NovelToon NovelToon
Is This A Perfect Marriage?

Is This A Perfect Marriage?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Konflik etika / Selingkuh
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Byerlyan

Adelia Kirani seorang mahasiswi cantik terpaksa menikahi Azzam Prasetyo mantan kekasihnya, karena sebuah jebakan.
Mereka putus karena Azzam terlalu mengekang dan berani bermain api di belakangnya.
Akankah pernikahan mereka berjalan dengan lancar?
Bagaimana cara Adel bertahan dengan sikap Azzam yang tidak pernah Ia ketahui?

Yuk simak terus kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byerlyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Sore hari, setelah pulang bekerja. Sela datang ke rumah Adel, dia sangat khawatir dengan sahabatnya itu.

"Sore, tante," ucap Sela saat Ibu membuka pintu.

"Oh, Sela, ayo masuk. Adel nya di atas kamu langsung naik saja ya."

Sela hanya tersenyum dan mengangguk, dia berjalan menaiki tangga satu persatu. Berhenti di depan pintu kamar bercat ungu itu, lalu mengetuk pintu kamar yang bertuliskan "Yang Punya Galak."

"Masuk aja, pintunya ngga di kunci" teriak Adel dari dalam.

Saat Sela masuk, aroma khas bayi tercium oleh hidungnya. Dia melihat Adel sedang asik menonton kartun di layar televisinya. Adel menoleh dan tersenyum lebar menatap Sela, meski raut wajahnya tak seceria biasanya.

"Dia ngga macam macam, kan Del?" tanya Sela menyongsong Adel dengan pertanyaan.

"Ngga sih, cuma satu macam" Adel hanya meringis. sebenarnya dia sudah biasa ciuman seperti itu. Tapi rasanya kemarin Azzam sangat buas. Dia yang terbiasa di perlakukan lembut menjadi takut. Apa lagi mata azzam, terlihat berbeda.

"Tenang aja udah di kasih pelajaran sama Ayah, terbukti tadi pagi wajahnya lebam" Adel tersenyum girang.

"Besok harus hati hati, lo cukup nurut aja sih menurut gue" saran Sela.

"Selama seminggu Ayah bakal antar jemput aku, Tapi yang aneh kenapa cuma seminggu ya, apa Ayah ngga takut tiba tiba aku hilang?" Adel terlihat kebingungan.

Sela hanya mengangkat bahunya, dia juga bingung dengan situasi saat ini. Karena dia tahu orang seperti apa Azzam itu.

Azzam selalu menjauhkan laki laki yang di dekat Adel, bicara, bahkan terlibat kontak fisik. Yang tidak oernah di sadari oleh Adel.

Mereka menghabiskan waktu bersama di dalam kamar. Sejenak Adel melupakan kejadian yang menimpanya kemarin. Hingga setelah makan malam, Seka berpamitan pulang ie rumahnya.

................

Keesokan harinya, cahaya matahari mulai menembus tirai tirai kamar Adel. Jam menunjukkan pukul 07.00, Adel sedang menyisir rambutnya serta berdandan tipis di depan cermin. Entah kenapa dia merasa sangat bersemangat. Walau hatinya sedikit ragu. Tapi tidak masalah, Adel anggap hari ini hari yang baru.

"Adel, bangun nak" teriak Ibu sambil mengetuk pintu.

Belum ada semenit suara handle pintu sudah terbuka terbuka. Ibu masuk menerobos kamar Adel, Ibu melihat dari atas ke bawah penampilan Adel yang sudah siap dan rapi, nampak heran tidak seperti biasa putrinya bangun tanpa ada yang menggedor pintu.

"Tumben, sudah bangun. Mimpi apa tadi malam"

Adel hanya tersenyum lebar menampakkan gigi rapinya. "Hehe, harusnya Ibu senang dong ngga perlu susah susah bangunin aku. Hari ini adalah hari yang baru dan semangat baru!" serunya.

"Ya sudah, ayo cepat turun sarapan. Ayah sudah menunggu" ajak Ibu.

"Iya Ibu, lima menit lagi" tawar Adel. Ibu hanya memberikan jempolnya, berbalik badan lalu pergi keluar kamar.

Sekali lagi, Adel mematut penampilannya di depan cermin. Menghias rambutnya dengan jepit rambut. Setelah memastikan tidak ada yang kurang, dia mengambil tasnya dan pergi mengikuti Ibu.

"Selamat pagi Ayah!" sapa Adel dengan nada riangnya dari bawah tangga, bahkan lebih bersemangat dari biasanya. Langkah nya menuju ke meja makan.

"Pagi putri Ayah"

Setelah menjawab sapaan Adel, Ayah menatap ibu seolah sedang bertanya, Ibu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Mereka sarapan dengan dengan tenang, hanya beberapa kali di isi ocehan Adel.

