"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 15. Flashback masalalu
Setelah hari dimana mbah uyut di lempar keluar oleh sosok tante nya Dara, sampai hari ini Dara belum bertemu lagi dengan tante nya.. Sudah empat hari berlalu dan kondisi eyang nya masih sama, susah ajal.
Dara sudah meminta tolong pada mbah uyut lagi, tapi mbah uyut masih belum bisa melakukan apapun karena menurut mbah uyut yang membuat eyang susah ajal adalah apa yang lakukan tanpa sepengetahuan dirinya.
Dan masalah terbesar nya tidak ada yang tau apa yang sudah di lakukan eyang selama hidup, yang mereka tau eyang tentu orang yang baik dan taat ibadan semasa masih sehat dulu.
"Gimana kalo kita minta tolong ustad atau kiyai, bi?" Tiba - tiba Dara terpikirkan sesuatu.
Saat ini Dara sedang duduk di sebelah ranjang eyang nya yang kondisi nya masih sama, Dara kasihan melihat eyang nya yang menderita begitu. Tapi mendengar penuturan Dara, bi Lastri dan bi Endang saling tatap.. dan sejurus kemudian wajah mereka menjadi sendu dan sedih..
"Sejak eyang putra meninggal, eyang ndak mau berurusan sama ustad ataupun Kiyai, non." Ujar bi Lastri.
"Eh?? Kenapa?" Tanya Dara.
"Dulu nya eyang percaya.. Tapi eyang putra akhir nya meninggal dan kalah dari serangan santet, non.. Itu yang membuat eyang tidak mengandalkan ustad lagi." Ujar bi Lastri.
"Jadi maksud nya.. Eyang lebih mengandalkan ilmu hitam??" Tanya Dara, dan dengan pelan bi Lastri dan bi Endang mengangguk.
Dara memejamkan mata nya mendengar itu, pantas saja banyak sekali hal ganjil yang dia alami selama tinggal di rumah eyang nya.
"Aku rasa sekarang aku tau kenapa eyang begini.." Gumam Dara.
"Bibi, boleh aku tanya bibi tentang sesuatu?" Tanya Dara.
"Boleh non.. mau tanya apa?" Tanya bi Lastri.
"Darah apa yang bibi pel di lantai hari itu?" Tanya Dara, seketika wajah bi Lastri dan bi Endang terkejut.
"Nonnn.. ayo ikut bibi." Ajak bi Endang.
Dara di gandeng keluar oleh bi Endang dan kini mereka berada di ruang tamu, bi Endang lalu mengenggam kedua tangan Dara dengan tatapan yang seolah penasaran.
"Non Dara bilang apa tadi??" Tanya Bi Endang.
"Aku nggak tau ini beneran apa enggak, tapi aku di perlihatkan sesuatu. Aku liat bibi sama bi Lastri ngepel lantai yang penuh darah, aku liat mbah uyut mencipratkan air ke ruangan terutama depan pintu kamar itu dan bilang jangan di buka sampai kapanpun." Ujar Dara.
Mendengar itu, bi Endang tiba - tiba saja menangis.. entah bagian mana dari kata - kata Dara yang salah..
"Ya Allah.." Gumam bi Endang.
"Apa yang aku liat itu benar, bi?" Tanya Dara, dan secara mengejutkan nya, bi Endang mengangguk.
"Bener non.. Itu bukan mimpi, tapi sepertinya non dara di beri tahu." Ujar bi Endang.
"Ada apa bi? Siapa tau kalo ini terungkap eyang bisa sembuh." Ujar Dara.
"Ya Allah, bibi merasa sangat berdosa non." Ujar bi Endang.
"Itu adalah darah mbak Melisa.. Dulu.."
{Flashback Masalalu on.}
Bi Endang pun menceritakan apa yang terjadi masa itu, sekitar 23 tahun yang lalu yaitu tahun 2001. Tahun itu adalah tahun kedua setelah eyang putra meninggal dunia dengan cara mengakhiri hidup nya sendiri. Dan tahun itu juga ayah Dara semakin dalam pengaruh ibunya Dara dan mereka memutuskan untuk menikah..
Eyang saat itu sangat terpukul, segala cara sudah di lakukan tapi suaminya malah meninggal. Bi Lastri dan bi Endang kala itu masih muda, sejak dulu mereka bekerja di rumah eyang karena mendiang eyang putra dan eyang adalah orang yang paling baik dan berada.
Ayah nya Dara kala itu mengancam akan bunuh diri juga, jika sampai tidak bisa menikah dengan ibunya Dara. Akhir nya dengan berat hati eyang pun akhir nya melepaskan anak laki - lakinya itu menikah dengan ibunya Dara.
