Kepergian wanitanya menyisakan luka yang teramat dalam bagi Agra. Dari sekian banyaknya waktu yang ia tunggu, hanya pertemuan yang ia harapkan,
Setelah pengingkaran janji yang sempat ia terima, pertemuan masih menjadi keinginannya dalam setiap tarikan nafasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misshunter_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melamar?
"aku udah dibawah" begitu isi pesan yang Kiara terima dari Agra. Kiara pindai kembali penampilannya dari atas sampai bawah,
kali ini ia tampil sedikit berbeda, yang biasa Kiara selalu tampil penuh warna, kali ini ia kenakan warna netral, pilihannya jatuh pada kaos hitam dan celana pendek senada,
berjalan menaiki lift dengan tas ransel yang bertengger dibalik punggungnya,
dari kejauhan tampak Agra tengah duduk menunggu diatas motor sport putih yang katanya tak pernah ia pakai dengan siapapun, entahlah
"Hai.." sapa Kiara
Agra berbalik, menyimpan kembali gawai yang ia genggam kedalam saku celannya, ia tersenyum kearah wanitanya saat ini "Hai.. Udah siap?"
Kiara mengangguk. Agra kenakan helm yang baru saja ia beli untuk Kiara, "Pas" ucapnya
Kiara terkikik, "bagus?"
"cantik" puji Agra, yang lantas langsung mendapat geplakan pada lengannya
Kiara naik diboncengan belakang, tepat dibelakang punggung Agra, melingkarkan lengannya untuk berpegangan, sedetik kemudian motor sport yang mereka tunggangi melaju bersama kendaraan lain dijalanan protokol
"Kita mau kemana?" teriak Kiara dengan suara yang terbawa angin
"semalam kamu bilang kangen Bandung kan? hari ini kita ke Bandung" sahut Agra tak kalah berteriak
Semalam saat disambungan telepon, Kiara cerita pada Agra kalau ia merindukan Bandung dan rumah pohon mereka, sekedar ingin tahu bagaimana Bandung sekarang
tanpa banyak basa basi Agra langsung mengajak Kiara untuk pergi tanpa memberitahukan pada Kiara tujuan mereka, semua sudah Agra siapkan termasuk helm yang baru saja ia beli untuk Kiara
"kamu serius?"
"aku mana pernah main main sama kamu Ki".
Kiara tersenyum senang, pasalnya sudah sedari lama ia ingin kembali berkunjung ke Bandung, kota kelahirannya, namun sama sekali ia tak memiliki waktu untuk pergi
sepanjang perjalanan angin berhembus kencang menerpanya kuat semakin membuat Kiara mengencangkan dekapannya pada perut Agra,
"kamu baik baik aja?" teriak Agra khawatir, pasalnya ini untuk pertama kalinya Kiara ia bawa pergi dengan jarak agak jauh menggunakan sepeda motor
"Its oke Gra!!"
motor sport itu melaju kencang saat jalur kemacetan dapat ia hindari, hingga dua jam perjalanan akhirnya mereka sampai disebuah taman yang mengelilingi danau, lebih tepatnya sekitar Bandung
"kenapa berhenti?" Kiara menyapu sekitar, sungguh ia sangat asing dengan tempat dihadapannya ini
"ini danau tempat kita dulu" beritahu Agra
"ini.." Kiara menyapu sekitar dengan tatap tak percaya, ia turun dari atas motor seraya melepas helm yang menempel dikepalanya, "kamu yakin Gra?" pasalnya, yang ada dalam ingatan Kiara saat ini adalah danau dengan dikelilingi pepohonan bukan malah taman seperti ini
"aku yakin. Seperti ucapanku waktu itu, aku selalu datang kesini menunggu kamu bahkan mungkin setelah kamu terbang ke Aussie" Agra tuntun tangan Kiara untuk ikut dengan nya, saat sudah lumayan jauh berjalan mereka berhenti didepan satu pohon, Agra bergerak mundur sementara Kiara menatap Agra penuh tanya,
"kenapa disini?"
"kamu lihat.." Agra tunjukan batang pohon besar itu "disana ada nama aku sama kamu"
Kiara menatap Agra sebelum ia alihkan kembali tatapnya pada batang pohon besar itu, "Mana?"
