Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Raja Daun
Keesokannya harinya...
Ziaz terbangun dari tidurnya. Dia pun melihat Valiant dan Lawkei yang masih tidur sambil berpelukan. "Kenapa hanya aku yang terkena sinar matahari?" ucapnya
Ziaz pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Namun saat dia sedang mencuci mukanya, tiba tiba Valiant dan Lawkei teriak secara bersamaan yang membuat Ziaz terkejut.
Ziaz pun bergegas kembali ke kamar. "Ada apa?" tanyanya
"Aku ternodai! Dia memeluk ku dan ingin mencium ku!" ucap Valiant
"Huh! Bukannya kau juga begitu!" balas Lawkei
Mereka berdua pun mulai berkelahi karena hal itu. Ziaz yang melihat itu pun hanya diam saja dan tersenyum. "Dahlah, aku tidak tau apa apa." katanya
Disisi lain, di kerajaan jingga. Alaric menemui abangnya yaitu Gareth yang sedang melatih para pasukan kerajaan jingga di camp pelatihan.
Alaric pun memandangi Gareth yang sedang memberikan latihan kepada para pasukan baru kerajaan jingga. "Cih, gelar pahlawan konon." ucap Alaric saat melihat Gareth
Tadi malam saat Alaric di izinkan untuk masuk. Ksatria yang memiliki simbol bintang di pundaknya itu terus mengajak Alaric berbicara.
"Hey, aku merupakan teman dekat Gareth disini." ucapnya
Alaric yang mendengar itu pun hanya diam saja sambil berjalan ke arah suatu tempat. "Kau ini benar benar dingin seperti Gareth ya, sayangnya Gareth disini sangat terkenal karena dia pahlawan kami."
Alaric yang mendengar itu menjadi kesal dan mendorong ksatria itu hingga dia terpojok ke sebuah dinding bangunan. "Apa gunanya menjadi pahlawan jika dia meninggalkan ku saat aku sedang terpuruk?" ujar Alaric
Ksatria itu pun menjadi ketakutan ketika mendengar perkataan Alaric itu. "Hey tenanglah, aku kan ngomong secara baik baik." balasnya
Alaric menarik kerah baju ksatria itu. "Apa kau ingin merasakan kekuatan yang setara dengan teman dekat mu itu?" tanya Alaric
Alaric menjadi semakin kesal karena ksatria itu terus berbicara. "Oke oke baiklah, aku akan pergi dari hadapan mu." ucap ksatria itu karena panik
Alaric yang mendengar itu pun langsung berhenti menarik kerah baju ksatria itu. Ksatria itu pun pergi dari sana sambil mengoceh.
"Pahlawan apanya huh? Pahlawan kesiangan?" kata Alaric
Kembali ke keesokan harinya. Gareth menyuruh para pasukan untuk memberikan hormat. Namun saat para pasukan memberikan hormat kepadanya. Gareth melihat Alaric yang sedang memandanginya sambil bersandar di sebuah pilar.
"Alaric?" ucap Gareth yang terkejut
Alaric yang melihat Gareth mulai melihat ke arahnya pun langsung tersenyum sinis. Gareth yang melihat itu pun langsung ketakutan karena adik kecilnya itu kembali bertemu dengannya setelah 1 tahun Gareth pergi meninggalkan kerajaan cahaya.
Di kerajaan daun, mereka bertiga pergi ke kastil kerajaan daun untuk menemui Raja Daun. "Kau yakin kali ini kita tidak di usir?" tanya Lawkei
"Tenanglah, aku akan membuat Raja Daun tidak bisa menolak kedatangan kita." jawab Valiant
"Aku harap cara mu akan berhasil," ucap Ziaz
Mereka bertiga pun sampai di depan pintu gerbang kastil kerajaan daun. Para penjaga pun menanyakan maksud kedatangan mereka bertiga.
