Widuri Azzahra, seorang gadis cantik yang lahir di Cianjur tepatnya di sebuah desa di kabupaten cianjur, namun saat ia sudah berusia 15 tahun Widuri di bawa pindah ke Bandung oleh kedua orang tuanya, Widuri tumbuh menjadi gadis cantik, saat ia menginjak sekolah menengah atas, Widuri bertemu dengan Galuh, selang beberapa bulan mereka berpacaran, namun salah satu pihak merugikan pihak yang lain, ya sayang sekali hubungan mereka harus kandas, karena Galuh yang kurang jujur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30: Penutup yang Manis
“Terima kasih, Dam. Aku nggak akan bisa sampai sejauh ini tanpa dukungan kamu,” jawab Widuri dengan senyuman.
Mereka berbicara lama malam itu, membicarakan rencana Widuri dan masa depan mereka masing-masing. Meski belum diucapkan secara langsung, keduanya tahu bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan di antara mereka.
Widuri merasa bahwa untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia benar-benar bahagia dan damai.
---
Hari itu adalah momen yang tidak akan dilupakan Widuri. Sebagai salah satu peserta unggulan dalam kompetisi seni tingkat nasional, dia berdiri di panggung dengan gugup sambil menunggu hasil diumumkan. Seluruh ruangan sunyi, hanya suara pembawa acara yang bergema di aula besar.
"Dan pemenang utama kompetisi seni nasional tahun ini adalah... Widuri Azzahra dari Universitas Seni Bandung!"
Gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan. Widuri tertegun sejenak sebelum akhirnya berjalan ke depan dengan langkah gemetar. Saat menerima trofi, air mata mengalir di pipinya. Ini adalah bukti dari perjalanan panjangnya, dari rasa sakit hingga kemenangan.
Di antara kerumunan, ada Damar yang berdiri sambil tersenyum lebar. Dia sengaja datang untuk mendukung Widuri, meski tanpa memberi tahu sebelumnya. Ketika Widuri melihatnya, senyumnya semakin lebar.
Setelah acara selesai, Damar menghampiri Widuri. "Aku bilang kan, kamu bakal menang. Kamu luar biasa, Wid."
Widuri tertawa kecil. "Aku nggak percaya aku bisa sampai sejauh ini. Rasanya seperti mimpi."
"Tapi ini kenyataan. Dan kamu pantas mendapatkannya," jawab Damar dengan tulus.
Beberapa bulan setelah kompetisi, Widuri mendapat tawaran untuk menjadi hakim seni dalam pameran internasional. Gelar "Hakim Seni Muda" menjadi kebanggaan baru dalam hidupnya. Dunia yang dulu terasa sulit dan penuh rintangan kini membuka banyak pintu peluang.
Namun, di balik semua kesibukan dan pencapaian itu, Damar tetap ada di sisinya. Dia tidak pernah meninggalkan Widuri, bahkan dalam momen-momen tersulit sekalipun.
Suatu sore yang cerah, mereka berjalan-jalan di taman kota yang menjadi tempat favorit Widuri sejak dulu. Taman itu membawa banyak kenangan, mulai dari saat dia berusaha melupakan Galuh hingga saat dia mulai membuka hatinya kembali.
"Damar, aku mau bilang makasih. Kamu selalu ada buat aku, bahkan ketika aku sendiri nggak tahu harus gimana," kata Widuri sambil menatap mata Damar.
Damar hanya tersenyum. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum berkata, "Widuri, aku nggak cuma mau jadi teman kamu. Aku pengen jadi orang yang selalu kamu andalkan, yang selalu ada buat kamu di sisa hidup kamu."
Widuri terdiam, merasakan detak jantungnya semakin cepat. Sebelum dia sempat merespons, Damar berlutut di hadapannya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jasnya.
"Will you marry me?" tanya Damar dengan penuh keyakinan.
Air mata mulai menggenang di mata Widuri. Dia tidak pernah menyangka momen ini akan datang, terlebih dari seseorang yang telah begitu tulus mendukungnya selama ini. Dengan suara bergetar, dia menjawab, "Ya, Damar. Aku mau."
Orang-orang di taman yang menyaksikan momen itu bertepuk tangan. Widuri merasa seperti dunia berhenti sejenak untuk merayakan kebahagiaannya.
Di tempat lain, Galuh duduk sendirian di bangku taman sekolah, tempat dia dan Widuri sering berbicara dulu. Dia mendengar kabar tentang Widuri dan Damar dari teman-temannya. Rasa penyesalan semakin menyesakkan hatinya.
"Seandainya aku lebih menghargainya dulu..." pikir Galuh. Tapi dia tahu, tidak ada gunanya terus menyesali masa lalu. Widuri sudah melangkah jauh, dan dia hanya bisa mendoakan kebahagiaan untuk gadis yang pernah dia sakiti itu.
Hari pernikahan Widuri dan Damar menjadi momen yang sederhana tetapi penuh kehangatan. Hanya keluarga dan teman-teman terdekat yang hadir. Widuri mengenakan gaun putih sederhana yang membuatnya terlihat memukau.
Saat mereka saling bertukar janji di hadapan penghulu, Widuri merasa hidupnya lengkap. Semua rasa sakit di masa lalu, semua perjuangan, kini terbayar dengan kebahagiaan yang sejati.
Ketika Damar menggenggam tangannya, Widuri menatap masa depannya dengan penuh harapan.
"Akhirnya, aku menemukan tempatku," bisiknya dalam hati.
"Setiap langkah yang kita ambil dalam hidup adalah pilihan, dan di balik setiap pilihan, ada kekuatan untuk menciptakan perubahan. Hidup bukan tentang mencapai puncak tertinggi, tetapi tentang menemukan kedamaian di setiap perjalanan yang kita jalani. Cinta, integritas, dan keberanian untuk menjadi diri sendiri adalah kunci untuk hidup yang penuh makna. Seiring waktu, kita belajar bahwa kebahagiaan sejati datang bukan dari apa yang kita miliki, tetapi dari siapa kita menjadi."
TAMAT...