NovelToon NovelToon
"Garis Takdir" (Abimana).

"Garis Takdir" (Abimana).

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:801
Nilai: 5
Nama Author: Khairunnisa Nur Sulfani

Abimana jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Sarah Candra sejak pertemuan pertama dimalam mereka berdua dijodohkan.

Abimana yang dingin tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia menyukai Sarah.
Hal itu membuat Sarah khawatir, jika ternyata Abiamana tidak menyukai seorang wanita.

Berbagai hal ia lakukan agar mengetahui kebenarannya. Sampai pada akhir dimana Abi menyatakan perasaannya dan mengajak ia menikah.

Berbagai ujian menghampiri keduanya, hingga sempat terancam membatalkan pernikahan yang sudah disusun jauh-jauh hari, hingga kembalinya sang mantan kekasih yang meminta nya untuk kembali dan menyebar rahasia yang dilakukan Sarah jika ia menolak.

Akankah hubungan keduanya berhasil hingga ke jenjang pernikahan? Ataukah keduanya akan mencari jalannya masing-masing?

Simak terus disini, yah! 🖐️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khairunnisa Nur Sulfani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Bersalah

Rasa bersalah

Entah kenapa hal tersebut masih saja terus menghantuiku. Aku, aku merasa bersalah sekali, walau aku tidak melakukan apa-apa.

Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahukannya pada Abimana? Apa ia akan mempercayaiku.

Aku mengacak rambutku frustasi. Mengapa pula aku harus mengetahui hal seperti ini. Aku segera keluar untuk menikmati angin malam.

Rupanya Abimana pun tengah mencari angin malam, ia menghampiriku. Rasanya segan sekali. Seolah aku seperti tengah mengkhianati kepercayaannya dan merebut kekasihnya. Aku tidak tahan sekali. Ingin sekali rasanya aku memberitahukan ini padanya. Tapi aku khawatir bagaimana aku akan memulainya.

"Ada apa, Jack? Kau nampak gelisah sekali,” ujar Abi menatapku. Aku menghembuskan nafas berat membuang pandangan ke depan.

"Apa kau mencintai Nona Sarah, sungguh mencintainya?,” tanyaku, yang aku pikir itu akan membuat semua terkejut jika mendengarnya. Aku tidak peduli, aku hanya perlu mengungkapkannya, bukankah ini terjadi tiba-tiba.

"Apa maksudmu? Mengapa kau tiba-tiba menanyakannya?,” ungkapnya serius.

"Hanya ingin tahu saja. Apa kau sungguh ingin menikah dengannya?,” tuturku.

"Tentu saja, Jack. Aku ingin menikahinya. Aku serius. Kau tahu, kau tampak seperti orang yang akan berkhianat seperti yang terdapat di dalam Film kalau menanyakannya,” celetuk Abi dengan nada bercanda.

"Aku serius, Abi. Kau bahkan baru saja mengenalnya. Tidakkah kau ingin mengenalnya lebih jauh lagi," lontarku kali ini dengan nada yang sengaja aku tekankan, agar ia mau memikirkannya.

"Aku tahu kau khawatir. Tapi aku tahu jika Sarah mencintaiku. Jadi tolong, berhentilah. Ini membuatku sangat tidak nyaman!,” ungkap Abi kemudian berlalu pergi.

Seperti biasa, ia akan mengabaikanku. Tidak heran, dalam Film pun akan terjadi hal seperti ini. Padahal dia sebelumnya mengatakan ia sangat mempercayaiku. Apakah cinta akan membuat kita gelap mata?

Aku memutuskan untuk pulang beberapa hari ke Rumah Ibuku. Aku tidak berpamitan pada Abi. Karena aku tahu, ia pasti sedang tidak ingin berbicara denganku. Hal tadi membuat ia kesal dan menjauhiku.

