NovelToon NovelToon
Incaran Bos Sendiri

Incaran Bos Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nita03

bekerja di sebuah perusahaan besar tentunya sebuah keinginan setiap orang. bekerja dengan nyaman, lingkungan kerja yang baik dan mempunyai atasan yang baik juga.
tapi siapa sangka, salah satu sorangan karyawan malah jadi incaran Atasannya sendiri.
apakah karyawan tersebut akan menghindar dari atasan nya tersebut atau malah merasa senang karena di dekati dan disukai oleh Atasannya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Halaman Sepuluh

Setiap berada di dekat Maxim memang Laudya selalu merasakan Gugup dan tidak lupa dengan detak jantung nya yang selalu tidak karuan.

Dan semenjak perkataan Maxim tadi pagi malah membuat dirinya semakin tidak karuan, ia jadi bingung sendiri. Sampai ia mencari di internet gejala yang dirinya sarakan saat berdekatan dengan lawan jenis.

Hasilnya membuat Laudya terkejut, disana tertera kalau dirinya itu sedang jatuh Cinta. Laudya ingin menyangkalnya, walaupun di awal-awal sempat kagum kepada Maxim, tapi ia juga selalu merasa tidak akan bisa mereka bersatu dan tidak ada keserasian.

“Kalau begini terus, kerjaan Gue gak bakalan selesai-selesai.” Gumam Laudya.

“Apa Gue harus cerita sama Safa Dea?”

“Tapi kalau cerita sama Mereka yang ada malah di ledekin, Apalagi mereka sampai ngedoain Gue sama Pak Bos Berjodoh.” Gumam Laudya.

Laudya Melirik jam tangannya, sebentar lagi waktunya Jam makan siang. dan ia harus ke ruangannya Maxim untuk menanyakan Bos nya itu ingin Makan siang dengan Apa.

Sebelum Masuk, Laudya lebih dulu mengatur nafasnya dan menenangkan Hatinya. Tapi tetap saja tidak bisa malah semakin kencang detak jantungnya.

“Pasti bisa, jangan sampai pas ngomong malah belepotan.” Gumamnya.

Sebelum masuk Laudya mengetuk pintu terlebih dahulu tapi hanya sebentar, setelah itu ia langsung membukanya dan masuk.

Maxim menghentikan kegiatannya sedang memeriksa laporan, ia menatap Laudya.

“Ada Apa?” Tanya Maxim sambil menatap Laudya.

“Bapak mau makan siang dengan Apa? Biar saya pesankan dari sekarang.” Tanya Balik Laudya.

Maxim sempat melirik jam tangannya, “Kamu bawa bekal?”

“Ini kenapa jadinya malah saling tanya sih.” Ucap Laudya dalam hatinya.

“Bawa, Pak.” Jawab Laudya.

“Saya lagi tidak pengen makan makanan dari luar. Jadi.....,

Maxim menggantungkan Ucapannya, kemudian, “Kamu bawa banyak bekalnya?” Tanya Maxim.

“Lumayan, Bapak Mau?” Tanya Laudya.

“Boleh. Kalau kamu menawarinya dan tidak keberatan untuk berbagi makanan dengan saya” jawab Maxim.

“Kalau gitu saya keluar dulu.” Ucap Laudya.

Laudya menundukkan kepalanya kemudian membalikan tubuhnya dan berjalan keluar ruangan tersebut.

Tidak Lama kemudian, Laudya kembali masuk dan membawa bekalnya.

“Bapak mau makan sekarang atau nanti?” Tanya Laudya.

“Sekarang saja, makan di sofa.” Jawab Maxim.

Mereka berdua duduk di sofa, dengan Laudya membuka bekalnya. Maxim kira Laudya membawa Nasi Goreng seperti sarapan tadi, ternyata bukan.

“Ternyata bukan Nasi Goreng.” Ucap Maxim dalam hatinya.

Maxim melihat ada dua kotak makan, satunya berisi Nasi agak banyak, Bakso Goreng dan Omelet Telur. Kotak satu nya lagi ada Capcay, Tempe Goreng, beberapa biji buah anggur dan potongan Jeruk.

“Untung bawa nasinya agak banyak, tapi ini pasti pak Maxim mikir kalau Gue orangnya banyak makan. Tapi bodo ah.” Ucapnya dalam hati.

“Bapak punya piring?” tanya Laudya.

“Untuk Apa?” Tanya balik Maxim sambil mengerutkan keningnya.

“Nasinya saya mau bagi Dua, karena tidak mungkinkan kalau kalau kita ngambil nasinya di tempat yang sama.” Jawab Laudya dengan hati-hati takut Maxim tersinggung dan berprasangka kalau dirinya jijik satu tempat dengannya, padahal Laudya merasa sungkan saja kalau satu tempat.

