Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.
" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha
" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel
Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DBW 35 Kehilangan
Di Batas Waktu (35)
"Wa'alaikumsalam." Jawab mereka serempak sambil melihat ke arah Sakha. Keringat yang bercucuran dan nafas yang tidak teratur menunjukkan bahwa Sakha berlari sekuat tenaga. " Bagaimana kondisi Adel?", tanya Sakha.
" Kak Adel....", ucapan Fitri terhenti saat seorang dokter keluar dari ruang tempat Adel di periksa.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
" Bagaimana kondisi istri saya, dok?", tanya Sakha tidak sabar.
" Kondisi ibunya masih kritis karena kehilangan banyak darah. Beruntung stok darah yang istri bapak perlukan tersedia. Namun kami mohon maaf tidak bisa menyelamatkan kandungannya. Istri bapak mengalami keguguran. ", jelas dokter.
" Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un ",
Sakha berusaha tegar walaupun pada kenyataannya hatinya sakit. Anak yang ia harapkan justru pergi mendahuluinya. Padahal rencananya besok ia dan Adel akan memeriksakan kandungann Adel ke dokter sesuai jadwal dari dokter. Namun, rencana hanya tinggal rencana.
Sekuat apapun tetap saja butiran bening itu meluncur dari sudut matanya.
" Pak Sakha", panggil dokter yang melihat Sakha justru malah melamun.
" Iya, giman dok?", tanya Sakha terbangun dari lamunannya.
" Mari ikut saya ", ajak dokter.
Sakha pun mengikuti dokter dan masuk ke sebuah ruangan. Sakha melihat ada seseorang yang sedang duduk tidak jauh dari ruangan tempat istrinya di periksa. Namun, ia tak menghiraukannya karena mungkin saja ia juga keluarga dari pasien yang di rawat di rumah sakit ini.
Setelah Sakha lewat, orang yang tadi duduk itu langsung pergi sang mulai melakukan panggilan telepon kepada seseorang.
" Bagaimana?", tanya seseorang di sebrang telepon.
" Dia kritis dan mengalami keguguran", jelas laki-laki yang tadi memang sengaja memata-matai Sakha untuk mencari informasi tentang kondisi Adel.
"Bagus. Semoga saja dia tidak selamat", harapnya di sertai senyuman. " Kabari aku kalau sudah ada berita kematiannya", pinta perempuan itu yang tidak lain adalah Lisa.
Lisa menutup telpon dan tertawa bahagia. Kecelakaan ini memang rencananya. Setelah membuntuti Adel sejak kegagalannya menabrak Adel hari itu, ia mulai mengubah rencananya. Ia melihat cukup sulit melakukan rencana semula karena Sakha yang sangat oper protektif menjaga Adel. Akhirnya ia mencoba rencana lain yaitu dengan menelpon Adel dan mengatakan bahwa Sakha kecelakaan.
Lisa memang membayar orang untuk berpura-pura menjadi orang yang membantu membawa Sakha ke rumah sakit. Lisa juga membayar orang untuk mendorong Adel ke jalan saat mobil yang ia kendarai ia lajukan dengan kecepatan tinggi.
Kembali ke rumah sakit.
Sakha kembali ke depan ruangan IGD. Langkahnya gontai. Di ruangan dokter tadi, dokter memberitahukan kondisi Adel. Selain mengalami keguguran, cedera di kepala Adel juga cukup parah.
Berkali-kali Sakha menghembuskan nafas. Ia mencoba menetralkan degup jantungnya. Ia berjanji akan memberi kabar pada Mama Ria jika sudah bertemu Adel. Sayangnya, ia menemukan Adel dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya telponnya di angkat juga.
" Assalamu'alaikum, mah"
" Wa'alaikumsalam. Gimana, Adel sudah ketemu? Adel baik-baik saja?" tanya Mama Ria khawatir.
" Mama datang saja ke Rumah Sakit XXX . Nanti kalau sudah sampai hubungi Sakha lagi. Biar Sakha jelasin disini", jelas Sakha
" Ya sudah, Mama langsung kesana. Tapi, Adel beneran gak apa-apa kan?," Mama Ria tambah khawatir
" Nanti saja aku jelasin disini. Mama hati-hati di jalan ya", pesan Sakha.
" Baiklah"
Sakha menutup telpon setelah mengucapkan salam.
Adel kini sudah berada di ruang rawat. Sakha bersyukur Adel sudah melewati masa kritisnya. Para karyawan Adel pun sudah pulang setelah memastikan kondisi Adel. Sementara Sakha, dari semenjak Adel di pindahkan, tak sedetikpun ia beranjak dari sisi Adel. Ia masih bertanya-tanya, apa yang membuatnya Ael bisa sampai ada di jalan. Ia masih belum tahu jawabannya.
