Yulia Lingga gadis berusia 25 seorang tentara wanita yang meninggal karena kucing hitam dan masuk kejurang.
Yulia meninggal lalu melintasi waktu dan memasuki tubuh seorang permaisuri yang di meninggal di hari pernikahan karena penghianatan suaminya yang menikahi wanita lain di hari pernikahan nya
Bagaimana kelanjutan kisah mereka, apa Yulia bisa membalaskan dendam sang permaisuri atau iya tidak bisa menerima perpindahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Yulia Lingga
Di sebuah kamar, terdapat seorang wanita cantik yang sedang tertidur. Namun, wajahnya penuh keringat, kemarahan, dan kebencian.
Wanita itu tampak sangat gelisah, hingga air mata menetes dari sudut matanya.
Dalam mimpinya, ia melihat seorang wanita mengenakan pakaian pengantin. Wanita itu menangis sekaligus marah, sementara di sampingnya berdiri seorang pria yang menatapnya sinis.
Dalam mimpi itu—
"Yang Mulia, ada apa sebenarnya ini? Kenapa bisa jadi begini? Bukankah kita sudah memiliki kesepakatan untuk tidak ada selir? Kenapa Anda tidak memberikan penjelasan atau memberitahuku dari awal? Aku seperti orang bodoh di altar pernikahan tadi!" tanya wanita itu dengan suara bergetar.
Pria yang berdiri di hadapannya hanya menatap tanpa ekspresi, lalu menjawab dingin, "Kenapa kau bertanya hal itu? Kau tidak memiliki hak untuk bertanya! Kau seharusnya bersyukur sudah menikah denganku dan menjadi permaisuri. Jika bukan karena wasiat bodoh itu, aku tidak sudi menikah denganmu! Kau ini jelek! Jika saja tidak ada kau, kekasihku pasti sudah menjadi permaisuri tanpa harus menjadi selir!"
"Aku sejak awal tidak pernah mencintaimu, jadi jangan bertingkah. Terimalah posisi ini dan diam. Maka kau akan tetap berada di tempatmu untuk saat ini. Tapi jangan harap aku akan menyentuhmu! Aku jijik berada di dekatmu, apalagi harus tidur bersamamu!" ucap pria itu lagi penuh kebencian.
Setelah itu, gadis yang bermimpi pun terbangun dengan terengah-engah.
"Hah... hah... hah..." napasnya memburu.
"Sebenarnya ada apa ini? Siapa mereka? Kenapa aku selalu bermimpi hal yang sama selama beberapa bulan ini? Apa hubungannya dengan diriku?" gumamnya kebingungan.
"Lebih parahnya lagi... kenapa kemarin dia meminta bantuanku? Aku saja tidak tahu dia siapa," lanjutnya sambil menghela napas panjang.
Rasa penasaran bercampur bingung membuatnya tak bisa menemukan jawaban. Karena hari sudah pagi, ia pun memutuskan untuk mandi.
Setelah bersiap, gadis itu berangkat menuju kantornya.
Sesampainya di sana, seorang bawahannya langsung menyapanya.
"Selamat pagi, Jenderal Yulia," ucap bawahannya.
"Pagi juga, Leo. Ada apa? Sepertinya ada hal penting," tanya Yulia.
"Benar, Jenderal. Saat ini Anda sudah ditunggu Jenderal Besar di ruangannya. Ada hal penting yang ingin dibicarakan," jawab Leo.
"Baiklah, aku akan langsung ke sana. Terima kasih. Aku pergi dulu," jawab Yulia, lalu melangkah menuju ruangan sang atasan.
Yulia Lingga adalah seorang tentara wanita berusia 25 tahun. Walau masih muda, ia sudah menyandang gelar Jenderal Muda berkat kemampuan luar biasa dalam menjalankan tugas.
Ia dikenal sebagai tentara wanita yang berani mati di medan perang tanpa sedikit pun rasa takut. Karena itu, banyak bawahan yang mengaguminya, bahkan menyayanginya.
Namun, beberapa hari terakhir performanya menurun. Ia sering gagal dalam misi—hal yang tak biasa. Semua karena mimpi-mimpi aneh itu yang terus datang, bahkan sosok wanita misterius sering muncul seolah meminta pertolongannya. Hal itu sangat mengganggu pikirannya.
Sesampainya di depan ruang atasan, Yulia mengetuk pintu.
Tok... tok... tok...
"Masuk," sahut suara dari dalam.
"Selamat pagi, Jenderal. Leo bilang Anda memanggil saya," ucap Yulia.
"Benar, aku memanggilmu. Silakan duduk, Yulia," jawab Jenderal Besar Jung.
"Terima kasih, Jenderal," ujar Yulia, lalu duduk.
Jenderal Jung menatapnya sejenak sebelum berbicara. "Yulia, sebenarnya ada apa denganmu? Sudah beberapa hari ini aku melihatmu tidak fokus dan banyak pikiran. Apa kau punya masalah?"
"Maaf, Jenderal Jung. Saya tidak memiliki masalah apa pun. Hanya saja beberapa hari ini saya merasa kurang nyaman," jawab Yulia pelan.
"Apa kau butuh istirahat? Jika iya, aku akan memberimu cuti satu minggu untuk menenangkan diri," ucap Jenderal Jung.
"Izin menjawab, Jenderal. Sepertinya saya memang butuh ketenangan untuk beberapa hari. Jadi saya terima tawaran cuti itu," balas Yulia singkat.
Mendengar jawaban itu, sang atasan hanya menghela napas. "Baik. Pergilah sekarang, semoga saat kembali kau sudah tenang."
"Terima kasih, Jenderal," jawab Yulia, lalu keluar dari ruangan.
Di luar, ia bertemu dengan banyak bawahannya. Mereka sempat berbincang sebentar, lalu Yulia berpamitan. Setelah itu, ia segera pulang untuk membereskan barang-barang, lalu berangkat menuju vila miliknya. Ia memang membutuhkan tempat yang tenang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Aduh, sepertinya akan turun hujan. Semoga jalan ke sana tidak ditutup," gumam Yulia sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam mobil.
Begitu masuk mobil, hujan deras pun turun. Ia mengemudi perlahan, namun semakin lama semakin merasa aneh.
"Kenapa perjalanan ini terasa sangat jauh? Belum sampai juga ke jalan tol. Apa aku salah jalan?" ucapnya bingung sambil melihat sekitar.
"Tapi tidak mungkin. Aku sudah sering datang ke sini, bukan hanya sekali," lanjutnya.
Karena hujan deras menutupi pandangan, Yulia tak sadar bahwa mobilnya melaju ke jalan berbahaya yang mengarah ke jurang dalam.
Di dekat dataran tinggi, seekor kucing hitam tiba-tiba melintas di depannya. Refleks, Yulia membanting setir untuk menghindari. Naas, mobil oleng dan langsung terjun ke jurang.
Mobil itu berguling-guling hingga hancur.
Di dalam mobil, Yulia sempat melihat cahaya terang mendekat dan menutupi pandangannya.
"Ahhh... apa ini akhir hidupku? Semoga ada keajaiban. Selamat tinggal, semuanya..." ucap Yulia pelan sebelum napasnya terhenti.
Dari seberang jalan, dua mobil lain menyaksikan kecelakaan itu. Mereka sangat terkejut, namun segera menghubungi polisi setelah tersadar.
Tak lama, berita kematian Yulia pun tersebar di media sosial dan televisi.
Bersambung...
da ending yg memuaskan