"Mau gak Lo jadi pacar gue?"
"Gue udah jadi istri Lo kalau Lo lupa"
"Jawab atau gue cium Lo di sini"
UTTARA PRADIPTA ARSENIO putra tunggal seorang konglomerat di jakarta yang pindah ke sekolah baru untuk mengejar cinta pertamanya. Siapa sangka karena sebuah kesalah pahaman dia malah harus menikah dengan FANAYA LOVANIA seorang gadis biasa yang terkenal ambisius dan cerdas. mereka menyembunyikan pernikahannya dengan teman sekolahnya dan berjanji akan berpisah setelah lulus sekolah.
lalu bagaimana perasaan Uttara dengan cinta pertamanya? mengapa di saat melihat Fanaya di dekati pria lain Uttara merasa cemburu. akankah tumbuh rasa cinta di antara keduanya? atau mereka tetap teguh berpisah dan menganggap tidak ada yang terjadi di antara keduanya?
yuk baca lanjutannya gengs di jamin menghibur
happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TUGAS BERPASANGAN
Besok paginya Fanaya bangun lebih awal, pesanan kue yang banyak membuat ibunya kewalahan dan akhirnya Fanaya harus turun tangan membantu sang ibu. Alhasil Fanaya terlambat ke sekolah karena sempat ketiduran setelah mandi
"Tumben Lo telah Nay?" tanya Reina. Beruntung pelajaran pertama belum di mulai.
"Gue ketiduran sehabis mandi, perdana gue telat seumur hidup gue. Gue ke ruang guru dulu ya, tumben Bu Lilis telat masuk kelas"
Inilah kenapa tugas ketua kelas sangat berat di SMA Garuda ini. Guru tidak datang ke kelas maka tugas ketua kelas mencari guru tersebut dan berperan sebagai guru pengganti yang mengajarkan teman-temannya di kelas. Kini Fanaya akan mencari guru fisika yang nggak kalah killer nya dengan Bu Ita, dan mungkin saja akan menggantikan guru itu memberikan pelajaran fisika di kelasnya.
Sesampainya di ruang guru Fanaya tidak menemukan satupun guru ada di sana. Entah kemana perginya semua guru tersebut
Tidak mau kembali ke kelas dengan tangan kosong, Fanaya pun berinisiatif untuk pergi ke ruang meeting barangkali semua guru sedang rapat di sana.
Benar sekali semua guru sedang berkumpul di ruang meeting dan di depan guru berdiri dua orang yang Fanaya tau sebagai pemilik sekolah ini. Semua dapat Fanaya lihat dari kaca ruang meeting tersebut.
"Balik ke kelas aja deh mumpung guru lagi rapat, gue bisa tidur sebentar" gumam Fanaya lalu berbalik meninggalkan ruang meeting tersebut.
"Au...!" pekik Fanaya. Dia tak sengaja menabrak orang yang berdiri di belakangnya.
"Lo lagi, Lo lagi. Sudah dua kali ya Lo nabrak gue" ucap Uttara
"Lo yang ngapain berdiri di sini? Ngalangin jalan gue tau nggak?" balas Fanaya kesal
Belum sempat Uttara membalas kata-kata Fanaya pintu ruang meeting tersebut terbuka. Bu Lilis keluar sambil membawa sebuah buku. "Kebetulan banget ini tugas buat kelas kalian. kerjakan per kelompok. Kelompoknya udah ibu bagi-bagi jadi kalian tinggal mengerjakan saja tugasnya" ucap Bu Lilis sambil memberikan buku di tangannya pada Fanaya.
Pelajaran belum di mulai tapi sudah di beri tugas. Nasib sekolah di tempat para manusia pintar.
...****************...
Fanaya menghela napas berkali-kali. Sementara tangannya dengan lincah mengerjakan tugas dari Bu Lilis.
Kenapa dia harus satu kelompok dengan Uttara. Bukan kelompok tapi berpasangan. Ya Bu Lilis memberi tugas yang harus di kerjakan berpasangan bukan berkelompok.
"Lo bisa nggak sih nggak usah jepret sana jepret sini? Kerjain nih tugas!" sentak Fanaya kesal. Entah kenapa Uttara selalu sukses bikin emosi jiwa.
