Dua tahun diabaikan oleh suami karena suatu kesalah pahaman yang bahkan tidak diketahuinya
Permintaan untuk perceraian oleh suami yang bahkan tidak pernah memandangnya membuat Yuna mengambil langkah berani untuk tidur dengan lelaki sewaan
Lalu apa yang akan terjadi jika gigolonya adalah suaminya sendiri?
Hanya tulisan ringan, slow update
Mohon tinggalkan komentar setelah membacanya...please🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farhati fara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2 Tahun 4 bulan 6 hari 19 jam
Dua teman baru itu larut dalam cerita mereka dan Yuna dapat merasakan kemiripan akan kisahnya dengan Renata walau tidak sepenuhnya sama
"Rena, apa buah kesukaanmu? Kudengar ibu hamil akan bagus jika memakan buah. Nanti akan ku hadiahkan kepadamu sebagai ungkapan selamat dariku" ujar Yuna masih dengan senyum tulusnya
"Tidak perlu Yuna, aku tak ingin merepotkan." Renata menolak dengan mengibas-ngibaskan tangannya
"Mungkin ini hanya hadiah murahan bukan sesuatu yang berharga seperti yang orang lain beri. Mana ada orang yang memberi buah sebagai ucapan selamat? Tapi aku tulus memberinya"
"Yuna, bukan maksudku be_" ucapan Renata terpotong saat Yuna menggapai kedua tangan wanita itu dan tersenyum
"Masa-masa yang kamu lewati bukanlah hal yang mudah, maka dari itu aku ucapkan selamat padamu dengan sepenuh hati, dan jaga dirimu agar bisa melahirkan anak yang sehat. Semoga saja aku bisa kuat sepertimu nantinya." jelas Yuna yang membuat Renata terharu hingga matanya berkaca-kaca
"Terima kasih, Yuna! Kamu tahu, kamu adalah orang pertama yang benar-benar peduli sama kisahku... banyak yang memberi selamat padaku karena telah berhasil keluar dari semua masalah yang menimpaku, tapi mereka yang bersimpati padaku adalah mereka yang menusukku dari belakang, mereka bergosip seakan mereka tahu segalanya, dan ini pertama kali seseorang benar-benar peduli padaku." Renata beralih memeluk Yuna. Nyatanya dia juga hanya seorang wanita yang rapuh
"Iya, aku mengerti. Sebenarnya aku tidak akan pergi ke pesta seperti ini kalau bukan sahabatku yang mengadakan acaranya, aku benci berbaur dengan penggosip" timpal Yuna yang memandang Renata teduh setelah melepaskan pelukan mereka
"Saya merasa kalau kamu lebih menderita, Yuna. Kamu memiliki seorang suami yang bisa dibilang sebagai penguasa dan juga saya melihat tadi bagaimana Tuan Aaron memeluk wanita lain, sepertinya didalam sana mulai heboh dengan kejadian itu, dan saya tahu seberapa sakit itu karena saya pernah di posisi itu." Yuna menunduk ketika mendengar tuturan itu. Sungguh harga dirinya terluka karena sikap brengsek seorang Aaron
"Aku menyedihkan bukan? Sangat menyedihkan, sampai-sampai aku meraaa tidak punya harga diri lagi," ujar Yuna yang menatap pada langit malam yang gelap tiada berbintang. Langit saja tahu bagaimana penggambaran hatinya saat ini
Setetes air asin yang berasal dari matanya turun membasahi pipi mulusnya. Walau seberapa hebat pun dirinya menutupi semuanya, tetap saja dirinya hanyalah wanita rapuh yang haus akan kasih sayang
Yuna tidak tahu perihal apa yang membuat suaminya begitu membencinya. Seingatnya, dia tidak pernah punya masalah dengan Aaron sebelum pertemuan mereka untuk menikah. Yuna menggeleng pelan, mencoba menghilangkan berbagai prasangka buruk yang tergambar di kepalanya. Dia akan mencoba tidak peduli, dan akan hidup damai setelahnya
Melihat Yuna yang menangis, Renata mencoba untuk menghibur teman barunya itu
"Tapi, masih ada harapan untuk tuan Aaron berubah! Suamiku dulu membenciku, tapi akhirnya dia menyesal dan kembali kepadaku. Mungkin saja Tuan Aaron nantinya akan sama"
"Andai masalahnya semudah itu" batin Yuna berujar sembari menghapus air matanya dan tersenyum pada Renata
Apakah dia perlu memberitahu Renata bahwa dia akan segera bercerai dengan Aaron?