Agra tunjuk ukiran itu yang mungkin sedikit sulit terlihat karena tinggi badan Kiara yang yang agak pendek "Disini.. Aku yang mengukirnya. Aku selalu ingin menunjukan ukiran ini sama kamu sebelum mungkin pohon ini tumbang dimakan usia. Aku selalu datang kesini saat aku mencari kamu, berharap kamu ada disini, dan kembali memahat nama kita yang dulu sempat aku ukir supaya tidak hilang"
Kiara sipitkan matanya supaya ia bisa melihat dengan jelas apa yang Agra katakan, dan benar saja ia temukan nama mereka berdua dalam garis bentuk hati, "kamu yang buat?"
Agra mengangguk, ia sedikit lega saat ia bisa menunjukan pada Kiara pahatan buatan nya, itu artinya ia juga membuktikan kalau cintanya masih sama tak akan pernah berubah meski dimakan usia
saat Kiara masih mendongak, menatap ukiran nama mereka dengan mata berkaca kaca penuh haru, Agra berlutut disamping Kiara dengan kotak kecil beludru yang sudah ia siapkan sedari malam
"Kiara.." panggil Agra
Kiara menoleh, saat menemukan Agra berlutut dengan cincin yang ada didalam kotak beludru itu, apa Agra melamarnya saat ini?
"Kiara Eliannora, mau kah kamu berjalan bersama ku melawan badai yang akan menerpa di depan sana, tetap berjalan bersama apapun yang terjadi. Menikahlah dan mari kita besarkan anak anak kita bersama" ungkap Agra
Kiara tak dapat menahan rasa harunya, air mata kebahagiaan tak dapat ia bendung lagi, luruh seketika bersamaan dengan anggukan kepala sebagai jawaban,
seketika senyum Agra mengembang menyadari cintanya kali ini berlabuh pada wanita pujaan hatinya, yang ia nantikan selama belasan tahun, perjuangan dan penantiannya terbayar sudah,
Agra berdiri menangkap tubuh mungil Kiara yang melompat masuk kedalam dekapannya, memutar mutar tubuh Kiara diudara sebagai rasa bahagia yang tak dapat Agra utarakan, ia kecupi ceruk leher Kiara penuh sayang, sesaat menikmati kebahagiaan luar biasa yang ia nantikan sedari lama.
**
"kenapa gak bilang om dulu Gra kalau mau kesini, tau gitu om sama mbak Laras gak akan ketoko. lama nunggu?"
"gak om baru saja sampe. Ngaso dulu bentaran diteras" sahut Agra, ia menyapu sekitar rumah nenek yang banyak berubah sekarang, sudah lama ia tidak berkunjung kerumah nenek "habis direnov ya om?"
"iya Gra. Kayu sama bambu sudah pada lapuk. terpaksa om sama tante renov kecil kecilan sesuai budget" ujarnya diikuti kekehan
"ini pun masih untung om, rumah nenek gak sampai jatuh ketangan orang lain"
"itu yang om sama bunda kamu khawatirkan. Sayanglah kalau harus jatuh ke orang lain" ucapnya, ia berdehem kecil sedari tadi Agra tak bersuara perihal wanita yang saat ini ada disampingnya, "em Gra.. Kamu sama siapa itu?"
"Ha? Oh ini pacar ku om. Cinta pertama Agra" sahutnya Jumawa
sementara Kiara hanya menggeleng kepala kecil, malu.
"Kiara??" tebak om Bagus dengan nada terkejut, pasalnya dulu Agra sering cerita pada Bagus tentang Kiara wanita yang ia cintai, sampai sampai pusingnya Agra mencari Kiara Bagus pun tahu, hanya saja ia tak menyangka kalau Agra akan kembali bertemu dengan wanita pujaannya setelah belasan tahun lamanya, Kiara seperti hilang ditelan bumi
Kiara mengangguk kaku, bingung saja kenapa om Agra bisa tahu dirinya
"oh ya ampun Agra akhirnya penantian kamu terbayar juga" ia tepuk pundak Agra bangga, "sayang.." panggilnya pada Laras sang istri "lihat sini, ini calonnya Agra. Yang waktu itu Agra nangis nangis disini habis pulang dari danau yang sekarang dijadikan taman itu" ujarnya
Agra malah terkekeh mendengar ucapan adik bundanya ini,
Laras menghampiri, "wah.. Pantas saja Agra kelimpungan, wong dasar Kiara Ayu tenan mas" puji Laras
mendapat pujian begitu Kiara tersipu malu, sedari awal Kiara enggan untuk bertamu kesini yang katanya rumah nenek yang sudah ditinggali om bagus dan istrinya. Itu artinya Kiara akan bertemu dengan keluarga Agra, dan Kiara sama sekali belum siap untuk itu
Bagus terkekeh kecil, "jadi kapan?".