Para karyawan Adel pun tidak tahu karena saat itu Adel ada di toko milik ibunya si Kembar. Ia yakin pasti ada sesuatu karena Adel tak pernah melanggar perintahnya.
" Sayang, bangunlah. Jangan membuatku takut. Maafkan mas ya, mas gak bisa menjagamu dengan baik. Bahkan kita harus kehilangannya", ucap Sakha dengan terus menggenggam tangan Adel dan tangan lainnya mengusap lembut perut Adel".
Ceklek
Pintu terbuka, Mama Ria masuk dengan membawa tas berisi baju ganti untuk Sakha. Sakha meminta mamanya untuk membawakan baju ganti.
" Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam"
" Astaghfirullah Sakha, sebenarnya apa yang terjadi? ", Mama Ria kaget melihat menantunya terbaring tak berdaya di ranjang pasien.
Tak ingin mengganggu Adel, Sakha mengajak Mama Ria ke sebuah sofa yang ada di ruangan itu.
" Adel di tabrak mobil di depan toko mah. Cedera di kepalanya membuat ia kehilangan banyak darah. Dia memang sudah melewati masa kritisnya tapi, cedera parah di kepalanya membuatnya koma. ", ungkapnya dengan berderai air mata. Dari tadi, ia sekuat tenaga menahan tangisnya. Tapi, kini di depan ibunya ia tak lagi mampu berpura-pura kuat. " Dokter pun tidak tahu kapan ia akan bangun. Aku harus gimana, Ma?", tanyanya.
Biarlah ia di katakan cengeng. Namun, ia benar-benar merasa sakit mendapati kondisi Adel yang tidak baik-baik saja. Belum lagi ia masih bingung bagaimana memberitahukan perihal keguguran yang Adel alami.
Mama Ria memeluk Sakha ke dalam pelukannya. Ia pun tak mampu membendung air matanya.
" Bagaimana dengan kandungannya?," tanya Mama Ria. Walau sepertinya ia bisa menebak apa yang terjadi, namun ia masih berharap ada sebuah keajaiban.
" Kandungannya tidak dapat di selamatkan. Padahal besok aku baru menemaninya untuk periksa kandungan. Tapi, dia sudah pergi untuk selamanya", Sakha meluapkan isi hatinya. Hanya di depan ibunya ia bisa begini. Ibu adalah tempat ternyaman bagi Sakha untuk bercerita.
" Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un. Semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah."Jelas Mama Ria sambil mengusap punggung sang anak. " Manusia hanya bisa berencana, tapi Allah Yang Maha Berkehendak".
" Kau boleh bersedih, tapi tidak boleh berlarut-larut. Jika kau rapuh, siapa yang akan menguatkan Adel", Mama Ria memberi nasihat. " Kuatlah demi Adel", tambahnya.
" Iya Ma. Aku tahu. ",Sakha mengangguk.
" Sakha akan menginap disini. Mama pulang dan beristirahalah. Besok Sakha mau menitipkan Adel. Sakha mau mengurus sesuatu ", jelas Adel.
Mama Ria pun meng iyakan. Ia akan kembali besok.
" Sayang, mama pulang dulu. Besok mama kesini lagi. Bangunlah, Mama tahu kamu wanita kuat kamu pasti bisa melewati ini semua. Mama pamit ya, Assalamu'alaikum ", bisik Mama Ria di telinga Adel.
Sakha mengantarkan Mama Ria sampai ke depan ruang rawat. Ia tak ingin meninggalkan Adel terlalu lama.
Ponsel Sakha berbunyi sesaat sebelum membuka pintu, akhirnya ia urung masuk ke ruangan tempat Adel di rawat dan memilih duduk di salah satu kursi di lobi rumah sakit.
" Bukti rekaman CCTV sudah aku dapatkan. Besok kita ketemu di kafe saat jam makan siang", ucap Yudi.
Sakha menghela nafas. " Kita ketemu di rumah sakit aja. Kita terlambat. Lisa selangkah lebih maju ", ucap Sakha. Sekalipun belum ada bukti apapun, ia yakin ini bukan murni kecelakaan.
" Maksudmu, Adel..."
TBC
...----------------...
Mohon maaf kalau masih banyak kekurangan. Author nya masih pemula, masih harus banyak belajar.
Terimakasih untuk dukungannya. Tinggalkan like , komentar dan favorit juga ya.
🥰🥰🥰