"Kerjain aja sendiri" balas Uttara sambil memotret Mutiara. Tak puas memotret kini Uttara menggeser tempat duduknya agar mendekat pada gadis pujaannya itu
"Emang dasar Lo cowok sialan. Kenapa gue harus pasangan sama Lo sih?!" gerutu Fanaya sementara itu Uttara hanya tertawa-tawa bersama Mutiara. Rasanya Fanaya ingin menjambak rambut pemuda itu sampai botak agar tidak tampan lagi
"Kerjain bagian Lo atau gue lapor Bu Lilis!" ancam Fanaya sambil memberikan dua lembar kertas kosong kepada Uttara
Pemuda itu memutar matanya lalu mengambil kertas itu. "Dasar pengacau!"
"PENGACAU!"
Satu kata dari Uttara untuk Fanaya. Menurutnya gadis itu mengganggu saat dia lagi asik cerita sana sini sama Mutiara .
Dia terpaksa mengerjakan tugas-tugas fisika yang di berikan oleh Fanaya tadi.
Sementara Fanaya kembali ke tempat duduknya dan membaca buku
"Nay, ajarin kita soal ini dong" bisik Reina. Dia yang mendapat pasangan Aldo itu hanya bisa gigit jari. Aldo tidak bisa di harapkan sama saja dengan dirinya yang lemah di pelajaran fisika ini.
"Di kelas 1 kita sudah belajar ini Re, lupa ya?" ucap Fanaya. Kini dia dengan cepat mengerjakan soal milik Reina dan Aldo
15 menit kemudian 20 soal selesai di tangan Fanaya. Gadis berotak encer itu bisa dengan mudah mengerjakan soal-soal yang menurut siswa lainnya di anggap rumit.
"Salin ulang, pelajari apa yang gue tulis, kalau perlu kalian hafal. Jangan sampai pas Bu Lilis tanya kalian nggak bisa jawab, bisa-bisa gue yang kena hukum!"
Reina dan Aldo ber TOS ria. "Makasih ya cintaku kalau gini gue bisa tidur nyenyak malam ini" ucap Reina
"Sama-sama" jawab Fanaya. Gadis itu lalu menoleh ke belakang. Fanaya menghela napas melihat Uttara bukannya mengerjakan tugas tapi malah mengganggu Mutiara yang sedang mengerjakan tugas bersama pasangannya.
"Kenapa Nay?" tanya Aldo. Sejak tadi ia memperhatikan Fanaya yang menoleh pada Uttara. "Lo suka sama Uttara?"
"Ha? Coba Lo ulang pertanyaan Lo tadi?"
Tiba-tiba Fanaya terpingkal."Mimpi apa gue bisa suka sama orang modelan kaya dia? Walaupun dia ganteng sayangnya dia nggak bisa memikat hati gue. Jelek-jelek gini gue bisa milih kali Do"
"Yang bilang Lo jelek siapa Nay?" tanya Aldo. "Lo cantik pake banget malahan. Picek mata orang yang bilang Lo jelek"
"Hu.... Dasar buaya rawa! Walaupun Fanaya cantik gue jamin nggak bakalan suka sama Lo. Pergi Lo sana!" usir Reina. mulut manis Aldo memang selalu sukses membuat gadis itu naik darah.
Bukannya pergi, Aldo malah merebahkan kepalanya di meja. "Kenapa sih kita harus belajar fisika, matematika, dan kimia? Emangnya nanti kalau mau belanja kita harus ngeluarin semua rumus yang kita pelajari ya? Enggak kan? Duit kok yang kita keluarin, bukan rumus delapan tahun gue sekolah. Pelajaran yang paling gue suka cuma satu, jam istirahat"
Reina dan Fanaya mendelik. Pikiran macam apa yang ada di dalam otak Aldo ini?
"Kalau buat belanja memang yang di keluarin duit. Semua rumus itu tidak berguna sama sekali. Tapi guna rumus-rumus itu biar Lo mudah cari kerja dan ngasilin duit. Ngerti nggak Lo?" Fanaya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aldo yang kini malah ternganga
"Oh, gitu ya Nay? Cara pikir orang cerdas memang beda" ucap Aldo sambil mengangguk
"Iya memang beda sama pola pikir orang yang punya otak udang kayak Lo!" sahut Reina yang berhasil membuat Aldo mendelik
"Sialan Lo Re!"
"Makanya pergi sana Lo, lama-lama gue gedek lihat muka Lo! Lagian kan tugas kita udah kelar, tinggal salin aja. ngapain lagi Lo di sini, pergi Lo!"
"Iya gue pergi! Jangan pernah cari gue lagi!"
Aldo akhirnya pergi keluar kelas, dia sepertinya butuh udara segar agar otaknya kembali fress