(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Melihat kondisi putrinya yang berantakan membuat Dom semakin murka. Pria yang bulan depan genap berusia 70 tahun itu menatap tajam putrinya. "Luc, kenapa kau tidak mendengarkan Arion?!" geram Dom pada putrinya yang kini berdiri dihadapannya dengan kepala tertunduk dalam, tak berani menatapnya.
"Mi scusi (Maaf)," jawab Luc merasa bersalah dan menyesal atas tindakannya yang membangkang.
"Setelah ini Daddy tidak mau tahu, kau harus selalu berada dalam pengawasan Arion meski di dalam rumah sekalipun!" Dom menunjuk wajah putrinya yang tampak kacau dengan penuh emosi.
Luc mengangguk paham. Rasanya sudah ingin menangis tapi di tahan karena ia tidak ingin melihat ayahnya semakin murka. "Mommy mana?" tanya Luc dengan nada pelan, seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang tengah itu namun ia tidak menemukan keberadaan ibunya. Biasanya sang ibu yang akan membelanya saat ia dimarahi ayahnya.
"Mommy tidur! Dan jangan harap kau mendapatkan pembelaan dari Mommy!" jawab Dom tegas.
"Masuk ke dalam kamarmu sekarang juga!" titah Dom seraya menunjuk arah tangga dengan perasaan kesal dan emosi luar biasa.
"Daddy jahat! Saat ini kondisiku sedang tidak baik-baik saja, tapi kenapa Daddy sama sekali tidak menanyakan keadaanku? Yang ada Daddy malah memarahiku!" protes Luc dengan pandangan berkaca-kaca saat menatap ayahnya.
Arion berdiri tegap di belakang Dom. Wajahnya selalu saja terlihat datar tidak berekspresi, bahkan ia terlihat tidak mempedulikan Nona Muda yang pulang dengan keadaan kacau.
"Ini adalah konsekuensi yang harus kau terima karena keluar malam tanpa mau dikawal!" sahut Dom datar.
Pandangan Luc langsung beralih menatap Arion dengan tajam. Rahangnya mengeras, dan menatap benci pada pria tersebut, "Daddy harusnya menyalahkan dia! Seharusnya dia tetap mengawalku meski aku tidak mau!" Luc mulai mencari pembenaran, melemparkan masalahnya pada orang lain. Padahal hal tersebut adalah sifat yang tak terpuji.
Dom menoleh pada Arion yang tetap tenang dan datar. "Benar katamu, Arion. Jika putriku harus mendapatkan pelajaran terlebih dahulu agar dia sadar kalau diluar sana sangat berbahaya untuknya. Sekarang kau kembali ke kamarmu dan beristirahat," titah Dom, lalu diangguki Arion. Mendengar ucapan ayahnya tentu membuat Luc kesal bukan kepalang, karena ayahnya bukan membelanya malah membela bodyguard tua itu.
Dom akhirnya tersadar kalau putrinya terlalu keras kepala dan angkuh, jadi tidak masalah kalau putrinya ini mendapatkan pelajaran yang setimpal di malam ini, setidaknya putrinya pulang dalam keadaan selamat, dan semoga dengan kejadian ini ada sedikit perubahan dari sifat Luc yang suka membangkang, egois, dan keras kepala.
Arion pamit undur diri menuju kamarnya, karena waktu sudah lewat tengah malam, dan tubuhnya juga butuh istirahat.
Melihat Arion berjalan menaiki anak tangga, Luc pun bergegas mengikutinya.
"Dasar pengadu! Mulutmu ternyata seperti seorang wanita!" geram Luc saat mencibir Arion sambil berjalan melewati pria tersebut.
Arion diam tanpa menyahut cibiran nona muda. Ia hanya mendengus kesal saja sambil terus melanjutkan langkahnya.
"Apakah kau tuli!" Luc yang sudah berjalan mendahului Arion akhirnya menghadang langkah pria tersebut dengan berdiri di tengah tangga sambil berkacak pinggang, seraya menatap tajam Arion yang sama sekali tidak berekspresi atas segala tindakan yang sudah ia lakukan.
"Lebih baik Anda menyisir rambut dan membersihkan make-up Anda yang berantakan. Saat ini Anda terlihat sangat menyeramkan seperti hantu wanita!" balasan Arion begitu menusuk hati dan kepala Luc.
Wanita itu mberengut kesal dan mengeraskan rahangnya, tapi beberapa saat kemudian ia segera balik badan, melanjutkan langkahnya menapaki anak tangga menuju kamarnya.
Malu?
Yap! Tentu saja ia malu saat mendengar perkataan Arion yang begitu menusuk sampai ke relung hatinya yang paling dalam. Pasalnya ia selalu tampil sempurna dalam keadaan apa pun. Ia selalu terlihat cantik dan mempesona, tapi kali ini ... hanya di hadapan Arion saja penampilannya seperti hantu wanita.
Sungguh sial!!!
Sampai di dalam kamarnya, Luc langsung mematut diri di depan cermin meja rias. "Arghhhhh!!!!!!" teriaknya sangat keras saat penampilannya bukan seperti hantu wanita melainkan iblis wanita. Rambutnya acak-acakan, make up-nya luntur, terutama di bagian mata.
Di kamar sebelah. Arion tertawa geli saat baru memasuki kamar dan mendengar jeritan nona muda. "Dia pasti ketakutan melihat wajahnya sendiri."
"Ini sungguh memalukan!" pekik Luc sambil berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. "Arghhh!!!!" Lagi-Lagi di dalam kamar mandi, ia berteriak histeris, merutuki penampilannya seperti iblis wanita. Setelah puas menjerit, ia membuang nafas kasar sembari berkata, "tidak apa-apa seperti iblis atau hantu wanita, yang terpenting aku lolos dan selamat dari para penjahat itu," ucap Luc menenangkan dirinya sendiri sambil mematut diri di depan cermin kamar mandi. Namun beberapa detik kemudian ia kembali terdiam, lalu kembali berteriak histeris seperti orang kesetanan.
***
Kasihan Luc, tapi pengen ngakak 🤣
Jangan lupa like, dan dukungan lainnya