dengan tanaman pemakan yang ukurannya lebih unggul besar. Tapi dia berusaha.
T-Rex menggigit batang leher tanaman pemakan itu. Dan dia memberontak.
Di tengah murid-murid yang kebanyakan berlari ketakutan dan hanya sebagian yang berusaha menangani kekacauan itu, salah satu guru lain Nereids dari kelas Mermaid tidak berbuat apa-apa.
Hanya berdiri terdiam dan memandang kekacauan. Beberapa kali tubuhnya terhantam akar atau terhempas, tapi kemudian tubuh airnya itu kembali terbentuk utuh.
Sedangkan Kheiron berusaha menolong Baba Yaga. Dan Jack Frost berusaha membekukan tanaman pemakan itu. Tapi dia hampir tidak bisa melakukannya karena itu terlalu besar untuk dibekukan secara keseluruhan.
Bagian yang sudah beku selalu dapat kembali terbebas. Sihir es nya rontok.
SLARRRT...!
Beberapa akar melilit tubuh dari kerangka T-Rex. Dan lilitannya semakin kencang sampai... "PRAKLAKAK!!" T-Rex yang berusaha diloloskan oleh Nova dari jeratan tanaman tidak biasa bertahan dan akhirnya hancur berkeping-keping. Bagian-bagian kerangka tubuh T-Rex jatuh berhamburan ke sekitar.
Dan kepalanya hampir menimpa salah satu murid dari kelas kerajaan. Galatea satu-satunya murid perempuan bertubuh patung pahatan yang terbuat dari gading alabaster.
Kepala T-Rex itu terjatuh dengan mulut menganga. Galatea tidak sempat menghindar. Tapi untung saja itu jatuh dan dia kebetulan berada di tengah-tengah antara kedua rahang dengan jejeran gigi atas dan bawah.
Dia sempat menjerit dengan tubuh terpaku. Mendongak melihat kepala kerangka T-Rex jatuh tepat dari atasnya tapi sambil memejamkan matanya tidak mau melihat. Jeritan panjangnya sempat masih keterusan sampai dia menyadari kalau dirinya ternyata dalam keadaan baik-baik saja.
Lalu setelah itu dia langsung lemas jatuh pingsan.
"Lari! lari...!!" Gegas Melody kepada Abigail. Melihat kepala tanaman Venus membuka mulutnya dan mengarah pada mereka.
Abigail berusaha terbang meloloskan diri. Tapi Melody tertinggal di bawah sana. Dia sama sekali tidak mengerti cara menggunakan sayapnya. Sayap-sayap miliknya itu hanya sempat membuatnya terbang rendah tapi itupun tidak terkendali.
"Melody!!" Abigail menoleh ke bawah. Melihat Melody yang dalam bahaya.
Masih terus berlari... Melody menyempatkan diri melihat arah atas belakangnya. Dan tanaman pemakan itupun akhirnya memakan Melody. Dia terjebak di dalam sana.
"Melody!!" Abigail panik. Menghampiri... memukul-mukul dan menendang atas kepala tanaman Venus. "Lepaskan dia!!"
Dari bawah sana, "Hey makhluk tanaman jelek!! Berpaling lah dan hadapi aku!!!" Seru Eric mendongak, sambil menodongkan pedangnya lurus-lurus ke atas.
"Apa kau baru saja membicarakanku?!" Meliae Clover atau biasa dipanggil Clover terpancing menoleh di tengah keributan. Dia tersinggung. Murid bertubuh sebagian hijau tanaman dari kelas Underground, yang juntaian rambut panjangnya hampir dipenuhi daun-daun dan bunga.
"Apa?! tidak! Maksudku... Ah lupakan!" Tidak ada waktu berdebat karena kesalahpahaman.
Setelah menantang seperti tadi, Eric, atau dijuluki Pangeran Eric mengucapkan kalimat kerajaan dan berubah ke wujud tampilan siap bertarung. Tubuhnya dilapisi zirah pelindung.
Dan jimat pin nya berubah menjadi sebuah pedang yang diselimuti energi. Eric lalu mulai menebas-nebas akar-akar berukuran kecil yang berusaha terus menjeratnya, juga berusaha melepaskan Melody. Dia melompat tinggi-tinggi dan mengayunkan pedangnya kuat-kuat.
"SRAAK!!" Sayatan besar membekas pada tubuh utama tanaman itu. Akan tetapi... tidak lama setelah itu bekas sayatan tadi kembali ppulih dengan sendirinya.
Melihat itu...," Hey!! Itu tidak adil!!" Ucapnya. Satu tangannya bergerak mengutuk tinggi-tinggi. Sebelum kemudian dia terhempas karena cambukan salah satu akar.
