Alana Adhisty dan Darel Arya adalah dua siswa terpintar di SMA Angkasa yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Alana, gadis ambisius yang tak pernah kalah, merasa dunianya jungkir balik ketika Darel akhirnya merebut posisi peringkat satu darinya. Persaingan mereka semakin memanas ketika keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah.
Di balik gengsi dan sikap saling menantang, Alana mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungannya dengan Darel. Apakah ini masih tentang persaingan, atau ada perasaan lain yang diam-diam tumbuh di antara mereka?
Saat gengsi bertarung dengan cinta, siapa yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my pinkys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembagian kelompok dan kedatangan donatur
Suasana di lapangan sekolah begitu ramai hari ini. Para siswa kelas 12 berdesakan sambil menunggu nama mereka dipanggil dalam pembagian kelompok untuk camping. Beberapa terlihat bersemangat, sementara yang lain tampak cemas membayangkan harus bertahan di hutan selama tiga hari.
"Baiklah, sekarang saya akan mengumumkan pembagian kelompok," kata seorang guru yang bertugas sebagai panitia. "Dengar baik-baik dan jangan ada protes! Kalo ada yang protes, berangkat sendiri! "
Semua siswa langsung fokus.
"Kelompok 3: Alana, Shasa, Darel, Kavin, Rio, dan Juno."
Alana langsung bersorak pelan sambil menepuk tangan Shasa. "Yes! Kita satu kelompok!"
"Asik nih, bisa bergadang bareng nanti" ucap Shasa.
Kavin tersenyum puas. "Beruntung banget gue nggak harus satu kelompok sama orang nyebelin."
Sementara itu, di sisi lain, Selena menunggu dengan penuh harap walaupun ia tak sekelompok dengan Darel tapi ia berharap satu kelompok dengan orang-orang yang pintar dan dapat ia andalkan nantinya.
"Kelompok 4: Juno, Andra, dan Selena."
Mendengar namanya, Selena langsung cemberut, ah tapi tidak apa-apa ia satu kelompok dengan teman-teman Darel maka kemungkinan besar ia bisa dekat dengan Darel nantinya. Ia melirik Darel yang tampak santai dengan kelompoknya.
"Sial, aku nggak satu kelompok sama Darel," gumamnya kesal.
"Jangan harap bisa deketin bos," bisik Andra dengan nada mengejek.
Juno menahan tawa. "Sabar, Sel. Siapa tahu nanti ada kesempatan.Kesempatan di labrak Alana"
Selena hanya mendengus sebal.
Setelah semua kelompok diumumkan, kepala sekolah kembali mengambil mikrofon. "Hari ini, sekolah memberikan waktu bebas bagi kalian karena para guru akan melakukan rapat dengan para donatur yang mendukung kegiatan ini. Jadi, manfaatkan waktu ini dengan baik."
Sekolah langsung menjadi ramai. Para siswa bersorak senang karena bisa bersantai sebelum camping.
Namun, hal yang paling menarik perhatian adalah kedatangan para donatur. Mobil-mobil mewah memasuki area parkir sekolah, dan beberapa pengawal berdiri dengan sigap di sekitar kendaraan.
Salah satu mobil berhenti, dan seorang pria dengan aura berwibawa keluar dari dalamnya.
"Wah tuan Atharrazka!" bisik beberapa siswa yang mengenali pria itu.
Di sampingnya, seorang wanita anggun turun dari mobil yang berbeda.
"Nyonya Eleanor juga datang," tambah yang lain dengan kagum.
Suasana sekolah masih ramai setelah pengumuman pembagian kelompok untuk camping. Banyak siswa memanfaatkan waktu bebas untuk bersantai di kantin atau sekadar mengobrol di taman sekolah. Namun, ada satu kabar yang langsung menjadi pusat perhatian semua orang—hubungan Alana dan Darel yang akhirnya diketahui oleh seluruh sekolah.
"Lo denger nggak? Ternyata Alana sama Darel resmi pacaran udah lama lagi!"
"Serius?! Gue kira mereka cuma deket karna proyek terakhir waktu peringkat Alana di bawah Darel. Tapi kalau dipikir-pikir, emang sih, Darel keliatan beda kalau sama Alana."
"Gila sih, pasangan Sultan!"
Gosip itu menyebar dengan cepat, bahkan sampai ke telinga para guru yang sedang sibuk dengan rapat donatur.
Di kantin, Alana duduk bersama Darel, Shasa, Kavin, Rio, dan Juno.
"Kok aku jadi pusat perhatian sih?" gumam Alana sambil menyendok es krimnya.
Shasa terkikik. "Ya iyalah, Lana! Kamu nggak sadar atau gimana, kalau semua orang di sekolah ini heboh gara-gara hubungan kamu sama Darel?"
Kavin menambahkan, "Bentar lagi pasti bakal ada drama seru,menurut lo gimana kalo ada drama lagi."
Darel hanya tersenyum santai, lalu merangkul bahu Alana. "Biar semua orang tau aja sekalian. Gue juga nggak mau ada orang lain yang coba-coba deketin pacar gue.Kalo ada yang buat drama kenapa kita nggak ikut main alur nya aja"
Alana langsung tersipu mendengar ucapan Darel di awal kata nya.
