Syifana Khoirunnisa yang biasa di sapa Syifa, harus menelen kekecewaan saat mengetahui rahasia suaminya yang tidak ingin menyentuhnya.
Di usia pernikahan yang menginjak Minggu ke empat, Syifa memutuskan untuk bercerai. Bahkan meninggalkan kota kelahirannya demi melupakan kegagalan rumah tangganya juga mantan suaminya yang sebenarnya sudah ada di hatinya.
Hingga ia harus kembali ke kota itu setelah tujuh tahun berlalu dengan sudah ada banyak perubahan pada kehidupannya.
Apa yang terjadi jika ia kembali bertemu mantan suaminya di saat ia sudah memiliki calon suami. Lalu apa yang akan terjadi saat ada laki-laki yang dengan berani menyatakan cintanya bahkan mengejar cinta Syifa tanpa lelah.
Kemana hati Syifa akan berlabuh? Siapa pemilik hati Syifa?
Happy Reading
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 15 Target Masuk Perangkap
Pemilik Hati (15)
Syifa menghela nafas. " Bagaimana dengan ini?," Syifa meraih ponselnya dan mengirimkan sesuatu pada Andra.
Deg
Tidak mungkin.Batin Andra
" Nikahilah Erika." Syifa menatap tajam Andra.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" Aku tidak mencintainya."
" Tapi, anak itu butuh kedua orang tuanya."
Andra diam memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Ia tidak bisa kehilangan Syifa begitu saja.
" Tidak bisakah kita tetap menikah. Untuk Anak itu, aku akan bertanggung jawab jika memang dia anakku. Aku tak yakin dia anakku." elaknya.
" Aku tidak bisa. Jika itu terjadi beberapa tahun yang lalu mungkin saja aku bisa mentolerir. Tapi, ini baru saja terjadi. Bahkan kemarin pun aku melihatmu dengan Erika berjalan berdua."
Andra mengepalkan tangannya.
" Baiklah jika itu keputusanmu. Mungkin kita memang tidak berjodoh." ucapnya sendu.
Mengalah? Haruskah perjuangannya selama bertahun-tahun berakhir seperti ini.
" Mari aku antar. Anggap saja ini terakhir kalinya aku mengantarmu." tawar Andra.
" Maaf. Aku ada keperluan jadi aku akan pulang sendiri," jawab Syifa.
Dari kejauhan seorang perempuan memperhatikan interaksi keduanya. Setelah Syifa tidak terlihat, ia segera menghampiri Andra yang terlihat sedang serius menelpon seseorang.
" Ya. Kerjakan dengan baik," ucapnya menutup telepon.
Andra memperhatikan perempuanku yang kini ada di hadapannya.
" Yang tadi itu calon istrimu?,"
" Bukan urusanmu," jawab Andra ketus.
" Apa lebihnya dia?," tanyanya lagi.
" Banyak. Yang pasti bukan tukang seling_kuh," ucap Andra menohok perempuan di depannya.
Dialah sang mantan yang mengkhianati hubungan mereka padahal tinggal berapa langkah menuju pernikahan.
" Kita sama. Apa bedanya?," Laura menggelengkan kepalanya.
Perempuan cantik yang selalu memperhatikan penampilannya dengan barang branded itu terkekeh.
" Aku melakukannya setelah berpisah denganmu. Tidak sepertimu." Diam sejenak. "Ada apa menemuiku?,"
" Hanya tidak sengaja. Kebetulan aku ada janji dengan rekan modelku."
Andra mendorong ke belakang kursi yang ia duduki dan langsung berdiri.
" Mau kemana?,"
" Kemana pun aku pergi bukan urusanmu." jawabnya acuh sambil melenggang pergi.
" Aku menyesal telah menduakan mu." lirihnya.
Laura bertekad memiliki Andra lagi. Pertemuan hari ini pun sebenarnya ia sengaja membuntuti Andra hingga mendapatkan kesempatan menemuinya.
Namun, ia tak menyangka akan bertemu wanita pujaan Andra.
...*******...
Di tempat berbeda, Daniel sedang harap-harap cemas. Ia mendapat kabar bahwa Alya sudah menceritakan tentang dirinya pada Reza.
Datanglah ke rumah siang ini. Kita makan siang bersama. Reza ingin bertemu dengan Mas Daniel.
Telpon Alya tadi membuatnya berdebar-debar. Bingung haruskah ia membawa sesuatu atau tidak? Ia sendiri tidak tahu kesukaan anaknya.
Karena takut melakukan kesalahan, ia pun kembali menghubungi sang istri, namun ia tidak di sarankan membawa ini itu. Cukup datang saja.
Namun, tidak ingin memberi kesan kurang baik di pertemuan pertamanya, Daniel membawa mainan. Mobil remote control.
Ting... Tong...
Ting... Tong...
Ting... Tong...
Ceklek
Pintu terbuka menampakkan sosok yang ia rindukan padahal mereka baru beberapa jam melakukan video call.
" Assalamu'alaikum,"
" Wassalamu'alaikum," jawab Alya sambil mencium tangan Daniel.
"Reza nya mana?,"
" Ada di kamar."
" Aku hanya membawa ini," Daniel menyerahkan paper bag
" Aku kan sudah bilang,mas tidak perlu membawa apa-apa," Kata Alya sambil menerima paper bag tersebut.
