Dinikahi Tuan Muda

Jika aku secantik Freya, apa semuanya akan berbeda?

Apakah ia akan mengabaikan masalah kecil seperti ini?

Apakah aku benar di buangnya karena aku tidak cantik?

"Haa.. saya bahkan tidak berpikir sekalipun bahwa anda tidak cantik, Adeline!", ucap Rey padaku.

"tetapi saya pikir hati anda sangatlah cantik, tapi ternyata saya sangatlah salah! Sudahlah, tidak ada lagi yang ingin saya katakan!", Rey kembali berbalik berjalan meninggalkan ku.

"Rey! Rey! Anda salah paham! Ini semua salah pa-",

Percuma!

Rey sudah memutuskan untuk pergi dariku.

"... Apa kamu sudah puas setelah merampas semua dariku?", dengan nada pelan dan menunduk sangat dalam, aku bertanya pada Freya tentang perasaannya.

"Tidak! Saya belum puas!", jawabnya yang membuatku segera mendongak menatapnya.

Bagai mana bisa?

Setelah semua yang dia lakukan, masih belum puas katanya?

"Dasar wanita sialan!!", dengan sangat marah aku berlari menuju Freya dengan tangan terangkat akan memukulnya.

Namun, suami Freya langsung menangkap tanganku dan berbisik yang membuatku merinding di buatnya.

"Diamlah! Kalau tidak, aku akan menarik lidah itu Sampai putus agar kau tidak lagi berisik!", bisik tuan Marquess sambil tersenyum menyeringai kepadaku.

Dia bagai iblis saat itu.

Semua usaha yang kulakukan selama bertahun - tahun menjadi tidak berarti.

'Semua.. semua telah berakhir!', ucapku dalam hati.

Naluri ku mengatakan kalau aku maju lebih dari ini, Maka aku akan berada di dalam bahaya!

Hidupku sudah berakhir!

Brukk

.

POV Freya

Adeline sudah di tangkap oleh para penjaga keamanan yang telah di panggil oleh Albert.

Aku yakin dia akan segera di adili atas semua perbuatan nya itu.

Aku dan Albert suamiku kini dak perjalanan pulang, setelah menghabiskan tenaga mengurus perbuatan Adeline.

'Ternyata dia adalah orang yang lebih bengis dari yang aku kira!', ucapku sambil termenung menatap keluar jendela kereta kuda.

Bahkan rasanya sayang jika dia di sebut sebagai manusia. Dia bertindak seolah - olah dia adalah orang baik padahal dia adalah orang yang paling jahat.

Betapa munafiknya dia!

Sejak awal, Adeline Hanya berargumen bahwa dia tidak bersalah.

Dia sama sekali tidak merasa bersalah kepadaku yang mengalami kejadian buruk, karena di jual oleh orang jahat setelah di bodohinya.

Kalau saja tadi Albert tidak menghentikan nya di tengah, aku pasti sudah mendengar semua ucapan kejamnya tadi.

"Freya, kalau kamu lelah, kamu bisa bersandar pada ku dan Beristirahat!", ucap Albert membuatku menengok kepadanya.

Dia selalu lembut dan tersenyum dengan tulus di hadapanku.

"Albert, kenapa saya tidak bisa merasa lega seperti yang saya perkirakan sebelumnya?", tanya ku pada Albert sambil menunduk diam.

Apa mungkin karena Adeline tidak memohon dengan sangat ya?

Sebenarnya aku sudah mengatakan semua anggota ingin aku katakan kepadanya sampai aku merasa lega, tapi entah kenapa ada sedikit rasa hampa yang tersisa.

Albert terlihat ikut menunduk dan mengelus janggutnya seperti sedang berpikir.

"Mungkin itu karena kamu tidak bisa menghukum semua orang yang dengan sengaja membuat mu terluka!", jawab Albert sambil menatapku .

"begitukah?", tanya ku memastikan lagi.

"Iya! Saya Baru merasa lega setelah membereskan Semua yang melakukan kejahatan kepada saya sampai tuntas!", ucap Albert sambil tersenyum dan mengangguk anggukkan kepalanya.

Mungkin karena ada perbedaan kepribadian juga.

