NovelToon NovelToon
Kerudung Yang Tersimpan

Kerudung Yang Tersimpan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Merasa patah hati di kalah ingin meminang wanita yang selama ini dia kagumi ternyata sudah menikah hal itu menjadikan Syamil memilih ke suatu tempat untuk pelarian cinta nya, dia pun memutuskan tidak akan jatuh cinta lagi. Tapi takdir berkata lain disaat dia bertemu dengan gadis malam yang membuat Syamil tertarik yaitu Syakilah. Tanpa disadari kedekatan mereka telah menumbuhkan rasa cinta Syamil kembali, tapi banyak sekali kendala yang menyeret kisah cinta mereka juga jarak yang harus memisahkan mereka ketika Syamil di tuntut untuk meneruskan usaha ayahya. Sebuah kerudung telah di berikan Syamil untuk Syakilah sebelum perpisahan mereka.
"Pakailah jika kau sudah yakin dengan keputusan mu!" pesan Syamil.
"Kerudung ini akan aku simpan, seperti cintaku padamu" lirih sendu.
Syakilah selalu mengharap suatu saat Syamil datang dan memakaikan kerudung itu untuknya. Tapi apakah semua itu bisa terjadi?
Adakah cinta tanpa batas untuk seorang wanita malam seperti Syakilah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sa'idun bi-ṣaḥībik,

Di sebuah hotel dua orang dewasa sedang memadu kasih dengan erangan dan desahan yang bersaut-sautan, kedua nya terbakar gairah yang sudah beberapa bulan tak berjumpa.

"Ternyata kamu memanglah canduku" guman lelaki itu setelah mencapai kenikmatan surga dunia. Sedangkan wanita yang di panggil Nuri itu hanya terdiam.

"Kenapa?" tanya lelaki itu menatap ke samping dimana wanita itu terlihat mengusap sudut mata nya yang berair.

"Sampai kapan aku menjadi gundik mu Carlos?" lirih wanita itu yang tak lain adalah Nuri atau ibu dari Syakilah. Carlos menarik nafas panjang.

"Ini demi kebaikan mu Nuri" selalu kata itu yang di ucap kan Carlos pada wanita nya, ya, wanita yang dia beli dari salah satu mucikari. Saat melihat Nuri pertama kali Carlos jatuh hati, memang Nuri cantik dan terlihat banyak beban dari raut wajah nya dan Carlos tahu itu. Maka saat itu Carlos menjadikan Nuri sebagai simpanan nya juga sekaligus menyerahkan bisnis nya pada Nuri. Tapi sayang nya Carlos tidak bisa membahayakan Nuri, jika dia menikah dan mempunyai kekasih maka para pesaing atau musuh nya akan menjadikan Nuri sebagai incaran untuk menaklukan Carlos. Nuri tak menjawab dia memilih memiringkan tubuh nya dan membelakangi Carlos yang ada di sebelah nya. Carlos memeluk tubuh Nuri dari belakang.

"You are my only woman" guman Carlos seraya memeluk tubuh Nuri dari belakang. Nuri hanya memejamkan mata, dia sudah cukup lelah dan ingin istirahat dari pelik nya masalah.

***

Di bandara Syamil mengantarkan Wardah yang akan kembali ke ibu kota.

"Kamu beneran gak mau ikut?" tanya Wardah yang sudah ke lima kali pada Syamil.

"Salam saja buat semuanya" jawab Syamil yang lebih panjang dari jawaban yang sebelum nya.

"Ya sudahlah, tapi janji ya, kamu harus berkunjung sebelum pulang"

"Syamil janji teh"

"Ok, aku masuk dulu, bye, assalamu'alaikum" pamit Wardah sebelum masuk.

"Wa'alaikum salam" jawab Syamil menatap kepergian Wardah. Entah kenapa Syamil masih betah tinggal di pulau ini. Tiba-tiba Syamil teringat dengan Syakilah gadis cantik yang beberapa kali bertemu tanpa di duga. Apakah ini adalah bagian dari skenario takdir? dan jawaban nya adalah Ya. Dan saat ini disinilah Syamil duduk di sebuah bangku yang ada di taman yang ada di depan apartemen. Syamil menunggu seseorang yang mungkin akan lewat di lobi. Tak berselang lama ada sebuah mobil berhenti dan gadis cantik turun dari mobil, mata Syamil berbinar, memperhatikan gadis itu masuk ke dalam. Entah keberanian dari mana Syamil beranjak dan mendekat pada gadis itu.

"Syakilah" panggil nya dan Syakilah sudah bisa menebak jika yang memanggil adalah Syamil.

"Syamil, kau tinggal disini juga?" tanya Syakilah. Syamil menggeleng. Syakilah memincingkan mata nya.

"Lalu, Oh, pasti kamu mau main sama Arkan?" tebak Syakilah, dan lagi Syamil menggeleng.

"Kebetulan om Fernando sekeluarga tidak di rumah sekarang" jawab Syamil apa adanya karena Fernando sekeluarga ada kunjungan ke panti asuhan dimana mereka akan memberikan beberapa kebutuhan untuk anak panti.

"Apa mau mampir dulu?" tawar Syakilah. Syamil mendongak dan berfikir sejenak dan Syamil mengangguk, dia pikir di rumah Syakilah pasti ada ibu dan ayah, so, mereka tidak hanya berdua.