"Jika ada yang bertanya aku baik-baik saja! Tapi... mungkin aku akan istirahat untuk sejenak!" Ucapnya. Membiarkan tubuhnya berbaring setelah terkena cambukan tadi. Tapi untung saja lapisan baju zirah itu melindunginya.
"Jangan ikut terlibat, Misha! Bukan kau yang membuat kekacauan ini. Biarkan yang lain mengatasinya," Ucap Medusa kepada Misha yang baru saja ingin membuka kerudung seragamnya. Diapun tidak jadi.
"Teman-teman?!" Genevieve berusaha kembali memperingatkan yang lain.
"Bertahanlah! Aku bantu!" Salah satu rekan dari kelas Penyihir datang dan membantu menguatkan sihir aegis miliknya. Exel menggabungkan kekuatan dari tongkat sihirnya.
"Lepas...kan... Sahabatku!!" Terus usaha dari Abigail. Dari atas sana, dia berusaha membuka mulut tanaman Venus yang masih mengunci Melody di dalamnya.
Delphine sudah terlalu lelah mengurus akar-akar disekitarnya. Tapi dia juga berusaha menolong Melody dan melakukan perubahan dengan jimat Liontin lautan miliknya.
Menembak tanaman pemakan itu dengan sihir air dari Trisulanya.
"Kau harus turun sekarang!! Terlalu berbahaya!!" Delphine memandangnya berada di atas kepala tanaman itu. Mengangkat tinggi-tinggi tubuhnya sendiri di atas air yang dibentuknya menjadi pusaran putaran air yang tinggi.
"Tidak sebelum benda hijau ini melepaskannya!!" Sahut Abigail. Masih berusaha membukanya.
Sampai tak lama kemudian...
Tanaman pemakan itu seperti memberontak. Gerakannya terlihat tidak terkendali sampai membuat Abigail terlempar dan jatuh. "Auh!" Abigail memegang pinggul.
"Melody!!" Serunya lagi sambil menatap ke atas. Melihat tanaman itu semakin tidak terkendali dan pada akhirnya dia lemas dan kepala tanaman itu jatuh begitu saja dengan keras.
BRUUUUUFH!!! Debu pasir mengepul
Suasana sontak menjadi sunyi. Semua lilitan akar besar maupun berukuran kecil yang sudah melilit menjerat banyak murid dan salah satunya Baba Yaga tadi pun mulai longgar. Mereka dapat meloloskan diri.
Tapi tidak ada kabar dari Melody.
"Dia masih di dalam!" Ucap Rebeca. Kembali berubah menjadi wujud manusia.
Dan Abigail berusaha membuka mulut tanaman Venus itu. Tapi dia kesulitan.
"Biar aku bantu!" Barry mendatanginya. Walaupun Abigail sempat was-was, tapi dia mau menerima bantuan darinya. Dan tidak hanya dia saja. Selain Barry... Delphine, Asha, Harper, Rebeca, dan Eric juga tergerak membantu.
"Hitungan ketiga! Satu... Dua... Tiga!" Aba-aba dari Delphine. Mereka berempat pun berusaha mengangkat buka atas mulut tanaman Venus itu.
Yang lain hanya memperhatikan.
Butuh usaha yang lebih tapi akhirnya mereka dapat membukanya. Dan Melody dapat terlihat di dalam sana.
"Kurasa aku harus mandi! Bauku seperti sampah organik!" Ucap Melody kepada mereka bertujuh yang sedang memandang mengecek keadaannya. Tubuhnya terlumuri semacam lendir.
"Kurasa begitu!" Sahut Delphine tersenyum. Nafasnya terengah-engah.
"Wow! Apa kau sudah perhatikan sayapmu itu?!" Abigail menunjuk. Dan Melody menoleh memperhatikan pada sayapnya sendiri.
Itu agak ungu berpendar.
"Hah?! Apa lagi ini?!" Melody fokus. Dia bertanya-tanya apa yang terjadi. Dan Asha di antara mereka menjelaskan. Katanya... setiap sayap yang dimiliki kaum peri biasanya memiliki kemampuan sihir atau keunggulannya yang bervariasi. Seperti contohnya sayap miliknya sendiri, yang membuatnya dapat terbang melesat cepat dalam sekilas cahaya.
Dan Asha menduga kalau Melody memiliki sayap yang diselimuti semacam sihir racun.
"Kau merasa baik-baik saja ya kan, Melody?! Abigail khawatir. Karena jika benar sayap itu mengandung sihir racun, itu takut akan berpengaruh buruk pada Melody.
"Ya! aku baik-baik saja!" Jawab Melody.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...