JANGAB LUPA IKUTU AKUN AUTHOR DAN LIKE KOMEN CERITA INI, MAKASIH💙✨
Keyla Azalea Adhitama dan Arka Arion Adhitama. Kedua remaja itu merupakan saudara sepupu, memiliki kemampuan di luar nalar, yaitu bisa melihat sosok tak kasat mata. Tidak jarang sosok-sosok itu akan menampakan wujudnya yang mengerikan di hadapan Arka dan Keyla, bukan tanpa alasan sosok-sosok itu menampakan wujudnya, namun ada tujuan lain kenapa mereka mendatangi Keyla dan Arka.
Yuk, ikuti ceritanya sampai tamat. Bagaimana perjalanan dua remaja yang menghadapi arwah penasaran yang kerap kali mendatangi mereka, untuk minta bantuan menyelesaikan urusannya di dunia. Dan bukan hanya itu, di cerita ini juga ada kisah percintaan anak sekolah yang manis, dan anak geng motor yang di ketua oleh Arka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tampan dan tinggi
Untuk beberapa detik Sutino menahan nafasnya.
Huftt.
Menghela nafas panjang dan di hembuskan secara perlahan. Menyibakkan baju-baju yang tergantung di dalam lemari itu mencari asal suara
Sutino terdiam keningnya mengerut dalam.
"Tidak ada siapapun di dalam lemari. Lantas siapa yang menangis?" Gumam Sutino heran.
Setelah lemari di bukan dan memeriksanya ternyata tidak ada siapapun di dalam lemari itu.
Sutino menatap ke arah jendela yang tertutup gorden. "Apa mungkin orang di luar? Tapi kenapa suaranya jelas sekali di dalam lemari ini?"
Sungguh Sutino di buat bingung. Di dalam lemari hanya ada baju-baju Kala yang belum sempat ia buang.
Mengusap wajahnya gusar. "Sial." Umpatnya kesal sendiri.
Tidur siangnya jadi terganggu gara-gara kejadian tidak jelas ini.
Brak.
Dengan kasar dan meluapkan emosinya Sutino membanting pintu lemari. Berkacak pinggang, walaupun heran dengan kejadian ini, tapi Sutino tidak ingin memikirkannya.
"Ayaaah"
Deg.
Sutino terpaku di tempatnya dengan tubuh menegang.
Apa dirinya tidak salah mendengar? Ada yang memanggilnya ayah dan itu sangat jelas sekali di telinganya.
Wushhh.
Sraak sraak.
Sutino mengelus tengkuknya yang meremang, angin dingin menusuk kulitnya. Dengan kaku dan perlahan Sutino menoleh menatap ke arah gorden.
"Astaga." Pria paruh baya itu terkejut matanya melotot.
Gorden itu tersingkap-singkap dan bergerak kesana kemari seperti ada yang menariknya.
'Ada apa dengan gorden itu?' Batin Sutino.
Glek.
Menelan ludahnya susah payah, lalu mengucek matanya, mungkin dirinya salah lihat atau halusinasi.
"I-ituu" Sutino bukan halusinasi, gorden itu terus bergerak ke kanan dan ke kiri.
'Dan siapa yang memanggilku ayah? Apa hanya halusinasi ku saja karena mengantuk?'
Yang membuat Sutino semakin heran adalah mengapa bisa ada angin masuk? Sementara kamar ini sangat tertutup, rasanya tidak ada celah untuk angin masuk.
Brtt brtt.
Kepala Sutino langsung mendongak ke atas melihat lampu yang tiba-tiba berkedip-kedip.
"Ada apa dengan lampunya?" Walaupun heran tapi Sutino tidak ambil pusing, mungkin saja lampunya kosleting karena sudah lama tidak di ganti.
Pria gempal itu mengusap keningnya yang berkeringat dingin, hawa di kamar juga begitu panas.
"Ayaaah"
Tubuh Sutino kembali menegang, tangannya terkepal kuat wajahnya berubah pucat. Tidak pernah Sutino merasa takut seperti ini.
Dirinya tidak salah mendengar, suara itu kembali terdengar dan begitu nyata, ada yang memanggilnya ayah.
Dengan ekor matanya, Sutino merasa sesuatu yang janggal dari cermin besar yang tertempel di lemari. Dengan perlahan Sutino menolehkan kepalanya menatap cermin.
Deg.
Mata Sutino membulat sempurna, wajahnya semakin memucat dan tubuhnya gemetar hebat.
"Ayaah"
"ARGHH."
Bruk.
Pria gempal itu jatuh tergeletak tidak sadarkan diri di lantai.
Kala, dengan wujud yang sangat mengerikan muncul di hadapan Sutino.
Sosok itu tersenyum menyeringai seketika darah menetes dari mulutnya.
"Kau harus mendapatkan balasannya, ayaaah" ucapan sosok Kala dengan suara menggema.
Dan dengan perlahan sosok itu melayang menembus tembok lalu menghilang.
****
"Kalian serius, dia siapa?" Tanya Keyla terkejut sambil menatap Geby bergantian menatap Qilla dan Bunga.
