Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Taxi yang membawa Safi memasuki area gedung,setelah berhenti dengan sempurna Safi turun dan langsung masuk kedalam,ponselnya berbunyi saat dia melihat ada notifikasi,bibirnya tersenyum bahkan hampir saja berteriak.
"Pak Martin sering-sering suruh saya,meski hanya jadi kurir."katanya dalam hati
Setelah sampai dikantornya Safi langsung masuk kedalam ruangan Martin dengan mengetuk pintu.Martin yang masih sibuk dengan layar laptop mendengar pintu ruangannya diketuk.
"Masuk."kata Martin
"Siang Pak."sapa Safi
"He hem,mana barangnya?"tanya Martin
"Ah ini,Kenapa Bapak tidak bilang dari awal?"tanya Safi menyerahkan amplop tebal berwarna coklat.
"Itu permintaan Bos,kenapa? kamu tidak suka?"tanya Martin mengecek kembali sebelum menutup dengan segel,dan memberikan kembali kepada Safi
"Sering-sering saja Pak,selama ada bonus."jawab menerima kembali amplop coklat
"Berikan itu kepada Celine."kata Martin
Safi mengangguk berjalan keluar,setelah menutup pintu dia mendekati Celine dan memberikan kepadanya,saat sedang bicara dengan Celine terdengar suara dari arah tangga.
"Apa sih kok berisik?"tanya Celine melihat kearah tangga
Safi dan Celine sama-sama berdiri disana terlihat seorang petugas keamanan bersitegang dengan seorang ibu,si ibu ingin masuk dengan terus menerobos petugas keamanan hingga berakhir menggedor pintu ruangan Presdir.
Murni berjalan mendekati Safi dan Celine,dia berjalan dengan membusungkan dadanya.
"Mana Jerri?"tanya Murni
"Ada dirumahnya."jawab Safi
"Saya gak percaya."kata Murni
"Ibu siapa?"tanya Celine
"Saya mertuanya."jawab Murni
"Mertua?"tanya Safi menahan tawa dengan menunduk
Safi hampir saja keceplosan namun Martin keluar menyelamatkannya,dia berjalan mendekati Safi dan menarik tangannya.
"Ayo kita makan."ajak Martin
"A apa?"tanya Safi
"Kembali kemejamu dulu,biar aku urus nenek satu ini."jawab Martin dengan berbisik
Safi langsung berlari meninggalkan tempat dimana ada Murni,Celine juga harus segera mengirim barang,dia keluar dengan buru-buru.
Martin mengajak Murni keruangannya,menghadapinya butuh otak dan pikiran jernih.
"Ada apa lagi Tante?"tanya Martin
"Kalian sembunyikan dimana Aira?"tanya Murni
"Bukannya Tante yang sudah mengusirnya?"tanya Marti
"Iya,tapi pasti ada sama kalian."jawab Murni
"Sayangnya,anak Tante tidak bersama dengan kami."kata Martin sambil menyodorkan beberapa bukti bahwa Murni merayu Papa Jerri
Murni menerima dan melihatnya,tangannya bergetar saat Martin mengancamnya.Murni langsung beranjak meninggalkan ruangan Martin,tangannya meremas benda berwarna dan memasukan kedalam tasnya.
Martin menarik nafas lega meski belum sepenuhnya Murni menyerah,dari tatapan matanya Murni masih memiliki rasa ingin kembali menguasai Lintang seperti sebelumnya.
Jam istirahat siang Martin keluar mengajak Safi makan diluar,hal ini membuat karyawan heboh saat mereka melihat Martin berjalan menuju meja Safi.
"Ayo."ajak Martin
"Ah iya."kata Safi yang buru-buru menutup laptop dan membereskan mejanya,dia meraih tas dan berjalan mengejar Martin yang sudah berdiri didekat lift.
"Lama banget sih."kata Martin
"Maaf."kata Safi membenarkan hijabnya
"Kamu yang traktir aku siang ini."kata Martin berjalan masuk kedalam lift
"Kenapa aku,Bapak yang ngajak tadi."kata Safi
"Iya aku yang ngajak karena kamu baru dapat bonus langsung dari Bos.Ingat jangan cerita kepada siapapun."kata Martin
Safi mengikuti langkah Martin menuju tempat parkiran,mereka berdua masuk kedalam mobil milik Martin,namun Martin malah melempar kuncinya kepada Safi dan dia duduk dibelakang.