(Albert Merasa senang dan sukses setelah berhasil menjatuhkan mereka yang Ingin membunuh dan merebut posisinya. Lalu

Berhasil mendapatkan posisinya kembali. Tetapi Freya, bukanlah orang Yang seperti itu)

"Bagaimana kamu bisa berada di panti asuhan itu?", tanya mahesa kepadaku.

"Setelah orang tua saya meninggal karena kecelakaan, tetangga kami datang berkunjung untuk menjenguk saya. Saya mengenal mereka karena mereka sering berkunjung ke rumah kami. Mereka berkata bahwa mereka datang untuk membantu saya ang waktu itu masih kecil dan harus sendiri. Mereka berkata bahwa bisnis ang di jalankan keluarga saya hampir bangkrut Karena investasi yang tidak berjalan dengan lancar. Mereka menjual semua properti Dan berkata itu untuk membayar utang. Dan membawa saya ke panti asuhan itu!", jawabku sambil menerangkan kejadian saat itu.

Tapi, bagaimana caraku menjelaskan situasi pada saat itu?

Rasanya seperti sebuah badai. Aku hanya membawa satu tas kecil dan datang ke panti asuhan yang di tunjukkan oleh pasangan suami istri tersebut dengan tangan yang gemetaran.

"Rumah saya dulu berada di pinggiran kota. Ayah saya lebih suka dengan tempat Yang lebih dekat dengan alam. Dari pada tempat yang dikelilingi oleh hiruk pikuk kota. Beliau ingin pergi lebih jauh lagi, tapi karena bisnis keluarga Kita berada di pusat kota, Kami tidak bisa melakukan nya", lanjutku sambil menerawang jauh seolah kembali lagi ke saat - saat di mana aku masih bisa berlarian di pelataran rumah kami yang di penuhi oleh rerumputan hijau.

"Bukankah panti asuhan ini terletak terlalu jauh dari pusat ibu kota? Kalau dengan kereta kuda saja butuh waktu satu hari jika mengemudikan dengan kecepatan rata-rata, di sekitar kota kan juga ada panti asuhan yang lain!", ucap Albert padaku sambil menggaruk dagu seolah berpikir.

"Saya dulu mengira mereka bermaksud baik", jawabku.

Ya, setelah kejadian dengan Adeline ini, mau tidak mau pemikiran ku jadi serba negatif.

"Dulu, ya?", tanya Albert memastikan.

"Apa setelahnya kamu menyadari ada hal yang aneh?", tanya Albert lagi.

"... Iya!", jawabku dengan sebisa mungkin menahan gejolak emosi yang ada dalam diriku.

Mata yang dahulu tertutup, kini mulai bisa melihat.

"Kalau kamu mau, apa aku perlu mencari tahu tentang mereka? Jika mereka memang tulus membantu Freya, aku juga ingin berterima kasih!", ucap Albert kepadaku.

"Saya paham apa maksud anda", ucapku sambil mengangguk tanda mengerti.

"Tetapi untuk saat ini saya ingin fokus kepada pesta teh yang akan segera di gelar!", lanjutku sambil menatap Albert yang sedari tadi menatapku.

"Saya memang masih banyak kekurangan, tapi.. itu adalah Tempat di mana saya akan di perkenalkan sebagai istri Albert untuk pertama kali!", entah kenapa wajah ku terasa sedikit panas dan ada sesuatu yang menggelitik hatiku.

Saat aku pandang Albert kembali, Albert terlihat begitu menyukai perkataan ku tadi. Dia terlihat sangat senang.

"Freya, kamu benar - benar seseorang yang menjadi definisi dari kata manis ya!", ucap Albert sembari sedikit tertawa.

"Saya masih belum tahu apa hati saya sama seperti hati anda, tetapi Saya sangat berterima kasih kepada anda yang selalu berbuat baik untuk saya! Dan anda secara perlahan semakin menjadi seseorang yang berarti untuk saya! Menyelesaikan masa lalu memanglah penting, tetapi Dari pada itu, Mencin.. tai anda seperti anda mencintai saya itu jauh lebih pen.. Ting!", dengan susah payah aku menyelesaikan kalimat terakhir yang terasa seperti menyangkut di tenggorokan ku.