Akibat dari perceraian orang tua pasti akan berdampak pada kehidupan anaknya. Apa lagi anak itu ada di masa pubertas yang mengalami pertumbuan secara fisik, maupun uperilaku-perilakunya.
Joko Susanto adalah salah satunya.
Dia adalah remaja yang putus sekolah.
Dan memutuskan untuk meninggalkan desanya untuk bekerja di perbatasan kota Y. Ia tinggal di kosan putri milik istri dari kakak keponakannya, Parmin. Dan istrinya yang bernama Rani.
Karena Parmin ini jarang pulang kerumah, Joko dan Rani pun menjadi sangat akrap. Tidak terkecuali kepada Elsa adik dari Rani dan juga Bude Atun ibunya Rani dan Elsa.
Karna kosan itu adalah kosan putri, Joko pun juga dekat dengan banyak wanita di sana. Ada mahsiswi yang bernama Indri, ada juga pemilk salon yang bernama Dina.
Belum di luaran kosan
Ada Lastri penjual angkringan,
nyonya Santi, dan masih banyak lagi.
Dan mereka semua cantik-cantik dengan kelebihan masing-masing yang mereka miliki.
Siapakah yang nantinya akan menjadi istri Joko?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joko susanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mbak Rani masuk angin'
Setelah Elsa dan Joko selesai makan.
Mereka pun kembali ke tempat meja makan. Dan meminum susu yang telah di buatkan Mbak Rani.
"S s, aw! Panas!"
Joko terlihat kepanasan saat meminum susu dengan terburu-buru.
"Ha ha, Jok, Jok, di tiup dulu Dong."
Elsa menertawakan Joko.
Terlihat Mbak Rani hendak keluar menuju pintu samping dengan membawa satu gelas teh.
"Mau kemana Mbak," Joko bertanya pada Mbak Rani.
" Ini mau ke kosan, nganter teh." Rani menjawabnya dan keluar pintu.
Joko melihat wajah mbak Rani yang nampak seakan menahan rasa kesedihan.
Sebenarnya Joko ingin sekali memeluk Mbak Rani saat itu juga, agar Mbak Rani bisa mencurahkan rasa emosinya. Dan kesedihannya seperti saat kemarin di balkon.
Tapi karna keadaan tidak memungkinkan. Joko pun tidak bisa berbuat apa-apa.
"Jok," Elsa menepuk tangan Joko. Seketika Joko menghentikan lamunannya. "Iya sa."
"kamu dah punya pacar belum,?" Elsa bertanya.
"Belum sa, napa emang nya? Joko terpaksa berbohong karna tidak mungkin untuk saat ini Joko, berterus terang dengan Elsa.
"Emang waktu di SD dulu ga ada cewek yang kamu taksir?," Elsa bertanya lagi.
"Ya ada sih, pacarnya temen SD ku dulu tapi ya ceweknya, ga secantik-cantik cewek sini."
" Cewek sini, emang di sini kamu dah punya temen cewek? "Ya belum, tapi beda sa, sama cewek-cewek sini."
"Emang pacar temenmu yang kamu taksir itu sama aku cantikan mana Jok?
"Ya cantikkan kamu jauh lah," Elsa terlihat senyum-senyum, mendengar jawaban Joko.
"Ah, masak sih, emang aku cantik Jok?
" Kamu kan, dari kecil dah cantik sa."
Elsa senyum-senyum. Melambung tinggi di puji Joko. "Berarti kamu naksir aku dong. Duh, gimana ya sa, emang boleh naksir kamu kita kan saudara."
Elsa sedikit berfikir dengan perkataan Joko," Apa iya kita saudara?" batin Elsa.
Joko menghabisikan susunya, yang tadi masih panas. "Ya udah sa, aku ke kosan ya,"Joko berdiri, ingin ke kosan.
" Ya udah, aku juga mau ke kamar," Elsa menjawabnya sambil beranjak menuju kamarnya.
Setelah sampai kosan Joko melihat Rani dan Bude Atun sedang memberesi warungnya. Joko pun segera membantunya.
" Kok Udah tutup Bude? Joko bertanya.
"Iya ni Rani katanya minta di kerik ko." jawab Bude.
" Emang lagi sakit Mbak?,"
Joko terlihat kawatir dengan Mbak Rani.
"Cuma masuk angin biasa ko," Rani menjawabnya.
Joko menatap wajah mbak Rani. Rani pun tersenyum karna melihat Joko yang terlihat kawatir.
"Udah ga papa" Rani menenangkan Joko.
Rani pun beranjak menuju ke rumahnya, di ikuti Bude Atun di belakangnya "Nanti jangan di kunci ya ko, nanti Bude tidur sini."
"Ya Bude"
Joko pun segera masuk kekamarnya. Tapi saat Joko hendak berebahkan badannya Joko teringat kalau celananya tadi ketinggal di toilet, dan Joko pun segera beranjak ke toilet untuk mengambilnya.
" Lho kemana ya tadi kayaknya aku taruh di sini"
Joko pun membuka ember itu, dan ternyata celananya ada di dalamnya.
Joko terlihat panik, karena pasti Bude Atun yang memasukkannya.
Pasti Bude Atun sudah terkena cairan itu, tapi kenapa ya? Bude Atun tadi tidak marah-marah.
Seperti tidak ada sesuatu?.
Apa Bude Atun tidak terkena cairan itu saat memegangnya?
Joko menjadi bingung memikirkannya.
Joko pun mengambilnya dan ternyata sudah tidak sebasah tadi.
Joko membawanya ke kamarnya , dan menaruh nya ke pakaian kotor yang lain, yang ternyata sudah menumpuk banyak. Joko berencana ingin melaundrynya besok.