" Pertemuan pertama, masa tidak membawa apa-apa,"
" Ya, sudah. Terimakasih."
Daniel mengekori Alya ke dapur.
" Duduklah. Aku panggilkan Reza dulu." pamit Alya.
Daniel duduk dan memperhatikan sekitarnya Ada beberapa foto Alya dan Reza. Juga Syifa tentunya.
" Reza, Salim dulu, itu ayah Reza," ucap Alya.
Reza mengernyitkan keningnya. " Om, ayah ya Celin kan?," tanya Reza. Ia ingat siapa Daniel.
" Ayah Reza juga. Jadi, panggil Ayah ya." pinta Daniel.
Alya hanya diam. Ia tahu tentang Celin karena Daniel sudah menceritakannya.
" Boleh ayah peluk Reza?,"pinta Daniel pada Reza yang hanya diam saja. Tidak antusias saat bertemu ataupun menolak.
Reza hanya mengangguk. Diamnya Reza membuat Daniel khawatir. Apakah Reza tidak bisa menerima Celin sebagai saudaranya?
" Ayo kita makan." ajak Alya mencoba mencairkan suasana.
Mereka pun makan dengan tentang. Hingga selesai, tidak ada obrolan apapun sampai akhirnya Reza kembali ke kamar.
" Apa Reza tidak bisa menerima Celin?," tanya Daniel bertanya pada Alya yang sedang mencuci piring.
" Aku rasa tidak. Dia mungkin masih kaget. Aku lupa menceritakan tentang Celin pada Reza. Maaf."
Alya benar-benar lupa tentang Celin. Padahal, Reza juga sudah bertemu dengan Celin. Bahkan sudah dua kali bertemu.
" Temui saja Reza di kamarnya. Bicara pelan-pelan. Aku yakin dia akan mengerti. Bagaimana pun, Celin adalah adiknya walaupun tidak lahir dari rahim yang sama." jelas Alya.
Mengingat Celin lahir dari wanita lain, rasanya sesak juga. Membayangkan suaminya melakukan hal itu dengan perempuan lain. Tapi, apa boleh buat. Kenyataannya memang demikian. Suaminya pernah menikahi perempuan lain.
" Aku mungkin pernah melakukan hubungan dengan perempuan lain. Tapi, percayalah. Aku hanya mencintaimu. Dengan ibunya Celin aku tak punya perasaan apapun. Hanya sebatas menjalankan peranku sebagai suaminya. Aku terlalu percaya pada kata-kata orang tuaku dan dirinya bahwa dia lah wanita yang aku cintai. Nyatanya, itu hanya karangan mereka saja." Daniel memeluk Alya dari belakang.
Ia tahu, sulit berada di posisi istrinya. Menerima suaminya dari wanita lain.
Satu hal yang membuat Alya lebih mudah menerima. Karena suaminya melakukan semuanya saat ia hilang ingatan. Bukankah saat suaminya ingat semuanya, dia langsung menceraikan istrinya. Bahkan sempat mengacuhkan Celin karena rasa kecewa juga bersalahnya?
...******...
Menjelang sore, Syifa berdiri di pinggir jalan. Ia menunggu angkutan umum lewat. Dia baru saja selesai membeli sesuatu. Syifa memilih naik angkot karena jaraknya tidak terlalu jauh.
Hujan cukup deras saat sebuah angkutan umum lewat. Di dalam angkot, suasananya cukup sepi. Hanya ada beberapa penumpang laki-laki dan seorang penumpang perempuan.
Syifa memainkan ponselnya mengurasi rasa bosan hingga seseorang membekap mulutnya dan Syifa langsung tak sadarkan diri walaupun sempat memberontak.
Setelah Syifa pingsan, seorang penumpang laki-laki yang posisi duduknya dekat pintu, segera menutup pintu angkot agar tidak ada penumpang lain yang masuk dan memergoki perbuatan mereka.
" Langsung ke alamat ini," ucap laki-laki yang disik di kursi penumpang samping supir.
" Berapa lama dia akan tak sadarkan diri?," tanya satu-satunya perempuan di antara mereka.
" Aku tidak tahu." jawab orang yang bertugas membekap mulut Syifa acuh.
Dua puluh menit kemudian, mereka sampai di sebuah rumah yang cukup luas. Rumah dua lantai dengan keamanan yang bagus juga. Karena ada satpam yang berjaga di pintu gerbang.
" Bawa dia masuk." titah pemimpin di antara mereka.
Syifa pun di bopong dan di masukkan ke dalam sebuah kamar di lantai satu.
" Ini bayaran untuk kalian," seorang memberikan amplop coklat tebal berisi uang.
Sambil tersenyum salah satu komplotan menghitung lembaran uang merah yang ada di dalamnya.
" Senang bekerja sama dengan anda." Ucapnya sambil pergi meninggalkan rumah besar itu bersama anggotanya.
📱" Target sudah masuk perangkap, Bos. Dia tidak sadarkan diri."
📲 " Jaga dia baik-baik sampai aku datang,"
📱 " Baik,"
Sang penelepon mengecek keadaan Syifa sebelum kembali menutup pintu kamar dan menguncinya.
" Kalian berjaga-jaga di luar. Jangan sampai target kabur atau ada yang menolongnya."
Laki-laki berbaju hitam yang berbaris tapi itu pun segera membubarkan diri dan menuju posisinya masing-masing.
TBC