................

Suasana kampus, masih seperti biasa sangat ramai. Adel yang baru saja tiba, berjalan masuk ke dalam kelas. Menyusuri jalan yang sedikit becek karena malam tadi hujan deras.

Saat di pertengahan jalan, tiba tiba dia berhenti. Adel merasa sedang di awasi saat ini. Menoleh ke belakang hanya ada mahasiswa lalu lalang yang sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Mungkin perasaan aku aja" batinnya berusaha berpikir positif. Adel lalu berjalan dengan cepat untuk sampai di kelas.

Hari ini dia sendiri karena Sela tidak ada kelas pagi. Adel bukan tidak punya teman, hanya saja dia malas basa basi. Bicara pun seperlunya saja.

Adel mengikuti mata kuliah hari ini dengan baik, sampai pada mata kuliah terakhir selesai, dia memegang perutnya lapar. Ia akan ke kantin untuk mengisi perut kecilnya .

"Mang baksonya satu, minumnya em... Es jeruk aja deh"

"Siap neng"

Setelah semua pesanan di siapkan, Adel duduk di ujung kantin kampus. Makan dengan lahap tanpa memperdulikan sekitarnya.

"Hai Adel" sapa seorang laki laki yang mendekat ke arah Adel.

Adel mendongak dia tidak bicara apa apa, mulutnya masih penuh. Adel juga masih mengingat ingat siapa laki laki ini, sontak dia teringat satu nama, "Oh hai Riko, ada apa?"

Laki laki ini-Riko hanya tersenyum masam, "Beberapa hari lagi gue ulang tahun, dan yah seluruh fakultas bakal di undang. Ini undangan buat lo, gue harap lo bakal dateng sih Del"

"Tapi-"

"Ngga ada penolakan Adel, lo harus datang. Duluan ya, gue ada kelas setelah ini"

Belum sempat Adel menyelesaikan kalimatnya, Riko sudah lebih dulu menolak alasannya. Dia langsung pergi begitu saja.

Alamat pesta itu di klub malam, mana boleh dia di ijinkan pergi oleh Ayahnya. Jika tidak datang, Adel tidak enak sendiri. Dia akan bertanya Sela nanti.

Pusing memikirkan ini semua Adel bergegas menyelesaikan makannya, lalu beranjak pergi untuk pulang. Ayah sudah menunggu di luar, jangan sampai Ayah menerornya untuk segera keluar.

Tanpa di sadari seorang laki laki di meja sebelah Adel, yang terlihat sibuk dengan laptopnya. Selalu mengawasi gerak geriknya. Saat Adel beranjak pergi, dia segera mengambil gawainya untuk menelpon atasannya.

"Kegiatan nona seperti biasa, tapi ada seorang laki laki menghampiri nona tuan. Namanya Riko, nona memanggilnya"

"Apa yang di bicarakan" ucap seseorang dari sebrang panggilan.

"Hanya berbasa-basi sebentar. Kemudian laki laki itu menyerahkan sebuah undangan pesta ulang tahun di sebuah klub ternama, tuan"

"Awasi terus jangan sampai lengah"

"Baik tuan" sebelum panggilan di akhiri.

****************

Laki laki yang di panggil tuan adalah Azzam, dia selalu mengawasi apapun yang di lakukan gadisnya. Dari dulu sampai sekarang.

Azzam yang sedang duduk di kursi kebesarannya hanya memandang datar dokumen dokumen di depan. Dia mengambil seputung rokok, menyalakan dengan korek lalu menghisapnya dalam. Memejamkan mata, membayangkan semua yang ada pada diri Adel. Hanya Adel yang bisa membuat dia begitu gila.

Menerima informasi kegiatan Adel hari ini, membuat darahnya mendidih. Ternyata ancaman kemarin tak membuat Adel jera. Semakin membangkang saja, hari ini dia biarkan Adel merasa bebas.

Azzam segera menyelesaikan dokumen dokumen sialan ini, dia akan cepat kembali ke Indonesia. Ah rasanya dia semakin rindu dengan Adel. Dia rindu dengan wajah ketakutan itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Little Sister
mampir di novelku jg kak
Little Sister
lanjut lg kak, episode selanjutnya
byerlyan: Update besok ya kak
Thank you!
total 1 replies
I'm your.hero
semua anak ttp jd anak kecil dihadapan orang tuanya
I'm your.hero
kayaknya emaknya adel bener² definisi emak² di Indonesia, klo liat jam dilebihin/Sob//Sob/
seftiningseh@gmail.com
wah novel ini tuh menurut aku bagus bgt
dan tak membosankan kan sama sekali
oh ya jangan lupa dukungan nya di novel ku judul nya
istri kecil tuan mafia dan juga
dia imam ku Jagan lupa mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!