Setelah setahun menikah Jira baru tahu alasan sesungguhnya kenapa Bayu suaminya tidak pernah menyentuh dirinya.
Perjalanan bisnis membuat Jira mengetahui perselingkuhan suaminya. Pengkhianatan yang Bayu lakukan membuat Jira ingin membalas dengan hal yang sama.
Dia pun bermain dengan Angkasa, kakak iparnya. Siapa sangka yang awalnya hanya bermain lama kelamaan menimbulkan cinta diantara mereka. Hingga hubungan terlarang itu menghasilkan benih yang tumbuh di rahim Jira.
Bagaimanakah nasib pernikahan Jira dan Bayu? Dan bagaimana kelanjutan hubungan Angkasa dengan Jira?
Ikuti terus kisah mereka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Jira Mahira
Seorang sekretaris di sebuah perusahaan ternama di kota Jakarta. Sudah menikah dengan Bayu Wardana. Dia perempuan yang cantik, pintar dan rajin bekerja. Kedua orang tuanya sudah meninggal. Sehingga dia yatim piatu.
Setahun menjalani pernikahan dengan Bayu selama itu pula dia belum disentuh oleh Bayu, suaminya. Dengan alasan Jira belum mampu membuatnya jatuh cinta.
Sekuat apapun Jira berusaha meluluhkan hati Bayu. Nyatanya Bayu sama sekali tidak tersentuh olehnya. Suaminya itu hanya bersikap selayaknya suami jika di depan keluarga besarnya saja. Dan disaat mereka hanya berdua maka Bayu akan bersikap dingin dan cuek.
Seperti pagi ini Jira yang setiap hari membuat sarapan untuk Bayu sama sekali lelaki itu tidak pernah memakannya. Tapi walau begitu Jira selalu membuat sarapan dan makan malam untuk Bayu. Berharap suatu saat suaminya bersedia memakan masakan yang dia buat.
"Mas." panggil Jira yang melihat Bayu sudah bersiap untuk pergi ke kantor.
Bayu menghentikan langkah. Dia menatap malas kepada Jira.
"Apa?"
"Sarapan dulu mas." ajak Jira dengan lembut.
"Aku sudah terlambat tidak ada waktu untuk sarapan." setelah mengatakan itu Bayu pun melanjutkan langkahnya meninggalkan rumah.
Jawaban yang sudah terbiasa Jira dengar hampir setiap hari. Awalnya Jira sedih dan kecewa namun lambat laun hal itu sudah terbiasa dia dengar. Tidak ingin terlambat ke kantor Jira pun segera menyelesaikan sarapannya.
Bayu Angga Wardana
Putra pertama keluarga Wardana dari istri kedua. Pemimpin perusahaan Wardana setelah ayahnya pensiun. Dia memiliki kekasih bernama Selly. Dan dia membenci Jira. Karena perjodohan konyol kedua orang tuanya membuat dia tidak bisa menikahi kekasihnya. Dan karena itu pula dia sangat membenci istrinya.
"Sayang, kau sudah datang?" sapa Selly dengan manja saat melihat Bayu sudah berada di apartemen miliknya yang dibelikan oleh Bayu beberapa tahun lalu.
Cup
Bayu mengecup sekilas bibir kekasihnya. Kemudian memeluk pinggang ramping Selly.
"Aku sudah masak, ayo sarapan."
Selly membawa Bayu menuju meja makan. Sebelum Bayu datang wanita itu sudah membuat sandwich dan segelas kopi untuk Bayu.
"Besok aku ada perjalanan bisnis ke Malaysia. Dan kau harus ikut sayang."
Selly tersenyum mendengar ajakan Bayu. Dia sungguh senang jika Bayu selalu mengajaknya untuk perjalanan bisnis.
"Tentu aku akan ikut. Aku senang kau selalu memprioritaskan aku daripada istrimu itu."
Bayu meletakkan gelas kopi yang baru saja dia minum. Menatap kekasihnya sebelum akhirnya dia meminta Selly untuk duduk di pangkuannya.
"Kau masih cemburu saja. Bahkan aku sama sekali tidak pernah menyentuhnya. Hanya kamu wanita satu-satunya yang aku sentuh."
Tangan Bayu kemudian bergerak perlahan membuka kancing kemeja tidur Selly.
"Sayang."
"Aku butuh energi sayang."
Bayu kemudian membawa Selly ke dalam kamar. Dan mereka melakukan pergumulan yang selama ini sering mereka lakukan di belakang Jira.