"Isshhh,Bapak ini."kata Safi sambil menggerutu
Sebelum makan siang Jerri dan Zahira sudah sampai dirumah Ayah,Bunda masih sibuk dengan urusan dapur karena sebentar lagi Ayah pulang makan siang,Jihan masih sibuk melayani pembeli diwarungnya saat Arya datang mengunjunginya.
"Serius kali."kata Arya mengagetkan Jihan
"Mas Arya."sapa Jihan
Jihan mengambilkan minuman dan memberikan kepada Arya,Arya memberikan oleh-oleh dari luar kota karena pulang dari tugas.
Ayah pulang karena istirahat siang dia mengajak Arya makan bersama,namun karena Jihan menjaga warung Arya minta menemani Jihan.
Ayah masuk kedalam rumah,dia melihat mobil Jerri sudah terparkir digarasinya,wajahnya tersenyum karena anak sulungnya yang dia rindu akhirnya pulang kerumah.
"Ayah sudah pulang?"tanya Jerri baru saja keluar dari kamar
"Ayo makan dulu."ajak Ayah
Jerri mengikuti langkah Ayah,melihat Zahira yang sedang sibuk membantu Bunda membuatnya terus menatapnya.Ayah meminta Bunda untuk menutup warung biar bisa kumpul bareng karena Arya juga datang.
"Bun,tutup dulu warungnya kasihan ada Arya juga kita makan bareng."kata Ayah sambil mencuci tangan
"Biar aku saja Yah."kata Zahira
Zahira membenarkan hijab hingga menutup dadanya,tidak seperti sebelumnya dia mengikat kebelakang.Melihat cara istrinya melindungi dirinya membuat Jerri tersenyum,dia berdiri dan ikut berjalan kearah warung.Zahira memanggil Safi yang sedang menemani Arya diluar.
"Jihan,tutup dulu kita makan bareng."kata Zahira
"Ah,iya Kak."kata Jihan buru-buru berdiri.
Jerri membantu Zahira membawa beberapa botol minum air mineral,saat Jihan masuk dengan Arya mereka berpapasan ternyata Arya dan Jerri saling kenal.
"Jerri."panggil Arya
"Ampun!kamu apa kabar?"tanya Jerri meletakkan botol kedalam keranjang
Keduanya berpelukan seperti sudah lama tidak bertemu,Zahira dan Jihan hanya saling pandang,keduanya saling sikut.
"Sekecil inikah dunia?"tanya Jihan
"He hem,ternyata mereka saling kenal."jawab Zahira
Sekian waktu mereka mengobrol hingga melupakan ada dua orang yang melihat dan menunggunya,bahkan hanya suara Ayah yang bisa menghentikan obrolan mereka berdua.
"Jihan,apa belum selesai tutup warungnya?"tanya Ayah
"Kita udah selesai Yah,tapi mereka."jawab Jihan menunjuk kearah Jerri dan Arya
"Jerri,Arya ayo makan dulu."ajak Ayah
"Ah,maaf Yah keasyikan ngobrol."kata Jerri mengambil kembali botol minum dan membawanya keruang makan.
Seperti biasa setelah selesai makan siang dan sholat dzuhur Ayah akan kembali kesekolah,hari ini ada pelajaran ekstra makanya Ayah meminta Jihan untuk menyusul setelah jam pelajaran usai.
"Jihan,jangan lupa hari ini kamu mengajar ekstra."kata Ayah mengingatkan
"Iya yah."kata Jihan
"Zahira nanti bantu Bunda diwarung."kata Ayah
"Beres."kata Zahira
Arya dan Jerri hanya memandang kedua anak Ayah,keduanya terlihat seperti anak-anak yang berat melepaskan kepergian Ayahnya.Jerri dan Arya kembali terlibat obrolan mereka berdua bertemu kembali setelah lebih dari sepuluh tahun tidak bertemu.
"Jadi kamu memutuskan menggantikan Papamu?"tanya Arya
"Aku anak satu-satunya,siapa lagi yang mau melanjutkan jika bukan aku."jawab Jerri
"Lalu bagaimana dengan arena balap?apa kamu menyerah?"tanya
"Aku sudah pernah cedera,jadi sekarang memilih jalur aman."jawab Jerri
"Bilang saja karena Mama kamu melarang."kata Arya