Saat ini Keyla Gaby, Bunga Qilla dan Putri sedang berada di kantin, setelah menjalani hukuman mereka langsung pergi ke kantin dan tidak lama kemudian bel istirahat berbunyi.
Benar-benar lelah di hukum membersihkan area sekolah, pada akhirnya Keyla ikut di hukum juga. Begitupun dengan Gladis yang tidak bisa menghindari hukuman, karena si Ketos mengawasi mereka.
Keenan memang tidak pernah main-main jika menghukum.
"Kita juga nggak tau key dia siapa, tapi dia bilang wali lu, gue kira kak Abizar yang akan datang." Ujar Gaby lalu menyedot es teh manisnya.
Kening Keyla semakin mengerut penasaran. Siapa kira-kira orang yang menjadi walinya?
Ya, guru memanggil orangtua mereka atau wali murid untuk datang ke sekolah.
Keyla pingsan jadi tidak tau tentang pemanggil orangtua. Dan Keyla pikir guru memanggil kakaknya, Abizar. Tapi ternyata di luar dugaan. Yang datang bukanlah Abizar melainkan orang lain. Orang itu mengaku sebagai walinya Keyla.
"Kalian nggak salah dengar kan? Masa bukan kak Abizar yang datang"
Keyla masih tidak percaya. Mungkin saja mereka salah mendengar jika pria itu datang menjadi walinya, karena Abizar dan Keyla tidak memiliki saudara lain.
"Kita nggak salah dengar. Di sendiri yang bilang walinya Keyla" Bunga yang bicara.
"Iya key" Qilla membenarkan.
"Ooh iya. Kalau lu liat orang itu beeh, gue yakin lu akan kepincut!!" Heboh Gaby, kembali mengingat paras orang itu yang tidak kaleng-kaleng.
"Wait wait, gue nggak paham apa maksud lo soal kepincut?"
Sungguh Keyla tidak paham, kenapa dirinya harus kepincut orang itu?
"Karena dia ganteng banget!!" Jawab Qilla.
Gaby mengangguk dengan mata berbinar, meletakan sendok di atas piring, menatap Keyla dengan tatapan serius.
"Itu maksud gue Key kenapa lu bakal kepincut sama orang itu, karena dia gantengnya nggak manusiawi bangeet. Sumpah gue baru kali ini liat orang seganteng itu, bahkan Arka aja lewat. Lu tau? Tubuhnya itu kaya tentara, tinggi gagah!!" Gaby mendeskripsikan bagaimana tampannya pria itu dan begitu gagah.
Keyla semakin di buat penasaran saja. Ingat, Keyla itu pecinta yang tampan-tampan.
"Hmm, untuk pertama kalinya gue muji cowok. Ya, dia emang tampan." Timpa Bunga sambil tersenyum tipis.
Ya, benar ini pertama kalinya Bunga memuji seorang pria, biasanya gadis itu selalu cuek saja dengan yang namanya cowok.
Mata Keyla tiba-tiba membulat terkejut sambil menatap Bunga. Seorang Bunga saja memuji ketampanan pria itu. Jadi, seberapa tampan pria itu? Sungguh Keyla sangat penasaran.
Sementara Putri sedari tadi hanya diam saja sambil pelanga-plongo, karena Putri juga tidak melihat orang itu.
Tapi Putri juga penasaran bagaimana rupanya.
"Waah gue jadi penasaran pengen liat mukanya." Ujar Putri.
"Gue yakin kalian juga pasti terpukau dengan ketampanannya, tubuhnya tinggi banget bjirr" Gaby masih mengingat jelas seberapa tingginya pria itu, bahkan Gaby hanya sebatas dadanya.
"Hmm benar, dia tampan dan tinggi." Ujar Bunga sambil manggut-manggut.
"HAAH APA? BUNGA GUE BILANG TAMPAN DAN TINGGI?"
"Uhuk uhuk, anjierr pedasss!!" Pekik Gaby.
"Aduh aduh, minum Gaby!!" Dengan cepat Qilla memberikan es teh.
Mereka terkejut tiba-tiba ada yang berteriak, bahkan Gaby sampai tersedak cireng pedasnya.
Mereka segera melihat ke sumber suara begitupun dengan siswa lain yang ada di kantin. Mereka juga tidak kalah terkejut mendengar teriakan itu.
Seketika Bunga berdengkus sebal sambil memalingkan wajahnya enggan menatap orang yang berteriak tadi. Siapa lagi orang tersebut jika bukan Gama, si pengganggu Bunga.
Gama, Farell Febian dan juga Arvin, ke empat cowok tampan itu berdiri tidak jauh dari meja Keyla.
"Siaal, ngapain sih Lo teriak-teriak Gama?" Kesal Gaby, karena cowok itu dirinya jadi tersedak dan tenggorokannya sakit.
Sementara para siswa lain seketika memekik menyadari adanya inti Scary Tiger.
"Ya ampun Farell ganteng banget!!"
"Seperti biasa jika ada Gama pasti heboh!!"
"Astaga Arvin, cowok itu imut banget pengen deh jadi pacarnya!!"
