Fricilla Andini Windari
Gadis cantik dan pintar biasa dipanggil Cila.
Dia diusir dari rumah akibat difitnah adik tirinya.
Tidak hanya itu, calon tunangan Cila juga ikut membatalkan pertunangan mereka. Betapa kecewa dan terluka hati Cila mengalami itu semua.
Akibat hal itu dendam melekat dihatinya. Saat sedang terpuruk, Tuhan mempertemukan Cila dengan sosok laki-laki tampan dan ternyata awal pertemuan mereka membuat laki-laki itu jatuh cinta kepada Cila.
Alfian Anggara
Laki-laki yang memiliki sifat humoris dan penyayang. Namun jika orang terdekat nya di sakiti dia akan langsung bertindak.
Pertemuan antara Cila dan Alfi berawal dari kecelakaan yang dialami Alfi.
Disitu awal kisah mereka dimulai.
"Dimana rumahmu gadis cantik?"
"Aku tidak memiliki rumah karena diusir oleh keluarga ku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 - Gara-gara Nastar
Selesai rapat pemegang saham Anjar berencana pulang kerumah Mamanya. Karena nanti malam mereka akan berkunjung ke rumah Alfi.
Saat ingin keluar Anjar dihalangi oleh Vely.
"Tuan Anjar mengapa Anda terlihat terburu-buru pergi padahal setelah ini akan ada makan bersama direstoran dekat perusahaan." kata Vely.
"Maaf Nona Vely saya sudah ada janji dengan seseorang. Tolong jangan halangi saya." jawab Anjar datar
Sebenarnya Vely tersinggung dengan sikap Anjar yang terlihat mengabaikannya. Biasanya laki-laki lain berlomba-lomba untuk mendekatinya tapi ini malah mengabaikannya. Tapi Vely tidak menyerah dia malah meminta kontak Anjar.
"Tuan Anjar jika anda sudah ada janji dengan orang lain tidak papa. Tapi bolehkah saya meminta kontak pribadi Tuan. Jadi jika ada masalah pekerjaan saya langsung bisa menghubungi Tuan." ucap Vely dengan tatapan menggoda.
Bukannya tergoda Anjar malah jijik melihat sikap Vely. Bisa - bisanya dia bersikap seperti itu padahal dia sudah mempunyai tunangan.
"Jika memang ada urusan pekerjaan Anda bisa memberi tahu sekretaris saya." jawab Anjar datar lalu pergi meninggalkan Vely.
Vely sangt terlihat kesal tapi dia berusaha bersikap biasa - biasa saja. Karena dia takut merusak reputasinya dikantor dia sendiri.
Anjar keluar dari perusahaan Andara dan langsung menuju kerumah Mamanya. Jalanan terlihat sangat macet dan itu membuat Anjar frustasi.
Waktu menunjukkan jam makan siang. Anjar berhenti disebuah restoran untuk mengisi perutnya karena cacing diperutnya sudah berdemo dari tadi.
Sedangkan dibutik Mami Ara, Cila sedang makan siang bersama para karyawan butik. Hari ini Cila berangkat sendiri karena Mami Ara ada pertemuan dengan grup sosialitanya.
Cila memesan nasi box untuk para karyawanya. Awalnya para karyawan merasa canggung makan bersama menantu pemilik butik tapi Cila menjelaskan kepada mereka. Walupun Cila disini sudah menggantikan Mami Ara tapi Cila juga ingin berbaur dengan karyawan.
Para karyawan kagum dengan Cila. Tetap sederhana dan tidak sombong.
Sedangkan di perusahaan Alfi, dia dan Zay mereka membahas tentang proyek baru yang kan dijalankan bersama beberapa karyawan lainnya.
Zay yang memperhatikan Alfi tidak terlalu fokus langsung mengakhiri pembahasan ini.
"Pembahasan kita lanjutkan lain kali karena waktu susah menunjukkan jam makan siang."
Mereka hanya mengangguk dan meninggalkan ruangan tersebut.
Zay menghampiri Alfi dan dia bertanya.
"Lo kenapa sih kok keliatan ngak fokus dari tadi? " tanya Zay penasaran.
.
"Gue mikirin nanti malem. Gimana perasaan Cila kalo dia tau mereka bukan orang tua kandung Cila." jawab Alfi.
"Menurut gue mungkin Cila bakal kaget tapi kalo kalo gitu dia ngak bakal nyesel doang benci sama mereka." kata Zay
Alfi memikirkan ucapan Zay yang ada benarnya. Jadi dia tidak perlu ragu untuk mengungkapkan kebenaran kepada istrinya itu.
Sore hari tah tiba. Saatnya jam pulang kantor tiba.
Alfi dan Zay sudah selesai dengan pekerjaan mereka masing-masing. Mereka langsung pulang menuju rumah.
Jalanan sore ini terlihat macet. Untuk saja jarak kantor dan rumah mereka tidak terlalu jauh jadi tidak perlu menghabiskan waktu lama diperjalanan.
Sampai dirumah sudah ada mobil Anjar dihalaman. Ternyata mereka datang lebih cepat dari biasanya.