Sementara itu, tak jauh dari mereka, Selena duduk dengan wajah kesal. Ia sudah menduga bahwa hubungan Alana dan Darel lebih dari sekadar teman, tapi tetap saja, mendengarnya secara langsung membuatnya semakin jengkel.
Beberapa saat kemudian, aula sekolah kembali dipenuhi oleh para siswa dan guru. Kali ini, acara yang ditunggu-tunggu adalah sesi perkenalan para donatur yang telah mendukung berbagai program sekolah, termasuk kegiatan camping yang akan datang.
Semua mata tertuju ke depan ketika kepala sekolah berbicara.
"Seperti yang kalian ketahui, sekolah ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Hari ini, kita kedatangan beberapa donatur penting, dan saya ingin memperkenalkan mereka kepada kalian."
Pertama, seorang pria berwibawa naik ke panggung.
"Saya yakin banyak dari kalian sudah mengenal beliau. Ini adalah Tuan Arzhael Vaugh Atharrazka, ayah dari Darel, yang telah banyak membantu sekolah kita dalam berbagai aspek sekaligus anak pemilik sekolah ini."
Para siswa bertepuk tangan, sementara Darel tetap memasang wajah datar.
Tak lama kemudian, seorang wanita anggun maju ke depan.
"Dan ini adalah Ny. Eleanor, yang juga menjadi salah satu donatur utama selama ini."
Alana tersenyum bangga saat melihat bunda Eleanor di panggung.
Namun, kejutan belum berakhir. Eleanor mengambil mikrofon dan tersenyum hangat ke arah para siswa.
"Saya ingin mengumumkan sesuatu. Seperti yang kalian ketahui, saya sudah lama mendukung sekolah ini. Tapi saya jarang sekali menghadiri undangan dari sekolah, Dan hari ini saya ingin memperkenalkan seseorang secara resmi. Alana bukan hanya murid di sini, tapi juga anak saya. Mulai sekarang, saya harap kalian semua bisa mengenalnya sebagai bagian dari keluarga saya."
Seluruh aula langsung berbisik heboh.
"Jadi Alana anaknya Ny. Eleanor?! Itu berarti dia juga bagian dari keluarga kaya raya?!"
"Pantes aja Darel nempel banget sama dia dan resmi pacaran!"
Alana yang duduk di antara teman-temannya hanya bisa tersenyum malu.
Darel menoleh padanya dan berkata pelan, "Sekarang semua orang tau siapa kamu, Sayang."
"Sayang apaan sih!" Alana memukul bahu Darel karna Darel seenaknya panggil 'sayang' buat jantung nggak aman nih Darel.
Tepat setelah pengumuman itu, seorang pria tampan dengan aura dewasa masuk ke dalam aula.
Semua mata tertuju padanya, terutama para siswi yang langsung terpesona oleh sosoknya.
"Siapa tuh? Ganteng banget!"
"Dia bukan artis, kan?"
"Atau dia tamu undangan dari luar negeri"
Eleanor tersenyum dan mengangkat tangannya ke arah pria itu. "Dan ini putra sulung saya, Alvaro."
Alana langsung berdiri dengan mata berbinar. "Kak Alvaro!"
Alvaro berjalan mendekati adiknya dan langsung menariknya ke dalam pelukan. "Lama nggak ketemu,Sayang. Kangen banget sama adik kecilku."
"Ck, kemarin juga baru ketemu"decak Darel.
Darel hanya bisa memutar mata saat melihat Alana begitu manja pada kakaknya.
Rio dan Juno saling pandang sebelum menahan tawa. "Wah, calon kakak ipar lu?,ganteng amat buset.."
Sementara itu, Selena hanya bisa mengepalkan tangan dengan penuh kemarahan.
Hari ini, ia tidak hanya kalah dari Alana dalam hal mendapatkan perhatian Darel, tapi juga harus menerima kenyataan bahwa Alana ternyata berasal dari keluarga yang lebih berpengaruh daripada yang ia kira.
Alana yang melihat mereka langsung tersenyum lebar. "Bunda!" serunya sambil berlari ke arah Eleanor.
Eleanor membuka tangannya dan memeluk Alana dengan hangat. "Sayang,bagaimana apa ada masalah di sekolah? Kamu makin cantik saja,padahal kemarin baru main ke rumah."
Alana tersenyum manja. "Aku baik, Bunda."
Di sisi lain, Darel menghampiri ayahnya dan memberikan anggukan hormat. "Daddy."
Arzhael Vaugh Atharrazka menepuk bahu putranya dengan bangga. "Jaga diri selama camping, Darel. Dan jaga Alana juga."
"Tentu saja."
Sementara itu, para siswa lain hanya bisa mengagumi kedekatan mereka. Tidak setiap hari mereka bisa melihat keluarga pengusaha besar ini berkumpul di sekolah.
Namun, di antara keramaian, ada satu orang yang tidak senang melihat pemandangan itu—Selena.
"Kenapa Alana selalu dapat perhatian semua orang?" gumamnya dengan kesal.
Tapi ia belum menyerah. Camping nanti akan menjadi kesempatan terbaiknya untuk membuat Darel memperhatikannya.