Aku pun seperti itu, sangat kesal sekali padanya. Aku hanya meminta cuti beberapa hari pada Nyonya Luna dan suaminya. Ia tidak keberatan, tetapi ia memintaku untuk memberitahukannya pada Abi. Sebab aku adalah pengawalnya.

Aku sebenarnya tidak ingin karena segan sekali rasanya. Tapi kebetulan Abi sedang lewat di hadapan kami. Nyonya memberitahukan apa yang aku katakan sebelumnya. Ia terdiam beberapa saat sebelum mengiyakannnya.

Sepertinya ia masih kesal akan yang terjadi baru saja. Aku tidak mengerti mengapa ia begitu benar-benar marah. Padahal aku bermaksud baik dan tidak lebih dari itu.

"Ada apa dengan kalian? Sepertinya sedang tidak baik?,” kata Nyonya. Aku hanya diam saja dan meminta izin untuk pulang.

Sebenarnya Nyonya memintaku agar berangkat besok pagi, tetapi aku memilih untuk pulang sekarang saja.

Aku pulang mengendarai Motor kepunyaanku sendiri. Aku bahkan tidak membawa banyak barang.

***

"Assalamu'alaikum, Buk." salamku sesampainya di rumah.

"Wa.alaikumsallam", jawab Ibu menghampiri arah suara dan membuka pintu. Ibu terkejut melihat kedatanganku, mengingat bahwa aku baru saja balik dari sini dan sekarang tiba-tiba saja aku muncul lagi. Tanpa banyak kata, aku langsung memeluk Ibu.

"Ada apa, Le? Kok pulang kamu?" ujar Ibu melempariku dengan banyak pertanyaan yang tidak ku jawab dengan jujur semuanya.

"Kangen Ibuk". kata ku masih pada posisi memeluknya. Ibuku terheran-heran mendengar tanyaku. Tetapi feeling seorang Ibu memang tidak bisa dibohongi. Kalau pun bisa, itu tidak bertahan lama.

"Kamu ribut sama Abi, Le!." ungkap Ibu. Aku hanya terheran-heran dengan jawaban Ibu yang sepertinya tahu tanpa aku harus mengatakannnya.

"Masalah calon Istrinya!" kata Ibu sambil meraih barang yang ku bawa dan meletakkannya di Kamar.

°°°

Aku menemui Jackson dan menanyakan itu. Jujur aku pun sangat khawatir. Bagaimana jika ia memberitahukannya pada Abi. Apa yang telah aku lakukan dihari pernikahan ku yang semakin dekat ini?

Aku berbuat kesalahan, dan aku pikir ini fatal. Aku mencintai Abi tapi aku masih tidak tahu ada apa denganku.

Mantan kekasihku tiba-tiba muncul lagi di hidupku. Bukan, keputusan itu tidak kami putuskan bersama-sama. Lebih tepatnya aku meninggalkannya. Ia seorang lelaki yang sangat buruk, ia sering memerasku, pemabuk, bermain wanita bahkan tidak segan memukul.

Kesalahanku hanya satu, aku hamil anak lelaki itu. Tapi aku meninggalkannya dan kami pindah kemari.

Siapa sangka ia datang kembali, ia mencari tahu alamatku dan juga tentangku. Ia tahu tentang Abi dan pernikahanku yang sebentar lagi. Ia mengancamku, ia memerasku, jika aku tidak melakukannya lagi dengannya, ia akan memberitahukan hal itu pada Abi dan akan menghancurkan ikatan kami.

Tentang aku yang pernah hamil. Aku menggugurkan bayi itu dan Mama, ia tahu itu. Aku tahu, lelaki itu bukan tidak mau menikahiku, aku tahu ia mau mengakui bayi itu. Tapi aku, aku yang tidak mau.

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana pernikahanku dengan pria semacam itu. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku dan anakku kelak dengan lelaki yang tidak memiliki masa depan itu.

Mama setuju dengan keputusan itu. Kami pindah ke sini, bahkan mama jauh-jauh untuk menyekolahkanku diLuar Negeri agar aku tidak terus-terusan terkurung dalam bayangan lelaki itu.