"Rena, sebenarnya aku sama Aaron akan ber_"
"Nyonya Nelson, Anda disini! Saya sudah mencari Anda kemana-mana sedari tadi, harap Anda kembali ke kursi Anda... tuan rumah mencari Anda." suara Jimmy menghentikan kalimat Yuna yang akan membeberkan perceraiannya dengan Aaron
Kedua wanita itu menatap Jimmy dengan dua ekspresi berbeda. Yuna menatap bawahan suaminya itu dengan ekspresi jengah, sedang Renata hanya terlihat bingung
"Siapa yang mencariku? Bima atau Risa?" tanya Yuna yang hanyalah basa-basi
Jimmy tidak menjawab, hanya mengikuti Yuna yng kini berjalan kembali kedalam Aula acara setelah berpamitan dengan Renata dan undangan teman barunya itu untuk bertemu lain kali berbincang-bincang. Andai Yuna tau bagaimana Jimmy saat ini mengumpat dalam hati saat dia harus berbohong kalau tuan rumah yang mencari Yuna, padahal itu hanya alasan yang digunakannya karena perintah bos-nya. Jimmy merasa Aaron sudah berubah pada Yuna sekarang, kendati ada wanita lain yang saat ini menemani tuannya itu
"Risa..." sapa Yuna saat mendekat pada sahabat sekaligus tuan rumah acara tersebut, sedang Jimmy memutar langkah untuk menghilang sekarang, dia harus segera melaporkan pada Aaron dimana dirinya menemui Yuna setelah mengelilingi seluruh tempat mencari istri tuannya itu
"Kau mencariku?" tanya Yuna lepas dengan senyum yang terkembang
Risa yang melihat Yuna langsung memeluk sahabatnya itu. Dia memang mencari Yuna tadi, untuk memastikan apa yang terjadi beberapa saat lalu, perihal Aaron yang memeluk wanita lain
"Kau tidak apa-apa?" tanya Risa khawatir
"Tentu saja, memang apa yang bisa terjadi padaku?" Yuna balik bertanya saat melihat raut wajah Risa yang khawatir
"Kau tidak melihat apa yang Tuan Aaron lakukan tadi?" ujar Risa lagi membuat Yuna mulai mengerti apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu
"Oh itu, kau tak perlu khawatir. Perempuan itu hanya temannya Aaron." Yuna mengibaskan tangannya seakan itu bukan masalah dan dia berbohong sekarang
"Benarkah?" Risa kembali memastikan
"Iya! Tentu saja"
"Syukurlah..." terdengar helaan nafas lega Risa saat mendengar jawaban Yuna. Dari situ Yuna dapat melihat kalau Risa benar-benar tulus menyayanginya sebagai seorang sahabat
🍀🍀🍀
Yuna lagi lagi menghelakan nafasnya lelah saat dia harus kembali ke kursinya disamping Aaron disaat dirinya ingin sekali pulang dan bergelung dengan selimutnya. Yuna sudah mencoba meminta izin untuk kembali pada Risa dengan alasan dia lagi kurang sehat dan butuh istirahat, tapi sahabatnya itu bersikeras agar dirinya tetap tinggal hingga acara selesai
"Tuhan, aku malas sekali bertemu dengan Aaron sekarang. Bisakah buat aku tidak perlu duduk berdampingan dengan pria itu..." batin Yuna berdoa
Dari jauh Yuna sudah menangkap sosok sang suami dengan retina matanya, dapat dilihatnya Aaron yang larut dalam perbincangan dengan wanita yang bernama Helena yang dipeluk suaminya itu
Melihat itu Yuna semakin malas untuk kembali ke kursinya, tapi lagi-lagi dia tidak punya pilihan. Dia tetap melanjutkan langkahnya kesal sambil menunduk hingga...
Bruukk...
Aaoww...
Dirinya jatuh terduduk setelah menabrak seseorang yang memiliki tubuh lebih besar darinya hingga dirinya terbanting dan jatuh ke lantai
"Maaf Nona! Anda baik-baik saja?" Yuna mendongakkan wajahnya saat mendengar suara itu yang ternyata seorang pria
"Apa aku terlihat baik-baik saja?" Yuna bukan bermaksud membalas seperti itu tapi dirinya merasa sangat malu sekarang ini. Dia jatuh seperti sekarang ini, sakitnya tak seberapa tapi malunya sampai tua ditatap oleh banyaknya pasang mata tamu pesta tersebut
Si pria mengulurkan tangannya dan membantu Yuna untuk berdiri sedang tatapan mata si pria tampak terpaku pada wajah Yuna, bukan karena cantik tapi ada hal lainnya
"Dua tahun empat bulan enam hari sembilan belas jam..." seru si pria tiba-tiba sedang matanya masih terpaku pada Yuna dengan tangan yang masih memegang tangan Yuna, bahkan setelah wanita itu berdiri tegak sekarang. Wajah Yuna berkerut bingung mendengarnya
"Apa maksudmu??"
.
.
.