Keyra Putri Utami adalah nama yang di sematkan oleh kedua orang tuanya, sejak usianya delapan tahun dia mengalami kebutaan karena sebuah kecelakaan yang ikut menewaskan kedua orang tuanya.
Keyra di asuh oleh Paman dan Bibi yang begitu sayang kepadanya, yang menyebabkan kedua puteri Paman dan Bibi nya cemburu kepada Keyra.
Hutang sang Paman yang di lunasi oleh sahabat Pamannya kepada seorang juragan tanah, yang menyebabkan Keyra harus berakhir menikah dengan putera sahabat dari Pamannya sebagai penebus hutang keluarga.
Entah bagaimana nasib Keyra si Gadis Buta yang hanya mengenal satu warna saja dalam hidupnya yaitu Hitam, akankah seseorang mampu mengenalkan warna lain selain Hitam kepada Keyra?
Jika kebahagiaan itu harus di jemput, kenapa harus menunggu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putribulan21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rembulanku
Tiga Tahun Kemudian
Seorang anak kecil berlari lari sambil memegang mainannya, usianya di perkirakan masih dua tahun. Bocah laki laki gembul itu tertawa sambil berlari karena seseorang mengejarnya, dia tertawa karena dia mengira sedang bermain bersama sang Mama, padahal karena dia harus makan.
"Dimas kaki Mama sakit sayang!" Teriak Keyra sambil jongkok untuk mengelabui sang Putera.
Dan dengan langkah polosnya, Dimas pun beralih menjadi berlari ke arah sang Mama dengan wajah yang terlihat khawatir.
"Mana yang sakit Ma?" Tanya Dimas sambil melihat kaki sang Mama.
"Kena!" Teriak keyra sambil memangku tubuh mungil kesayangannya, Dimas pun tertawa karena merasa geli sebab di ciumi terus terusan oleh sang Mama.
Dimas baru berusia dua tahun, dia terbilang anak yang cerdas. Karena pada usia sepuluh bulan dia sudah pandai berjalan, juga pada usia satu tahun setengah dia sudah lancar berbicara.
Satu tahun yang lalu Keyra sudah menyelesaikan pendidikan sarjananya, dia bekerja di sebuah pabrik sepatu sebagai staff keuangan. Namun, karena juragan Marwan selalu mengejarnya, bahkan dengan terang terangan ingin menjadikan Keyra sebagai istri keempatnya membuat Keyra memilih resign.
Karena yang semua orang tahu bahwa suami dari Keyra sudah meninggal, jadi secara otomatis status Keyra adalah seorang Janda. Bahkan dulu Juragan Marwan sengaja membuat Paman dan Bibi Keyra berhutang kepadanya, agar Juragan Marwan bisa menikahi Keyra lalu menceraikannya begitu saja setelah dia bisa merasakan tubuh indah Keyra, begitulah rencana licik Juragan Marwan.
Keyra pun membawa Dimas masuk ke dalam ruang makan, lalu menyuapi Dimas yang terlihat lahap karena lapar. Namun selalu saja Keyra mendapat gangguan dari sepupu sepupunya, hingga Keyra merasa kesal.
"Waduh, mantan orang buta lagi ngasih makan anaknya." Cibir Meysha sambil melipat tangan di dadanya.
"Mama, buta itu apa?" Dimas yang masih polos pun harus mendengar kata umpatan yang tidak pantas dia dengar.
"Kak Meysha tolong jaga bicaranya, Dimas masih kecil." Jawab Keyra memohon.
Sedangkan Dimas masih melotot menuntut jawaban dari sang Mama. "Gak apa apa sayang, Tante Meysha lagi bercanda."
"Sekarang kan lo udah enggak buta, kenapa enggak pulang aja sih ke rumah suami kere lo itu!" Keysha pun ikut ikutan menghina.
"Cukup! Kalian terus terusan menghina aku dan aku tak peduli, tapi jangan pernah menghina suami aku!" Teriak Keyra dengan kilatan amarah di wajahnya.
"Punya suami kere aja bangga!" Teriak Meysha yang tak pedulikan oleh Keyra.
Keyra merasa kasihan kepada Dimas, sebab dia harus menyaksikan perseteruan yang tidak penting menurut Keyra.
Keyra pun berlari ke kamarnya sambil menggendong Dimas, dia benar benar tak tahan lagi rasanya. Segera Keyra menyuapi Dimas untuk makan, dia memilih menyuapi Dimas di kamarnya agar terbebas dari gangguan para sepupunya.
Hari hari berlalu begitu saja, Juragan Marwan makin gigih mengejar Keyra. Sedangkan kedua sepupunya semakin senang menghujat dan menghina Keyra, membuat Keyra akhirnya mengambil keputusan besar dalam hidupnya.
Paman dan Bibinya hanya bisa menangis, kala Keyra menceritakan semua niatannya. Ya, Keyra menyerah untuk tinggal di rumah Paman dan Bibinya, dia memilih pergi ke kota yang sangat jauh agar terbebas dari Juragan Marwan dan kedua sepupu laknatnya.
"Apa Dimas akan baik baik saja? Bagaimana kalau Nenek kangen Dimas sayang?" Tanya Bibi Keyra sambil menciumi wajah mungil itu dalam gendongan sang Bibi, cairan bening itu lolos begitu saja mewakili segala rasa yang ada di dalam dada.
"Suatu hari Keyra sama Dimas juga pasti akan menengok Bibi dan Paman di sini." Jawab keyra meyakinkan sang Paman dan Bibinya.