Tetapi hari ini, ia kembali lagi kemari dan menghubungiku. Aku tidak mau, tapi ia mengirimkanku alamat Abi bahkan nomor teleponnya.

Ia tidak segan akan menceritakan semuanya dari awal. Aku menemuinya dengan terpaksa. Ia memintaku untuk kembali ke pelukannya tapi aku menolak dengan baik.

Aku berusaha untuk tidak membuatnya marah, tapi ia bilang, ia akan menerima itu jika aku bersedia melakukan hal itu dengannya.

Bodohnya, aku setuju dengan hal itu. Aku melakukan itu dengannya meski tidak sampai melakukannya hingga jauh.

Aku beralasan untuk melakukannya nanti. Teleponku berbunyi ada panggilan masuk dari nomor tak di kenal. Aku mengangkatnya tapi tidak ada suara siapa-siapa. Lelaki itu bertanya itu siapa padaku tapi aku tidak tahu, ia mendumel dan mengatakan jika itu mengganggu.

Ia kembali hendak memukulku, tapi lampu hijau telah aktif. Itu membuat ia mengurungkan niatnya, ia mengantarku pulang. Entah mengapa aku merasa sangat ketakutan aku merasa hidupku akan kembali hancur. Dan pelarianku selama ini akan sia-sia.

Abi mengajakku untuk makan dan bertemu di Cafe yang sudah kami janjikan. Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka dan soal Jackson menelponku.

Aku berlari ke Toilet untuk menenangkan diriku, aku sangat khawatir sekali. Bagaimana jika ini akhir dari sesuatu yang bahkan belum aku mulai?

Aku ingin menikah. Aku ingin memiliki suami dan memiliki kehidupan normal layaknya orang biasanya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengajak Jackson untuk bertemu.

Kau tahu, aku berusaha untuk kuat saat itu. Aku tahu Jackson sudah mengetahui nya meski aku tidak tahu sejauh mana ia mengetahuinya. Tapi lagi, aku membuat kesalahan. Aku sengaja mencium Jackson dan mengambil gambarnya. Aku mengancam Jackson jika ia memberitahukan itu pada Abi maka aku pun tidak segan untuk memberitahukannya pada Abi.

Karena dengan begitu, aku pikir Jackson tidak akan melakukannya. Aku ingin minta maaf padanya, aku juga ingin mengakui semuanya tapi aku takut ia akan mengatakannya pada Abi. Mengingat hubungan mereka yang tak hanya rekan kerja dan pengawal saja, tapi lebih dari itu. Mereka adalah teman jauh sebelum Abi mengenalku.

***

Ibu menghampiriku di Kamar. Ia menanyakan mengapa aku tampak tak bergairah sekali hari ini.

" Lelaki itu datang lagi, Bu ". jelasku dengan menangis.

" Siapa maksudmu sayang? ". tanya Ibu menatap lekat mataku. Aku hanya menangis sesegukkan.

Ibu memelukku dan aku merasa cukup tenang untuk beberapa saat.

Setelah aku merasa cukup tenang, aku menceritakan semuanya pada Mama. Termasuk soal Jackson yang sepertinya sudah mengetahuinya.

Mama memintaku untuk cukup tenang dan berpikir secara rasional. Mama mengatakan padaku agar mau menceritakannya pada Abi dan jujur sejak awal karena mama tahu, dari awal ini sudah salah.

" Kau tahu, Nak. Lelaki yang mencintaimu tidak peduli bagaimana masa lalu mu, ia akan tetap bersamamu karena kau adalah masa depannya. Tapi kau harus memberitahukan itu padanya. Karena akan salah, jika ia mengetahui itu dari orang lain ". kata mama menenangkan.

1
miilieaa
wah ini novel keren loh, semangat berkarya kak
@Rapunzell123: Wah, terima kasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!