NovelToon NovelToon
Terpaksa Berjodoh

Terpaksa Berjodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mengubah Takdir
Popularitas:29.6k
Nilai: 5
Nama Author: Puji Lestari

Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 35

" Ma, qai pamit ya?" Ucap qaila dengan lesu.

" Gak mau nunggu gavi aja?" Tanya mama anggi.

" Enggk deh, kayanya gavi masih lama sama aqila." Balas qaila lirih.

Mama Anggi yang melihat kesedihan yang mendalam terpampang di wajah Qaila pun merasa begitu bersalah kepada anaknya itu.

Apalagi saat ini Qaila tengah mengandung, di mana segala masalah ini dapat membuatnya terlarut dalam pikiran dan mempengaruhi kehamilan serta kesehatan jiwanya.

"Mama antar saja, gimana?" tawar Mama Anggi dengan penuh kekhawatiran, wanita itu tak tega membiarkan Qaila pulang seorang diri menghadapi beban hati yang begitu berat.

"Gak usah, Ma. Qai udah pesen taksi nih," ucap Qaila sambil menunjukkan aplikasi taksi online miliknya, berusaha tersenyum meski air mata menggelayut di kelopak matanya.

Di saat seperti ini, hatinya merindukan dukungan dan belaian hangat kasih sayang dari ibunya, namun dia tahu diri tak ingin merepotkan sang ibu yang sudah cukup memikul beban berat di pundaknya.

Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam, baik gavi maupun aqila belum juga pulang. Membuat perasaan qaila semakin tidak tenang dan berpikir yang tidak tidak dengan dua orang itu.

" Taxi nya udah di depan ma, qai pamit pulang ya, salam buat papa sama aqila nanti." Ucap qaila lalu menyalami tangan mama anggi.

" Maafin mama ya qai?" Ucap mama anggi menahan tangan qaila.

" Mama gak salah ma, udah gak usah di pikirin. Qai pulang sekarang, mama jangan lupa istirahat ya." Ucap qaila lagi, lalu menyempatkan mencium pipi mama anggi.

" Assalamualaikum!" Seru qaila.

" Waalaikumsalam." Balas mama anggi sambil menghela nafasnya.

Setelah sampai di dalam taksi, Qaila segera menyandarkan tubuhnya pada jok belakang. Airmata yang sudah tertahan sedari tadi langsung jatuh membasahi pipinya yang pucat.

Semua kekuatan yang ia gunakan untuk menahan perasaannya selama ini, kini terasa sia-sia. Airmata tak lagi terbendung, meluncur deras membanjiri wajahnya.

Qaila berusaha mengusap pipinya yang basah oleh air mata, namun tak ada hentinya air mata itu terus menetes. Ia merasa frustasi dengan keadaannya, seraya membentak dalam hati,

"Kenapa gue begini? Seharusnya gue gak perlu nangis. Bukankah hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya?" Perlahan, suara isak tangis Qaila semakin terdengar, ia kembali menangis di kursi taksi itu. Hatinya terasa luluh lantak, setiap air mata yang terlepas mencerminkan kedalaman rasa sakit dan kecewa yang ia rasakan.

°°°°°

Gavi yang baru saja tiba di rumah mertuanya langsung turun dari mobil, tak sabar menemui Qaila yang masih di dalam. Dengan langkah terburu-buru, laki-laki itu ingin segera mengetahui keadaan Qaila saat ini.

"Qai di mana, Ma?" tanya Gavi langsung pada intinya, membuat Mama Anggi yang tengah asyik menonton TV sampai terperanjat kaget.

"Kamu udah pulang gav?" Mama Anggi langsung berdiri dan menghampiri menantunya.

"Iya, Ma. Maaf Gavi pulang sampai malam gini," ucap Gavi yang benar-benar merasa bersalah.

Mama Anggi pun memahami kekhawatiran Gavi, lalu berkata, "Kamu pulang sekarang aja ke apartemen, Qaila udah pulang dari tadi."

Gavi sontak terkejut, "Qai pulang naik apa, Ma?"

"Tadi Mama mau antar Qai, tapi dia kekeh mau naik taksi, Gav. Jadi Mama gak bisa mengantar Qai pulang," ungkap Mama Anggi dengan nada bersalah.

Gavi menyugar rambutnya ke belakang, laki-laki itu merasa sangat menyesal telah meninggalkan qaila hingga larut malam seperti ini.

"Kalau begitu, Gavi pamit pulang, Ma. Gavi khawatir qaila menunggu dengan cemas," ucap Gavi sambil menyalami tangan mama Anggi.

"Iya, kamu hati-hati di jalan ya, Gav," balas mama Anggi dengan lembut.

Aqila yang sejak tadi berdiri di depan pintu, ternyata mendengar seluruh pembicaraan antara mama Anggi dan Gavi. Gadis itu menatap tajam ke arah Gavi, lalu menatap sinis ke arah mama Anggi.

"Maksud kalian apa?" tanya Aqila dengan nada angkuh, sambil melipat kedua tangannya di dada.

Melihat sikap Aqila, Gavi sama sekali tak terkejut. Sebaliknya, jika Aqila mengetahui semuanya, Gavi justru akan merasa tenang. Tanpa menggubris tatapan Aqila, Gavi melangkahkan kaki melewatinya, menuju keluar rumah.