Cila menyambut suaminya pulang. Dia sudah berdiri didepan tersenyum manis kepada Alfi.
"Sore sayang." sapa Alfi menghampiri Cila dan mengecup keningnya
"Sore juga Mas." jawab Cila
Zay hanya memperhatikan pasangan suami istri itu dengan tersenyum kecut. Jiwa jomblonya langsung meronta-ronta
Ekhemmm
"Harap mesra - mesraannya dikamar." saut Zay
Alfi dan Cila tersenyum malu. Mereka memutuskan masuk kedalam untuk membersihkan diri.
Dikamar Alfi langsung masuk kekamar mandi sedangkan Cila menyiapkan baju pakaian untuk suaminya.
Cila teringat kemarin membelikan beberapa pakaian santai untuk suaminya. Dia menyiapkan pakaian baru itu lalu pergi kedapur untuk membantu menyiapkan makan malam.
Didapur ternyata ada Mami Ara, Tante Hesti dan kak Dinda. Mereka sedang membuat kue nastar. Sedangkan makan malam dimasak oleh Bi Asih dan Bi Imah. Akhirnya Cila membantu membuat nastar saja.
"Wah rame banget ya dapur." kata Cila sambil menghampiri mereka.
"Iya jarang-jarang kita bisa masak bareng gini." kata Tante Hesti.
"Alfi sama Zay mana Cila ?" tanya Mami.
"Lagi mandi mi." jawab Cila sambil membantu kak Dinda membuat selai nanas.
Mami Ara hanya mengangguk saja sambil melihat Tante Hesti menguleni tepung.
"Mbak kamu ngak mau bantu aku nih ?" tanya Tante Hesti ke Mami Ara.
"Aku bantunya nanti aja Hes." saut Mami sambil mengupas apel.
"Kalo nanti keburu udah selesai dingin mbak." kata Tante Hesti yang baru selesai menguleni tepung.
"Ya bagus dong jadi mbak cepet bantuin." jawab Mami Ara yang asik memakan apel.
"Lah kan udah selesai. Mbak mau bantuin apa lagi ?" tanya Tante Hesti.
"Bantuin makan lah" jawab Mami Ara dengan santai.
"Ck.. ck.. ck.. Kalo soal makan Hesti ngak minta bantuan mbak. Hesti udah punya pasukan bantuin makan." celetuk Tante Hesti.
"Pasukan? Siapa?" tanya Mami Ara.
"Tuh duo jomblo." jawab Tante Hesti menunjuk Anjar dan Zay yang baru turun.
Cila dan kak Dinda tertawa mendengar Anjar dan Zay dibilang duo jomblo.
"Ya ampun Mama kok jadi ikut - ikutan nindas kita sih." kata Anjar melayangkan protes ke Mamanya.
"Lah nyatanya emang kalian berdua masih jomblo kan." jawab Tante Hesti.
"Terserah Mama lah. Kita mau main game aja." jawab Anjar melangkah meninggalkan dapur.
Zay ikut mengikuti Anjar pergi dari dapur. Mereka memutuskan bermain game saja dari pada tetap didapur tapi dibully. Alfi yang baru saja turun bergabung dengan mereka.
Sedangkan didapur Bi Asih dan Bi Imah baru selesai masak makan malam. Mereka langsung menghidangkan dimeja makan.
Tim kue nastar juga sedang menyelesaikan pembuatan kue. Mami Ara yang tadinya tidak mau membantu akhirnya ikut turun tangan. Katanya biar tambah enak kalo ada campur tangan Mami Ara.
Cila berinisiatif membuatkan teh untuk tiga laki-laki yang sedang bermain game. Dinda sendiri bertugas menanggang kue nastar.
Cila mengantarkan teh keruang keluarga karena ketiga laki-laki bermain game disitu.
"Ini tehnya. Jangan lupa diminum." kata Cila sambil meletakkan teh di meja.
"Makasih sayang"
"Makasih Cila"
"Makasih kakak ipar"
Ketiga laki-laki itu menjawab tanpa memalingkan muka dari game yang mereka mainkan.
Cila hanya menggeleng melihat ketiga laki-laki itu yang fokus dengan game. Setelah itu Cila melangkah pergi kembali kedapur.
Didapur kue nastar sudah hampir matang. Bi Asih dan Bi Imah langsung membereskan dapurnya. Sedangkan Mami Ara, Tante Hesti dan kak Dinda sedang mencicipi kue nastar panggangan pertama.
"Kan bener kalo Mami ikut turun tangan rasanya tambah enak." ucap Mami Ara.
"Ini enak karena aku pinter buat mbak." jawab Tante Hesti tidak terima.
"Kamu belajar buat kue dari siapa? Dari mbak kan? Jadi ini enak karena resep dari mbak." jawab Mami Ara dengan sengit.
Ya drama Korea tidak ada, ganti drama dapur gara-gara kue nastar. Cila dan kak Dinda tertawa melihat kedua orang ibu - ibu beradu pendapat.
Dinda pasti pacaran sm Jeremy, astoge 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Tuhan aja bisa memaafkan & mengampuni..