"Let's go!" ajak Syakilah, mereka pun kini naik lift dan berhenti di unit nya yang sejajar milik Fernando

Klik,,

"Ayo masuk!" seru Syakilah pada Syamil ketika Syakilah membuka pintu apartemen nya. Entah kenapa Syakilah menawari Syamil main ke apartemen nya, padahal Syakilah tidak pernah mengajak siapa pun main ke apartemen nya. Syamil hanya mengangguk dan mengikuti Syakilah dari belakang.

"Duduklah, akan aku ambilkan minum!" ujar Syakilah pada Syamil, Syamil mengangguk, tapi netra nya mencari keberadaan seseorang lain yang tinggal bersama Syakilah, tapi sepertinya tidak ada orang selain mereka berdua.

"Hanya minuman bersoda yang ada" ujar Syakilah menaruh minuman kaleng yang bersoda di atas meja.

"Tak apa" jawab Syamil, Syakilah memilih duduk di sofa yang ada di depan Syamil.

"Em, apa di rumah mu tidak ada orang?" tanya Syamil, Syakilah menatap Syamil datar. Lalu dia menggeleng.

"Maaf, bukan maksud ku apa-apa, tapi-"

"Tapi apa?" tanya Syakilah penasaran.

"Kita hanya berdua, dan laki-laki dan perempuan berdua dalam-"

"Satu ruangan dan yang ketiga adalah setan" sela Syakilah cepat. Syamil mengangguk. Tak ingin Syakilah memikirkan yang tidak perlu membuat Syamil antusias untuk mengajak Syakilah keluar dan mengobrol di luar saja.

"Begini saja, kita ngobrol di taman saja, bagaimana?" tawar Syamil membuat Syakilah nampak berfikir.

"Boleh juga ide kamu"

Dan disinilah mereka sekarang di bawah pohon duduk berselonjor di taman, sesekali mereka melihat para ibu-ibu yang menemani anaknya bermain di outbond.

"Maaf" ujar Syamil merasa tak enak hati pada Syakilah.

"Untuk apa?"

"Soal yang tadi, bukan berarti aku tak suka main di rumah mu"

"Is fine" balas Syakilah. Sebenarnya Syakilah merasa terenyuh pada Syamil bagaimanapun dia masih menghormati wanita dan menjunjung tinggi norma, tidak seperti pria lain yang mungkin akan senang memanfaatkan keadaan. Mereka terdiam sejenak.

"Yang kemarin itu pacar mu?" tanya Syakilah memecah keheningan. Syamil nampak cengoh.

"Pacar?"

"Yang waktu di restoran bersama Arkan itu" terang Syakilah. Baru Syamil tahu yang di maksud mungkin Wardah.

"Cantik, sangat serasi kalian" lanjut Syakilah seraya meneguk minuman kaleng yang dia bawah dari apartemen nya. Syamil terkekeh.

"Dia itu teteh Wardah kakak sepupu aku" timpal Syamil.

Uhuk.. uhuk..

Syakilah tersedak minuman nya ketika mendengar Syamil menerangkan tentang Wardah.

"Hati-hati, kamu tidak apa?" tanya Syamil khawatir menatap Syakilah. Syakilah menggeleng.

"T-tidak apa" ujar Syakilah.

"Maaf, aku kira kemarin pacar kamu" kata Syakilah tersenyum canggung. Syamil membalas dengan senyuman dan itu membuat Syakilah terpesona. Dari sekian pria yang dia lihat bahkan berkencan dengan nya tapi baru kali ini Syakilah terpesona akan pria.

"Jujur saja aku tak suka berpacaran" kata Syamil.

"Kalau berkencan?" tanya Syakilah yang terucap begitu saja. Siapa pun pasti menduga jika pria tampan seperti Syamil pasti suka berkencan. Syamil terkekeh.

"Lucu ya?" kata Syakilah.

"Lebih baik menikah, bukankah pacaran setelah menikah itu lebih nikmat" terang Syamil, dan sekali lagi kata Syamil membuat Syakilah tertegun.

"Kamu kenapa?" tanya Syamil melihat Syakilah diam membuat nya takut salah bicara.

"Tidak apa, kamu benar, andai semua orang bisa berpikiran begitu"

'Mungkin tak ada wanita malam sepertiku' lanjut Syakilah dalam hati.

"Manusia punya hak untuk berfikir dan memilih apa pun yang menurut nya baik" kata Syamil terjeda lalu dia mengarah pada Syakilah.

"So kita berkewajiban menghargai nya, bukan kah itu cara bersosial" dan lagi-lagi Syakilah di buat kagum pada pemikiran Syamil. Lantunan adzan membuat mereka tersadar jika waktu sudah beranjak sore, dimana waktu ashar telah tiba.

"Tak terasa sudah ashar, apa kamu mau sholat ke masjid?" tanya Syamil, dia tahu kalau Syakilah seorang muslim dari KTP Syakilah. Syakilah menggeleng. Syamil mengangguk mengerti. Mereka berpisah Syakilah akan kembali ke apartemen sedangkan Syamil hendak ke masjid untuk sholat berjamaah.

"Sa'idun bi-ṣaḥībik, Syamil" sebuah ungkapan tulus dari hati Syakilah. Syamil mengulas senyum.

"Afwan"

1
Lita
baca ah...
Lia siti marlia
masih nyimak
Adiba Shakila Atmarini
kisahx menarik..lnjut up thor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!