Sebenarnya sudah sejak satu tahun yang lalu Keyra meminta izin kepada Bibinya untuk pindah ke rumah yang di belikan Dewa di seberang kampung, namun karena Juragan Marwan terus mengejarnya, membuat Paman dan Bibinya khawatir juga karena Dimas masih butuh penjagaan yang ekstra ketika di tinggal bekerja.
Dan sekaranglah saatnya, sebenarnya Keyra sudah melamar pekerjaan secara online lewat jejaring internet, dan dia pun di terima di sebuah perusahaan besar yang berada di kota.
Dengan berat hati, akhirnya Paman dan Bibi Keyra pun melepaskan keponakan semata wayangnya, mereka bersedih karena melepas Dimas yang jadi kesayangan Paman dan Bibi Keyra.
"Nenek akan sangat rindu dengan Dimas, baik baik di sana ya sayang jagain Mama untuk Nenek dan Kakek, jangan lupa sama Kakek dan Nenek ya."
Bibi Keyra menciumi wajah Dimas bertubi tubi membuat Dimas kegelian, lalu Keyra pun berangkat menuju stasiun dengan di antar oleh Pamannya menggunakan mobil tetangga yang kebetulan mendapat orderan ke stasiun, jadi Keyra dan Pamannya pun sekalian ikut.
"Keyra hanya ini yang tersisa dari orang tuamu, gunakanlah ini jika kamu benar benar membutuhkannya." Ucap sang Paman yang memberikan sebuah kalung berlian.
Keyra pun menerimanya, dia akan menyimpannya dan menjaganya karena hanya itu satu satunya yang tersisa dari peninggalan kedua orang tuanya.
"Keyra pamit Paman, terimakasih sudah mengantar Keyra dan Keyra meminta maaf karena selalu merepotkan Paman."
Keyra pun menunduk sedih, begitu pun dengan sang Paman. Dia benar benar akan merasa kehilangan, karena harus berjauhan.
"Jangan pernah mengatakan itu, bukankah tugas seorang Ayah adalah memastikan keselamatan untuk anak anaknya, dan Paman ini adalah pengganti Ayahmu yang sudah tiada."
Mereka pun berpelukan dalam tangis, merasa berat karena harus berpisah, namun masa depan harus tetap di jalani dengan baik. Kebahagiaan harus di jemput, takdir baik harus di jemput.
Keyra pun masuk ke dalam sebuah bus, sambil terisak. Dia memeluk Dimas dalam gendongannya sambil membawa sebuah tas besar, dia bersama salah satu tetangganya akan segera menjauh dari kampung tersebut.
Keyra dan tetangganya yang bernama Dinda, kini sedang dalam perjalanan ke kota, waktu di perjalanan memakan waktu hampir sepuluh jam jika di tempuh dengan perjalanan darat.
"Mbak Keyra bener mau kerja di tempat aku?" Tanya Dinda sekali lagi.
Keyra pun mengangguk mantap, saat ini Dinda bekerja sebagai Office Girl di sebuah perusahaan besar, Dinda yang baru tamat SMA memilih merantau ke kota untuk membantu biaya sekolah adik adiknya yang masih duduk di bangku SMP.
"Terus gimana sama Dimas?" Tanya Dinda khawatir.
"Semoga ada jalan keluarnya ya." Ucap Keyra.
Mereka pun saling melempar senyum dan saling memberi semangat, badai apa pun yang datang menghadang mereka akan selalu bersam dan saling menjaga satu sama lain.
Selama di perjalanan, Dimas sama sekali tidak rewel, hanya kalau dia lapar saja baru dia merengek dan untungnya Keyra sudah mengantisipasi dan mempersiapkan semuanya dengan sangat baik.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan panjang, mereka sampai di kota ketika malam hari. Langsung saja Dinda mengajak Keyra segera masuk karena kasihan dengan Dimas, dia terlihat lelah dengan perut yang kenyang, jadi Dimas langsung tidur setelah tubuhnya di bersihkan oleh Keyra, karena selama di perjalanan Dimas banyak makan.
Kamar kontrakkan Dinda yang sempit membuat Keyra merasa tak enak, besok dia akan meminta untuk menghuni kamar sebelah yang masih kosong.
**
Pagi ini Dinda masuk jadwal siang, dan kebetulan Keyra ada panggilan interview untuk pekerjaannya, setelah mengurus Dimas, Keyra menitipkannya kepada Dinda karena hari ini dia hanya akan datang untuk interview saja.
Segera Keyra pergi menuju gedung kantor yang letaknya tak jauh dari tempat mereka ngontrak, jika berjalan kaki cukup hanya lima belas menit saja.
Dengan senyum cerah dan langkah yang pasti, Keyra segera masuk dan melakukan interview sebab rupanya dia sudah di tunggu.
Keyra memakai celana berwarna hitam dengan atasan berwarna putih serta di padukan dengan blazer hitam yang membuatnya terlihat anggun.
Rambut lurusnya di ikat dengan rapi, membuatnya melambai ke kiri dan ke kanan. Seseorang dengan mata elangnya memperhatikan gerak gerik Keyra tanpa sengaja.
Pandangannya lurus ke depan, alis tebal, hidung mancung, juga rahang tegasnya menggambarkan keberanian dan melambangkan kekuatan, namun tiba tiba saja cairan bening lolos begitu saja dari sudut matanya, bahkan tubuhnya hampir kehilangan keseimbangan.
Rembulanku..... Lirihnya dalam hati.