Angkasa Biru Wardana
Anak pertama dari keluarga Wardana dengan istri pertama. Jadi Angkasa adalah kakak dari Bayu yang merupakan kakak ipar Jira sekaligus atasan dimana Jira bekerja. Pria mapan yang genap berusia 32 tahun ini masih betah sendiri. Dia dikenal sebagai atasan yang arogan dan dingin. Tidak ada yang berani mendekati pria itu di kantor. Dan hanya Jira yang betah bekerja dengan pria itu selama tiga tahun ini.
"Jira ke ruanganku sekarang." ucap Angkasa saat melewati meja kerja Jira.
"Baik pak."
Semua karyawan yang satu ruangan sama Jira membuang nafas setelah sebelumnya menahan nafas karena Angkasa yang lewat.
"Good luck." ucap Mira yang duduk di sebelah Jira memberikan dua jempol kepada temannya.
"Semoga moodnya lagi baik." ucap Jira sedikit berbisik.
"Semoga." jawab Mira.
Jira mengetuk pintu sebelum akhirnya diperbolehkan masuk oleh sang pemilik ruangan.
"Ada apa bapak memanggil saya?" tanya Jira sopan.
"Besok kita akan perjalanan bisnis ke Malaysia selama tiga hari. Dan kali ini kamu harus ikut karena Dewa tidak bisa menggantikan mu. Istrinya baru saja melahirkan kan dia cuti beberapa hari ke depan."
Jira menghela nafas jika sudah seperti ini mau tidak mau dia harus ikut dengan bosnya.
"Baiklah."
"Besok berangkat pagi dan kita bertemu di bandara." Jira mengangguk sebagai jawaban setelah itu dia diperbolehkan keluar.
Angkasa menatap kepergian Jira setelah sebelumnya pria itu sama sekali tidak menatap wajah Jira saat mengajak wanita itu berbicara.
"Bagaimana?" tanya Mira.
"Dia mengajak perjalanan bisnis ke Malaysia besok. Pak Dewa tidak bisa ikut karena istrinya baru saja melahirkan dan dia cuti beberapa hari ke depan."
"Bagus kalau begitu." Jira menyipitkan kedua matanya mendengar ucapan Mira.
"Bukan apa-apa ayo kembali bekerja."
"Semoga saja terjadi apa-apa diantara mereka. Aamiin." monolog Mira dalam hati.
"Jangan berdoa yang aneh-aneh Mira." ucap Jira yang seolah bisa membaca wajah Mira.
"Hehe, dasar cenayang."
"Keinginanmu itu tidak akan pernah terjadi."
"Siapa tahu Tuhan mengabulkannya besok."
"Mira." kesal Jira.
Mira tahu seperti apa rumah tangga Jira dengan Bayu. Karena Mira adalah sepupu sekaligus rekan kerja di perusahaan. Mira juga teman curhat dirinya dikala sedih. Jadi tidak heran jika Mira mendoakan kebahagiaan Jira dengan orang lain. Karena dia ingin Jira bahagia.
Malam hari...
Hari ini Jira pulang terlambat karena pak Dewa cuti mengharuskan dia lembur hari ini.
Sesampainya di rumah Jira melihat Bayu sedang turun tangga dengan membawa sebuah koper.
"Bayu kau mau kemana?"
"Aku ada perjalanan bisnis keluar negeri selama beberapa hari."
"Oh, besok aku..."
"Aku tidak peduli besok kau mau ngapain." Bayu memotong ucapan Jira setelah itu pergi dengan mengendarai mobil miliknya.
"Besok aku juga ada perjalanan bisnis." lirih Jira yang awalnya ingin meminta ijin suaminya untuk pergi. Namun respon suaminya tetap saja dingin dan tidak tersentuh.
"Sudah setahun harus seperti apa aku berjuang untuk meluluhkan hatimu Bayu." kembali Jira menitihkan air mata meratapi nasib rumah tangganya yang tidak ada perubahan.
Setelah membersihkan diri Jira menyiapkan beberapa baju dan keperluan yang akan dia bawa beberapa hari ke depan. Kemudian memasukkannya ke dalam koper.
Setelah itu dia turun ke dapur memasak makan malam untuk dirinya.
Baru tiga suap makan suara ketukan pintu menghentikan aktivitas makannya. Jira membuka pintu melihat siapa yang bertamu malam-malam seperti ini.
"Kak Angkasa."
Ternyata yang datang kakak dari suaminya. Lebih tepatnya kakak tiri. Oleh sebab itu jika diluar jam kantor Jira memanggil Angkasa dengan sebutan kakak.
"Dimana Bayu?"
"Dia pergi kak."
"Kemana?"
"Dia bilang ada perjalanan bisnis beberapa hari ke depan."
Angkasa mengerutkan kening. Tidak mungkin dia salah lihat. Bayu masuk ke dalam salah satu apartemen bersama seorang wanita. Dan mereka terlihat mesra layaknya sepasang kekasih.