"Febian pliss lu terlalu keren!!"
"Arka dimana ya kok gak keliatan, padahal gue nungguin dia!!"
Siswa itu langsung kecewa karena tidak melihat Arka bersama teman-temannya.
"Arka pasti sama pacarnya!!"
"Arka terlalu bucin sama pacarnya"
"Iya benar, tapi Arka ganteng banget. Sasya beruntung jadi pacarnya Arka!!"
Terkadang mereka iri dengan kedekatan Keyla dan teman-temannya bersama inti Scary Tiger. Mereka juga ingin dekat dengan cowok-cowok populer itu.
Sementara Gaby yang mendengar pekikan para siswa seketika memutar bola matanya jengah. Selalu saja seperti ini, jika kedatangan Scary Tiger pasti mereka akan heboh.
"Alay banget sih kalian!!" Gerutu Gaby, jengah dengan sikap mereka, seperti bertemu dengan idol kpop saja.
"Ganteng juga Bias gue, Jay Enhypen!!"
"Aah benar banget By!! Ganteng juga Heesung!!" Timpa Qilla lalu kedua gadis itu tersenyum satu sama lain dan bertos ria.
Keyla hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya.
Gama segera berjalan mendekati meja yang ke lima gadis itu duduki. Berdiri di sebelah kursi Bunga.
Bunga menghela nafas panjang, nampak acuh dengan kedatangan Gama.
"Kamu muji siapa? Siapa yang kamu bilang tampan?" Tanya Gama, menatap Bunga sendu.
Siapa kira-kira yang Bunga puji tampan? Rasanya sakit sekali hati mungil Gama.
Terlihat jelas pancaran cemburu dan tak rela dari cowok itu.
Bayangkan saja, gadis yang ia sukai dengan terang-terangan memuji cowok lain, siapa yang tidak Cemburu?
Tapi yang di tanya hanya diam enggan menjawab, karena menurut Bunga itu sangat tidak penting. Dan apa urusannya dengan cowok ini jika dirinya memuji cowok lain? Aneh memang, bukan siapa-siapa tapi cemburu.
"Heeh Gama alias Hama, lu berisik banget sih. Apa urusannya sama lu kalau Bunga muji cowok lain?"
Heran juga Gaby di buatnya, suka-suka temannya saja mau muji siapapun, kenapa jadi Gama yang tidak terima.
Tatapan Gama beralih menatap Gaby. "Jelas urusan gue. Bahkan gue saja tidak pernah di puji oleh Bunga. Laah dia yang notabennya orang lain malah di puji oleh yayang Bunga!!" Ucap Gama menggebu-gebu, sungguh Gama tidak rela Bunga memuji cowok lain.
Mendengar ucapan Gama. Arvin dan Febian seketika saling pandang.
"Kurang satu sendok tuh Bang Gama!!" Ucap Arvin sambil terkekeh geli melihat tingkah Gama.
"Bukan satu sendok lagi tapi lima sendok!!" Ujar Febian sambil tertawa keras.
Setelah puas menertawakan Gama. Kedua cowok itu berjalan mendekati Gama. Sementara itu Farell tidak perduli dengan keributan yang di ciptakan oleh sahabatnya sendiri.
Cowok itu memilih berjalan menuju meja kosong. Tiba-tiba siswa yang Farell lewati memekik kecil.
Mereka selalu terpesona dengan paras tampan Farell, cowok itu selalu cool.
"Heeh bang Gama!!" Arvin berdiri di sebelah kanan Gama, menepuk pundak cowok itu sementara Febian berdiri di sebelah kirinya.
Gama melirik Arvin sekilas dan kembali menatap Bunga. Gama ingin sekali meminta penjelasan kepada gadis itu, siapa cowok yang Bunga puji.
"Emang lu siapanya kak Bunga?" Tanya Arvin heran, mengapa bisa Gama bicara seperti itu seolah Gama dan Bunga memiliki hubungan yang spesial.
Gama menatap Arvin kesal, menggerutu dalam hati. Masih saja Arvin bertanya dirinya ini siapanya Bunga.
"Ya jelas gue calon pacar Kaka lu, Arvin. Masa lu nggak tau sih." Dengan percaya diri Gama menjawab.
"Pftttt---Hahahah" Febian dan Arvin langsung tertawa keras mendengar jawaban Gama.
Sementara Gama hanya mendelik kesal, menurutnya tidak ada yang lucu, tapi kenapa mereka tertawa seperti itu?
"Hahaha. Baru calon anjirrr, percaya diri banget lo, lagipula emang Bunga mau sama Hama kaya lu?"
Pekik Gaby sambil tertawa keras
"HAHAHA MANA MAU BUNGA SAMA LU, GAMA!!" Timpa Keyla.
Ketiga gadis cantik itu tertawa terpingkal-pingkal kecuali Bunga yang hanya diam dengan tatapan datar ke depan, sementara tangannya yang ada di atas meja terkepal kuat, itu untuk menyalurkan rasa kesalnya kepada Gama.
Bunga ingin satu kali saja Gama tidak mengganggunya.