Eyang pikir.. Dengan melepaskan anak nya, maka kiriman santet itu tidak akan menyakiti nya dan anak anak nya yang lain, tapi ternyata tebakan nya salah.. Di tahun yang sama setelah ayah Dara pergi dengan ibunya Dara, tante nya Dara yaitu Melisa.. Mengalami sakit keras.
"Santet nya masih berjalan, kalian nggak akan pernah lepas dari ini sampai semuanya habis."
Itu yang di katakan oleh mbah uyut dan beberapa paranormal lain. Melisa mengalami sakit yang tidak bisa di lihat oleh kaca medis, dia sering kejang lalu muntah - muntah darah, dan juga.. Melisa sering mencoba mengakhiri hidup nya sendiri, seperti apa yang di alami ayah nya.
Melisa sering menangis, sering mengurung diri di kamar nya.. sampai suatu hari.. Entah apa yang terjadi eyang dengan mbah uyut melakukan sebuah ritual, entah apa yang mereka ritualkan tapi hal itu semakin memperparah sakit nya Melisa..
Melisa sering mengamuk dan sering meminta tolong pada bi Endang, Melisa sering bilang bahwa ada makhluk besar yang mau menangkap nya, dia membawa rantai. Tapi bi Endang tidak mengerti apapun, dia hanya bisa menemani Melisa di tengah sakit nya karena usai mereka kurang lebih seumuran.
Sampai akhir nya di suatu malam, Melisa di temukan tak bernyawa dan bersimbah darah di ruang tamu, Melisa.. mengakhiri hidup nya dengan cara menyayat nadi, leher, dan menusuk dirinya sendiri dengan sebilah pisau dapur sampai dia kehabisan darah..
Bi Endang dan bi Lastri membersihkan darah itu dengan hati yang sangat sedih, Melisa memilih menyerah. Mereka buru - buru membersihkan darah itu karena perintah mbah uyut.. Dan entah apa yang mbah uyut lakukan, setelah kematian Melisa malam itu juga di lakukan ritual penguncian.
Entah apa yang di kunci tapi mbah uyut melarang kamar itu di buka. Dan sekaligus meminta bi Lastri juga bi Endang untuk bersumpah tidak menyebar luarkan apapun dan juga mereka terikat kerja di sana selamanya..
{Flashback masalalu off.}
"Cuma itu yang bibi tau non, tapi semakin bibi pikir ini semua semakin aneh. Bibi yakin ada hal yang eyang lakukan dulu, bibi juga merasa bersalah sama mbak Melisa." Ujar bi Endang.
Dara yang mendengar semua cerita itu pun memiliki asumsi nya sendiri, sekarang kalau di cerna lagi.. jika dia di beri petunjuk itu.. Maka pasti ada hal yang ingin di sampaikan, tapi apa itu.. Dara masih belum tau.
Hanya saja pikiran Dara merujuk pada satu orang, yang menurut nya memiliki peran besar di dalam semua ini. Dara kemudian teringat dengan satu sosok lagi..
"Bibi tau siapa perempuan yang ada di sungai?" Tanya Dara, seketika bi Endang tertegun.
"Non ke sungai lagi?? Jangan kesana non.." Ujar bi Endang.
"Enggak, tapi aku liat dia.." Ujar Dara, dan bi Endang makin terkejut.
"Siapa dia bi?" Tanya Dara.
"Dia.. Dia adik bungsu nya eyang." Ujar bi Endang.
"Eh, adik bungsu??" Tanya Dara.
"Beliau sudah lebih lama meninggal, beliau mengalami depresi berat setelah di perkosa orang tak di kenal.. Dan mengakhiri hidup nya di sungai, bersama bayinya.." Jawab bi Endang.
"Ternyata non emang punya kelebihan, non bisa liat mereka.. Bibi kangen sama mbak Melisa.." Ujar bi Endang.
Tiba - tiba Dara diam, dia yang semula bertanya - tanya sekarang menunduk dengan tatapan kosong, bi Endang yang melihat itu pun menyentuh tangan Dara..
"Non.." Panggil Dara.
"Aku juga kangen kamu, Endang.." Mendengar itu bi Endang langsung melotot terkejut.
BERSAMBUNG..
sebelum dibawa ke masjid pasti bakalan banyak drama... "mereka-mereka" nggak bakalan diem aja kalau eyang dibawa keluar dari rumah itu...👻👻👻
Deket banget manggilnya Abang amar
lebih intimate ,
dara bermimpi eyang makan jeroan
sedang dalam nyata
dara yang hendak makan jeroan bi lastri
keris nya kemana ,kunci nya
blm terangkai akan Nemu titik terang