"Ada apa Valiant? Lalu siapa dua orang ini," tanya penjaga
"Izinkan aku menemui Yang Mulia." balas Valiant
Penjaga itu pun melihat satu sama lain. "Maaf, tapi walaupun anda sangat spesial... Tapi Yang Mulia sedang tidak ingin di ganggu," ucapnya
"Beritahu Yang Mulia kalau 3 ksatria pemakai pedang pelindung ingin bertemu dengannya." ujar Valiant dengan serius
Para penjaga itu pun terkejut. "Kalau begitu kami akan menanyakannya terlebih dahulu kepada Yang Mulia,"
Para penjaga itu pun masuk ke dalam untuk menanyakan kepada Raja Daun. Lawkei yang melihat itu pun langsung menghela nafasnya. "Aku mengira kalau mereka akan mengatakan sebaliknya," ucapnya
"Ya, pasti Yang Mulia tidak akan menolak permintaan kita barusan, karena bisa membuat dirinya menjadi malu jika menolaknya." kata Ziaz
"Kita tunggu saja dulu," ujar Valiant
Mereka pun menunggu selama beberapa menit hingga para penjaga keluar menemui mereka lagi. "Jadi bagaimana?" tanya Valiant
"Kalian bertiga di izinkan untuk berbicara dengan Yang Mulia, jadi silahkan masuk." jawab penjaga
Penjaga itu membukakan pintu untuk mereka bertiga masuk. Saat mereka bertiga masuk, Ziaz dan Lawkei pun kagum melihat isi dari kastil tersebut. "Woah, disini lebih minimalis ya." ucap Lawkei
"Ya, kau benar." balas Ziaz
Para penjaga pun menutup kembali pintu kastil. Valiant pun menyuruh mereka berdua untuk mengikutinya dan jangan pergi kemana mana. "Ikuti aku dari belakang, jangan berjalan kemana mana atau kalian akan tersesat."
Ziaz dan Lawkei pun mengiyakan perintah dari Valiant itu. Mereka bertiga pun berjalan ke kursi tahta milik sang Raja Daun yang berada di tengah kastil.
"Dimana Zara?" tanya Lawkei
Ziaz pun memukul kepala Lawkei. "Jangan menanyakan hal yang tidak perlu," ucapnya
Mereka bertiga pun sampai di ruangan tempat kursi tahta berada. Raja Daun yang melihat mereka bertiga pun langsung mulai bertanya kepada mereka.
"Apa yang kalian inginkan dari ku?" ucapnya
Valiant pun mengeluarkan gulungan yang mereka dapat dari peti kuno itu. "Kami ingin Yang Mulia menerjemahkan tulisan kuno ini,"
Raja Daun melihat ke arah Ziaz dan Lawkei yang sedang berdiri di belakang Valiant. "Ternyata benar kalau pedang pelindung mulai bermunculan lagi ya?" ujarnya
Valiant memberikan gulungan itu kepada Raja Daun. Namun saat Raja Daun mengambil gulungan itu, dia melihat ke arah jubah milik Ziaz yang memiliki simbol kerajaan cahaya.
"Hmm? Ternyata kau si biru dari kerajaan cahaya ya? Sedangkan satunya lagi pasti si kuning dari kerajaan petir," ucap Raja Daun
Ziaz dan Lawkei yang mendengar itu pun mulai kebingungan. "Dia sebenarnya sedang membicarakan apa?" bisik Lawkei
"Jangan di pikirkan," balas Ziaz
Raja Daun pun melihat isi dari gulungan itu. Namun dia kebingungan dengan tulisan kuno di gulungan itu. "Hmm? Apa ini? Ini sepertinya bukan tulisan kuno," ujarnya
"Apa!?" gumam mereka bertiga
"Ini sangat berbeda dengan tulisan kuno biasanya, ini terlihat seperti sebuah tulisan kuno yang di buat oleh seseorang untuk merahasiakan sesuatu." ucap Raja Daun
"Jadi maksud Yang Mulia tulisan yang ada di gulungan itu bukan tulisan kuno biasa, melainkan tulisan kuno yang hanya beberapa orang saja yang tau?" tanya Valiant
"Itu benar, sayangnya aku bukan salah satu dari orang yang bisa memahami arti dari tulisan ini." kata Raja Daun
Mereka bertiga yang mendengar itu pun merasa kebingungan dengan tulisan kuno di gulungan itu. "Jadi bagaimana kita mencari tau artinya, jika ini bukan tulisan kuno biasa?" tanya Lawkei
"Gawat, sepertinya kita tidak dapat melihat arti dari tulisan ini jika tidak ada yang tau." ucap Ziaz
Valiant yang tidak tau harus berbuat apa lagi pun memutuskan untuk pamit terlebih dahulu. "Kalau begitu kami pamit terlebih dahulu Yang Mulia," ujarnya
"Berhati-hatilah," balas Raja Daun
___ END CHAPTER 28 ___