Hal ini membuat Aqila mengerang kesal melihat sikapnya. "Kamu gak boleh pulang sebelum menjelaskan semuanya, Gavi!" teriak Aqila, namun Gavi tak menggubrisnya dan terus melangkah pergi, meninggalkan Aqila yang frustasi di balik pintu rumah.

Gavi sudah masuk ke dalam mobilnya, laki-laki itu dengan cepat menghidupkan mesin dan langsung melajukan kendaraannya pergi dari sana.

"Aqila?" panggil Mama Anggi, mendekati putrinya dengan hati-hati.

"Stop, Ma!" Aqila memotong, nafasnya memburu dan dadanya sesak.

"Dengarkan mama dulu!" sahut Mama Anggi, merasa sangat cemas akan keputusan putrinya. Namun Aqila tetap teguh, matanya menatap tajam dan jiwanya menyala dengan keberanian.

"Aku gak peduli, Ma. Siapapun yang menjadi milik Gavi saat ini, aku akan tetap berjuang untuk mengembalikannya ke sisiku. Aku tidak akan menyerah begitu saja!" ucapnya dengan lantang, lalu meninggalkan Mama Anggi yang terpaku di tempatnya, tidak menyangka jika Aqila akan sekuat dan senekat ini.

Sesampainya di apartemennya, Gavi segera membuka pintu dan bergegas masuk ke dalam. Ketika tangannya berhasil membuka handle pintu kamar, barulah ia bisa bernafas lega.

Gavi melangkah dengan hati-hati, berusaha untuk tidak membuat suara yang bisa membangunkan Qaila, yang ternyata sudah tertidur pulas di atas ranjang.

"Maafkan Papa ya, sayang. Papa tidak bisa menjaga Mama kamu." Gavi berbisik lembut tepat di depan perut Qaila, sambil mengusap perutnya dengan penuh kasih.

Ia kemudian mencium kening sang istri dengan penuh sayang, lalu merapikan anak rambut Qaila yang menutupi wajahnya. Gavi tersenyum dalam keheningan malam, menyadari betapa bodohnya ia dulu yang tidak bisa membedakan wanita yang pernah ada di hidupnya. Kini, ia merasa lebih yakin dan dapat membedakan kedua wanita tersebut.

"Tidurnya aja cantik banget, si." gumam Gavi, menatap wajah istri nya dengan penuh cinta.

Tangan gavi terus mengusap ngusap wajah qaila, gavi begitu betah menatap wajah cantik qaila yang terlihat begitu teduh.

"Gav?" Panggil Qaila dengan suara serak khas bangun tidur.

"Iya, sayang. Ini aku," balas Gavi.

"Kenapa bangun? Kamu terganggu sama aku, ya?" tanya Gavi merasa bersalah.

Qaila berusaha mendudukkan dirinya, dan Gavi langsung membantunya.

"Haus," ucap Qaila lirih.

Gavi tersenyum, mengambil air yang sudah tersedia di atas nakas. Dengan pelan, Qaila meminum air itu hingga tandas.

"Kamu udah makan belum?" tanya Gavi, sambil menaruh gelas kosong itu kembali ke atas nakas.

"Belum," jawab Qaila pelan.

"Kasihan dedeknya nanti kalau kamu nggak makan. Kalau kamu sakit gimana?" ujar Gavi khawatir.

"Kamu mau makan apa? Biar aku buatin ya?" kata Gavi sambil tersenyum pada Qaila.

"Mau makan mie aja, udah lapar banget," pinta Qaila.

Gavi menggeleng, "Itu nggak sehat, aku nggak mau anakku dikasih makan mie. Aku yang akan buatkan makanan lebih bergizi untuk kamu dan bayi kita, ya sayang?"

Qaila menatap gavi dengan diam, tiba tiba pikirannya kembali pada kejadian tadi dirumah mama anggi. Qaila segera melengos, membayangkan gavi yang telah menghabiskan waktunya bersama qaila.

" Sayang?" Panggil gavi sambil menarik tangan qaila.

" Aku udah gak laper, aku mau tidur."ketus qaila lalu segera membaringkan tubuh nya kembali dan memunggungi gavi.

1
Siti Khoyimah
kecewa sm gavi dn aqila
partini
best
partini
gavi lu ogeb
Karyaku
sabar sengkuui😅🤣
Siti Khoyimah
mikir aqila melulu ,aqila aja gx mikirin kamu qaila jdi gemes deh pingin nabok
Siti Khoyimah
semngat thor
Siti Khoyimah
semngat thor
Siti Khoyimah
semangat peerjuangin qaila ya💪💪
Adi Hidayat
keren
Adi Hidayat
lanjut dong
Siti Khoyimah
aq gak suka karakter aqila
darsih
cerita nya bagus
Tri Wahyuni
ceritanya menarik
Itha Fitra
emang apa yg mreka lakukan smpai di liat qaila
Itha Fitra
tuh kn,rugi kmu aqila..pacar kamu malah berjodoh ama kembaran mu. knp gk ktemu aja dlu,bru ambil keputusan buat kabur atau gk
Itha Fitra
ktemu aja dlu,baru tau jawaban ny.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!