“Ribet banget, udah makan satu tempat aja. Saya orangnya gak jijian kok.” Ucap Maxim.

“Sendok nya juga.” Lanjut Maxim.

Laudya hanya bisa pasrah, ini kalau makan di kantin sudah pasti bakalan Heboh dan jadi Bahan Gosip para karyawan.

Dimana Atasan dan bawahan tidak ada sungkan-sungkan nya makan di wadah yang sama bahkan sampai Sendok juga, satu sendok di pakai dua orang. Udah mirip sepasang suami Istri saja, saling berbagi.

Laudya berusaha untuk mengunyah makanan nya, rasanya agak berat dan ingin cepat-cepat selesai dan keluar dari ruangan tersebut.

Tapi sepertinya nya malah akan agak lama di berada satu ruangan dengan Maxim, karena ia agak sedikit susah menelan makanannya.

Biasanya Laudya selalu membawa sendok dan garpu dua, karena untuk jaga-jaga ada yang Minta.

Tapi entah kenapa untuk hari ini ia malah ingin membawa satu aja, karena berpikir hanya akan makan sendiri di tempat kerjanya.

Hampir setengah Jam, Akhirnya Laudya menyelesaikan Makan siangnya. Ia agak buru-buru merapikan kembali tempat Makan nya dan berpamitan kepada Maxim.

Maxim yang melihat itu hanya bisa terkekeh pelan, ia bisa melihat tadi tangan Laudya agak sedikit bergetar bahkan terasa dingin karena tadi tidak sengaja bersentuhan.

Sebenarnya Maxim juga merasakan apa yang sedang Laudya Rasakan, tapi ia sangat jago menyembunyikan nya.

“Lucu banget, seperti nya mulai sekarang Gue bakalan minta buat Makan siang sama dia. Makan bekal nya dia maksud nya.” Kekeh Maxim.

Tapi Maxim juga akan memberikan Uang untuk mengganti Makan siang nya, jadi nantinya Uang Laudya tidak akan jebol kalau harus membawa bekal banyak.

.

Laudya sudah kembali bekerja, dan tiba-tiba ia terkejut saat melihat kedatangan perempuan yang ia lihat Kemarin di pinggir Jalan.

“Sepertinya benar, kalau perempuan itu pacarnya pak Maxim.” batin nya.

“Selamat siang Mbak.” Sapa Seina sambil tersenyum ramah kepada Laudya.

“Selamat siang dan selamat datang, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?” Tanya Laudya dengan senyuman nya yang tidak pernah lepas ketika sedang bertemu dengan orang, tapi itu hanya untuk perempuan saja.

“Mbak, Abang nya Ada?” Tanya Seina.

Kening Laudya mengernyitkan bingung. “Abang? Mungkin nama panggilan tersayang nya” Ucap Laudya dalam hatinya.

Seina bisa melihat raut wajah Laudya seperti orang yang bingung, membuat Seina gemas dan Terkekeh.

“Maksud saya Bang Maxim, perkenalkan saya Seina. Sepupunya Bang Maxim dari Bandung, tapi untuk beberapa tahun ke depan saya akan tinggal di Jakarta karena baru masuk kuliah.” Ucap Seina.

Entah kenapa mendengar pernyataan tersebut membuat Laudya sedikit lega dan senang.

“Maaf mbak saya tidak tahu kalau Mbak ini sepupunya Pak Maxim.” Ucap Laudya.

“Beliau ada di dalam, Mbak langsung masuk saja.” Lanjut Laudya.

“Kalau gitu saya masuk dulu ya, Mbak.” Pamit Seina. Laudya hanya menanggapinya dengan senyuman sambil menganggukkan kepalanya.

Setelah itu Seina masuk ke dalam ruangan Maxim, membuka pintu sambil mengetuk nya.

Melihat Seina sudah masuk membuat Laudya langsung menghela nafasnya lega dan merasa agak sedikit tenang.

“Kenapa malah jadi senang begini? Apa benar Gue udah mulai suka sama Pak Maxim?” Gumam Laudya.

Beberapa detik kemudian Laudya menggelengkan kepalanya, tidak. ia jangan sampai menyukai Bos nya, karena mereka berbeda.

Kalau sampai benar menyukainya, Laudya takut merasakan sakit hati. Apalagi kalau sampai Maxim tahu.

“Gak boleh suka, Lo sama beliau itu beda banget. sangat-sangat jauh perbedaan nya.” Lirih Laudya.

Laudya berusaha untuk kembali fokus pada pekerjaan nya.

1
Nita
happy reading guys, semoga suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!